Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar wilayah Bali sejak beberapa hari terakhir. Selain menimbulkan genangan, hujan juga mengakibatkann bencana tanah longsor hingga pohon tumbang di sejumlah wilayah. Tak hanya itu, puluhan hektare sawah juga terancam panen.
Sejumlah alat berat di lokasi galian C Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali, rusak setelah tertimbun material longsor dan terendam banjir pada Jumat (7/7/2023). Video longsor yang mengakibatkan tertimbunnya alat berat di lokasi galian C itu sempat viral di media sosial.
Kapolsek Selat AKP I Ketut Sukadana mengatakan sekitar enam unit alat berat jenis ekskavator rusak akibat longsor di lokasi galian C Desa Sebudi. Selain karena cuaca buruk, aktivitas galian di lokasi tersebut saat ini tidak bisa beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akses jalan menuju ke lokasi juga masih ada yang tertutup longsor akibat hujan deras," kata Sukadana, Sabtu (8/7/2023).
Meski begitu, Sukadana memastikan tidak ada korban jiwa akibat longsor di lokasi galian C. Menurutnya, para pekerja langsung menyelamatkan diri sebelum longsor.
Selain longsor, hujan deras sejak beberapa hari terakhir juga memicu pohon tumbang di sejumlah titik di Selat, Karangasem. "Saat ini kami bersama instansi terkait dan masyarakat masih berupaya untuk melakukan penanganan, terutama yang menutup akses jalan agar cepat bisa dilalui masyarakat," kata Sukadana.
Petani Terancam Gagal Panen
Petani di Kabupaten Jembrana terancam gagal panen akibat puluhan hektare lahan pertanian mereka terendam banjir. Kelian Subak Keduwa di Kelurahan Lelateng, Nengah Mardika, menjelaskan total sawah di subak tersebut sekitar 69 hektare. Dari luasan tersebut, baru 15 hektare yang panen belum lama ini.
"Jadi, ada sekitar 54 hektar lahan padi yang belum dipanen di Subak Keduwa, dan semuanya terendam banjir akibat curah hujan yang sangat tinggi," ungkap Mardika, Sabtu (8/7/2023)
Mardika mengatakan padi milik petani juga rusak lantaran terendam lumpur. Hal itu semakin menyulitkan asa petani untuk menikmati hasil panen. "Beberapa lahan bahkan roboh, sehingga petani saat ini mengalami kerugian. Mereka juga bingung karena jika penjualan padi tidak memadai, itu akan mempengaruhi pembayaran biaya pupuk yang telah mereka gunakan," tambah Mardika.
Pantauan detikBali pada Sabtu siang, lahan persawahan di Subak Keduwa masih nampak terendam banjir. Padi yang siap untuk dipanen tidak hanya terendam banjir, tetapi juga banyak yang rebah akibat tekanan air yang kuat serta angin yang kencang.
Salah seorang petani Subak Keduwa, Ketut Neren, menjelaskan lahan padi miliknya seharusnya siap untuk dipanen dalam tiga hari ke depan. Namun, lantaran masih terendam banjir, ia harus menunda panen.
"Jelas, saya akan mengalami kerugian panen kali ini. Selain hasilnya yang tidak maksimal, calon pembeli juga akan berpikir dua kali jika ingin membeli padi saya," ungkap pria berusia 65 tahun itu.
34 Warga Klungkung Bertahan di Pengungsian
Dinas Sosial Kabupaten Klungkung mencatat sebanyak 72 warga yang tinggal di bantaran Sungai Unda, Klungkung, terdampak banjir bandang yang terjadi sejak Kamis (6/7/2023) malam. Dari jumlah tersebut, 34 orang di antaranya masih bertahan di pengungsian Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya.
Kepala Dinas Sosial Klungkung I Gusti Agung Putra Mahajaya mengatakan beberapa warga memilih menginap di rumah-rumah kerabat mereka. Hanya tiga kepala keluarga (KK) yang bertahan di rumah mereka di bantaran Sungai Unda.
"Ada tiga KK yang masih bertahan di sana dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 11 orang, tetap dalam pematauan petugas," kata Mahajaya, Sabtu (8/7/2023).
Warga yang terdampak banjir bandang itu, kata Mahajaya, diberikan bantuan berupa sembako hingga makanan tiga kali sehari. Selain itu, Dinsos Klungkung juga membuka dapur umum dan mengerahkan 10 orang personel Tim Penanggulangan Siaga Bencana (Tagana) Klungkung setiap harinya.
Lurah Semarapura Kangin Ida Bagus Putra Adnyana mengatakan bantuan sembako sudah didistribusikan kepada warga terdampak. Menurutnya, genangan air di bantaran Sungai Unda saat ini sudah surut dan hanya menyisakan lumpur.
(iws/iws)