Beragam Pembatasan Selama WWF di Bali: Siswa Belajar Daring-Truk Dilarang

Beragam Pembatasan Selama WWF di Bali: Siswa Belajar Daring-Truk Dilarang

Aryo Mahendro - detikBali
Senin, 13 Mei 2024 12:36 WIB
Tol Bali Mandara dipercantik menjelang acara KTT G20. Tol ini akan dilalui oleh tamu KTT G20 nantinya.
Ilustrasi - Jalan Tol Bali Mandara. (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar -

Beragam pembatasan akan diterapkan selama helatan World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di kawasan The Nusa Dua, Bali. Mulai dari pembatasan kegiatan sekolah, kendaraan, hingga mobilisasi warga luar yang hendak masuk ke Pulau Dewata.

Karobinops Sops Polri Brigjen Auliansyah Lubis mengungkapkan sekolah-sekolah di kawasan Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali, akan ditutup selama pertemuan internasional itu. Seluruh siswa dianjurkan untuk belajar secara daring (dalam jaringan) atau online.

"(Belajar) daring itu akan dilakukan, tapi khusus (sekolah) di Nusa Dua," kata Auliansyah saat konferensi pers terkait pengamanan WWF yang digelar secara virtual, Senin (13/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Auliansyah mengatakan pembatasan kegiatan belajar mengajar itu tidak berlaku untuk sekolah lain di luar kawasan Nusa Dua. Siswa sekolah lain di Bali dapat bersekolah seperti biasa.

Berikutnya, pembatasan terhadap kendaraan juga akan dilakukan selama pertemuan internasional sektor air terbesar itu. Truk ukuran sedang dan besar dilarang beroperasi mulai pukul 08.00 Wita hingga 20.00 Wita pada 18-19 Mei 2024.

ADVERTISEMENT

Adapun, rute pembatasan kendaraan tersebut mulai dari Jalan Bypass Ngurah Rai dari Simpang Pesanggaran sampai Nusa Dua, ruas jalan dari Jimbaran sampai ke Jalan Uluwatu, dan semua jalanan di kawasan Kuta.

"Terkait kegiatan masyarakat yang lain tidak ada pembatasan. Biasa saja. Untuk kendaraan (pengangkut) bahan bakar minyak, gas, hantaran uang, keperluan bencana alam, barang kebutuhan pokok, dan pengangkut logistik itu dikecualikan," terangnya.

Ada pula pembatasan warga dari luar Bali, khususnya dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Auliansyah mengatakan sejumlah kamera pemantau atau CCTV dan alat pengenal wajah (face recognition/FR) telah dipasang di sejumlah titik untuk mencegah masuknya kelompok kriminal dan teroris ke Bali.

Polda Jatim dan Polda NTB, Auliansyah berujar, akan menerjunkan masing-masing 300 personel untuk mengamankan pintu masuk ke Bali. Ratusan polisi itu akan bersiaga di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali.

"Karena ada FR yang memantau dan ada data base kami. Apakah ada pelaku kriminal atau teroris. Ada juga personel yang memang antisipasi. Kalau ada orang yang mencurigakan akan dilakukan pemeriksaan berlapis," jelasnya.

Sebelumnya, Polri telah mengatur skema antisipasi jika terdapat gangguan keamanan lain. Adapun, potensi gangguan keamanan yang sudah terdeteksi adalah adanya kelompok masyarakat yang hendak menggelar unjuk rasa saat perhelatan WWF ke-10.

Polisi menyatakan sudah siap seandainya terjadi unjuk rasa saat WWF. Keinginan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi adalah hak dan bentuk dari kemerdekaan berpendapat. Namun, Aulia berharap aksi unjuk rasa dilakukan setelah perhelatan WWF.

"Mengenai unjuk rasa tetap kami akomodasi. Kami siapkan untuk teman-teman yang menyampaikan pendapatnya di Lapangan Renon akan kami layani," katanya.




(iws/gsp)

Hide Ads