243 Titik Bencana Renggut 5 Korban Jiwa di Bali

Round Up

243 Titik Bencana Renggut 5 Korban Jiwa di Bali

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Senin, 10 Jul 2023 10:01 WIB
Warga dan tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah I Ketut Tunas, korban yang tertimbun longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (7/7/2023). (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Foto: Warga dan tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah I Ketut Tunas, korban yang tertimbun longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (7/7/2023). (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Denpasar -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 243 titik bencana sejak hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Bali selama beberapa hari terakhir. Total, ada lima orang yang meninggal akibat bencana tersebut.

Korban terakhir adalah Ni Nyoman Ririg (65). Dia mengembuskan napas terakhir saat dirawat di RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Minggu (9/7/2023). Ririg merupakan satu korban tanah longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, yang terjadi Jumat (7/7/2023).

Dengan meninggalnya Ririg, korban meninggal akibat longsor di Karangasem bertambah menjadi tiga orang. Ditambah korban meninggal akibat longsor di Bangli, total ada lima korban jiwa di seluruh Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar meninggalnya Ririg dibenarkan oleh Perbekel Desa Tribuana I Nyoman Kerti. Ia menjelaskan Ririg ditemukan tertimbun longsor pada Jumat pagi. Ririg langsung dilarikan menuju RSUD Karangasem dan dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar lantaran kondisinya semakin melemah.

"Setelah kurang lebih dua hari dirawat intensif, tadi pagi sekitar pukul 05.00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia," kata Kerti, Minggu.

ADVERTISEMENT

Kakek dan Cucu Tewas Tertimbun

Longsor di Desa Tribuana terjadi pada Kamis (6/7/2023) malam. Material longsor menimbun rumah dengan tiga orang penghuni, termasuk Ririg. Dua orang lainnya yang juga tertimbun longsor adalah suami Ririg, yakni I Ketut Tunas (70) dan sang cucu bernama I Komang Aditya (14).

Suami dan cucu Ririg sebelumnya sudah dinyatakan meninggal dunia. Jasad mereka ditemukan tertimbun reruntuhan. Dengan demikian, maka jumlah korban jiwa akibat tanah longsor di Desa Tribuana menjadi tiga orang.

Kerti menuturkan keluarga telah menggelar upacara penghormatan terakhir atau ngaben terhadap Tunas dan Aditya. Sedangkan, jasad Ririg juga akan diupacarai pada Minggu sore.

"Dua korban sebelumnya, yaitu I Ketut Tunas dan I Komang Aditya sudah lebih dulu dibakar kemarin. Sedangkan Ni Nyoman Ririg yang baru saja dinyatakan meninggal rencananya sore ini juga akan dibakar," kata Kerti.

Korban Pasutri di Bangli

Selain longsor di Karangasem, rumah satu keluarga di Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Bali, tertimpa tanah longsor dan pohon tumbang, Jumat (7/7/2023) malam. Dua orang yang merupakan pasangan suami istri (pasutri) meninggal akibat tertimbun tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangli Wayan Wardana menegaskan tim gabungan lebih dulu menyelamatkan tujuh korban. Mereka sudah dievakuasi ke rumah kerabat pada Jumat pukul 21.30 Wita.

Sementara dua korban lainnya masih tertimbun longsor beberapa jam. Mereka adalah Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan istrinya Ida Ayu Putu Mutiari (38).

Pencarian korban melibatkan tim gabungan BPBD Bangli, TNI/Polri dan Dinas Pekerjaan Umum Bangli, menggunakan dua unit alat berat eskavator milik PU dan satu mobil Damkar. Jenazah pasutri itu baru ditemukan pukul 02.00 Wita, Sabtu (8/7/2023).

"Jenazah sudah langsung dibawa ke RSUD Bangli. Tim gabungan melanjutkan penanganan di lokasi, pembersihan sisa lumpur dengan alat berat, evakuasi barang korban, sedangkan tujuh orang yang berhasil selamat saat ini mengungsi ke rumah kerabat," jelas Wardana dalam siaran pers, Sabtu.

Adapun korban selamat di antaranya Anak Agung Sumiati (60), Ida Ayu Trisna Mirayanti (19), Ida Ayu Manik Astiti (60), Ida Ayu Sriwartini (51); Ida Ayu Made Astini (67), serta dua korban anak-anak yakni IAED (8) dan IBEP (12). Sebagian besar korban alami luka-luka memar dan lecet.

243 Titik Bencana di Seluruh Bali

BPBD Bali mencatat 243 titik bencana yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Bali dengan kerugian mencapai Rp 2 miliar.

"Data yang kami miliki sampai kemarin pukul 23.00 Wita, lebih dari 243 titik kebencanaan di seluruh Bali. Yang masih kami pantau relatif nihil ada di Buleleng," kata Kepala BPBD Bali I Made Rentin saat ditemui di Kantor BPBD Provinsi Bali, Minggu.

Rentin menuturkan estimasi kerugian mencapai Rp 2 miliar itu berdasarkan penghitungan terhadap infrastruktur yang rusak akibat bencana. Mulai dari pura yang tertimpa pohon tumbang, banjir bandang, hingga tanah longsor.

"(Kerugian) ini tentu masih bersifat dinamis, Rp 2 miliar kebanyakan kerusakan infrastruktur," imbuhnya.

Rentin mengungkapkan sejumlah warga juga harus dievakuasi ke pengungsian. Seperti warga yang bermukim di bantaran Sungai Unda, Kabupaten Klungkung. Akibat air sungai meluap, sebanyak 17 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 34 jiwa diungsikan ke Balai Budaya Klungkung.

Selain itu, sejumlah warga di Kabupaten Jembrana juga sempat mengungsi akibat banjir. Berdasarkan data dari BPBD Bali, terdapat enam titik banjir di Jembrana, yaitu Desa Kaliakah, Jalan Sahadewa Kelurahan Banjar Tengah, Jalan Ngurah Rai Kota Negara, Lingkungan Awen Kelurahan Lelateng, Desa Pengambengan, dan Jalan Sudirman. Menurut Rentin, para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing dan melakukan pembersihan secara mandiri.

"Berkaitan dengan logistik, kami tentu menyiapkan bantuan berkaitan dengan makanan siap saji. Kamu ingin masyarakat yang mengungsi bisa nyaman. Menyiapkan kebutuhan pokok, air," jelas Rentin.

Warga Mengeluh Gatal-gatal

Warga di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, mulai mengeluhkan gatal-gatal setelah rumah mereka terendam banjir selama dua hari. Salah satu warga setempat, Yuliana, menyebut banjir kali ini adalah yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, ketinggian ketinggian mencapai lebih dari 1 meter

"Banjir memang sering terjadi, tetapi tahun ini (2023) adalah yang paling parah. Airnya sangat tinggi, lebih dari satu meter. Kemarin air masih tinggi dan hari ini sudah mulai surut, tingginya sekitar 30 sentimeter," ungkap Yuliana saat ditemui detikBali, Minggu.

Warga di dusun tersebut juga mulai melakukan pembersihan terhadap rumah mereka. Kebetulan, cuaca hari ini cukup cerah. Warga pun memanfaatkan sinar matahari untuk menjemur perlengkapan tidur seperti kasur dan pakaian yang terendam banjir di pagar rumah mereka.

Selain merasa gatal-gatal, Yuliana mengungkapkan warga juga membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. "Aktivitas warga sangat terganggu, banyak yang mengeluhkan gatal-gatal akibat banjir ini," imbuhnya.

Warga lainnya, Warno setali tiga uang. Pria berusia 29 tahun itu mulai membersihkan barang-barang di dalam rumahnya yang sempat tergenang air. "Dampaknya paling parah kali ini. Semua peralatan elektronik rusak, seperti televisi, kulkas, dan peralatan elektronik lainnya," ujar Warno.

Bagikan Ribuan Nasi Bungkus

Perbekel Desa Pengambengan Kamaruzzaman menjelaskan seluruh kebutuhan warga terdampak banjir sudah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana. Termasuk makanan dan air bersih. Menurutnya, dapur umum di kantor desa setiap harinya menyiapkan sekitar 2.000 hingga 2.500 bungkus nasi untuk dibagikan kepada warga.

"Ada juga 5 titik tandon air bersih yang disuplai langsung oleh pemerintah," kata Kamaruzzaman.

Kamaruzzaman akan berkoordinasi dengan Puskesmas II Negara terkait keluhan warga yang merasa gatal-gatal setelah rumah mereka tergenang air. "Beberapa warga mengeluhkan gatal-gatal. Kami sudah meminta bantuan dari puskesmas dan mengarahkan warga untuk melakukan pemeriksaan," tandas Kamaruzzaman.

Bangun Jembatan Darurat Karangasem-Klungkung

Terjangan banjir pada Jumat malam menjebol jembatan penghubung antara Kabupaten Karangasem dengan Klungkung di Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Kini, Dinas PUPR dan Perkim Kabupaten Karangasem langsung bergerak cepat untuk membangun jembatan darurat.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat bisa melintas di jembatan tersebut. Mengingat selama ini akses jalan yang putus tersebut merupakan akses utama masyarakat yang ada di Desa Tangkup dan sekitarnya.

Warga Karangasem itu biasanya 'menyeberang' ke Klungkung untuk berbelanjar ke pasar, ke sekolah, maupun berobat karena jaraknya lebih dekat.

"Kami buatkan jembatan darurat supaya minimal bisa dilalui oleh sepeda motor sehingga aktivitas masyarakat tidak lumpuh total. Karena ini merupakan akses utama dan terdekat bagi masyarakat untuk menuju ke Kabupaten Klungkung," kata Kabid Bina Marga Dinas PUPR dan Perkim Kabupaten Karangasem I Wayan Surata Jaya, Minggu.

Dia berharap jembatan bisa rampung Minggu sore karena Senin (10/7/2023) pagi para siswa sudah mulai bersekolah. Bahan yang digunakan adalah batang kelapa dan kayu yang ditata. Dia menjamin jembatan aman untuk dilalui sepeda motor.

Dinas PUPR dan Perkim Kabupaten Karangasem yang dibantu juga oleh masyarakat saat membangun jembatan darurat.Foto: Dinas PUPR dan Perkim Kabupaten Karangasem yang dibantu masyarakat membangun jembatan darurat, Minggu (9/7/2023). (dok. Dinas PUPR dan Perkim Karangasem)

Sedangkan, proses perbaikan jembatan permanen belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Surata menyebut, proses itu masih dikaji dan dikoordinasikan dengan PU Provinsi karena dulu yang membangun jembatan tersebut adalah Pemprov Bali.

Sementara itu, Perbekel Desa Tangkup I Gede Sukardinata mengaku sangat bersyukur dengan dibangunnya jembatan darurat tersebut oleh Pemkab Karangasem.

"Saya mewakili masyarakat mengucapkan terima kasih karena pemerintah sudah cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dari warga. Karena jembatan tersebut merupakan akses utama masyarakat menuju ke Kabupaten Klungkung," kata Sukardinata.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads