Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar menangkap lima ular di permukiman dalam sepekan. Temuan reptil tersebut seiring dengan hujan lebat beberapa hari terakhir yang mengguyur Ibu Kota Provinsi Bali tersebut.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Kota Denpasar I Nyoman Gede Putra menuturkan masyarakat melaporkan penemuan ular tersebut pada BPDB sejak Minggu (2/7/2023) hingga Sabtu (8/7/2023). "Kebanyakan jenis piton dengan ukuran tidak terlalu besar," tuturnya Minggu (9/7/2023).
Menurut Gede Putra, ular tersebut rata-rata ditemukan di atas plafon rumah. Ular, mencari tempat yang hangat dan nyaman untuk bersembunyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gede Putra menjelaskan penangkapan ular tersebut lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Biasanya, BPBD Denpasar hanya menangkap lima ular dalam satu bulan.
"Faktor cuaca seperti sekarang ini (hujan) sangat mendukung untuk reptil eksodus ke daratan karena habitat ular yang terganggu oleh tumpahan air yang meluap," papar Gede Putra.
Gede Putra menerangkan ular menyukai tempat kotor, rimbun, dan lembap. Dia mengimbau masyarakat merawat pekarangannya agar tidak menjadi sarang ular.
Saat menemukan ular, Gede Putra menambahkan, masyarakat bisa segera melapor ke BPBD. Namun, warga tidak perlu mengusik hewan melata tersebut agar BPBD mudah menangkapnya.
Hujan Berhari-hari Dikaitkan dengan Kelahiran Bayi Kembar Tiga
Viral di media sosial mengenai kelahiran bayi kembar tiga di Gianyar dan Bangli, Bali, dikaitkan dengan turunnya hujan di hampir seluruh wilayah Bali selama beberapa hari. Sejumlah warga Pulau Dewata percaya kelahiran kembar tiga merupakan anugerah Sang Pencipta dengan ditandai hujan turun berhari-hari.
Kelahiran bayi laki-laki kembar tiga terjadi di Gianyar pada Jumat (23/6/2023). Adapun, bayi perempuan kembar tiga lahir di Bangli, Kamis (6/7/2023).
Salah satu warga Bali yang mempercayai kelahiran bayi kembar tiga akan disertai hujan deras berhari-hari adalah I Kadek Mertayasa. Bahkan, ia memviralkan kelahiran bayi kembar tiga di Gianyar dan Bangli serta mengaitkannya dengan hujan deras selema beberapa hari ke belakang ke akun TikTok miliknya.
"Dari kepercayaan tetua Saya, jika ada kelahiran aneh seperti kembar banyak, kembar buncing, akan disertai dengan hujan deras berhari-hari, itu sebagai tanda berkah bumi, dan benar saja di Gianyar ada lahir kembar cowok dan Bangli kembar cewek," tutur Mertayasa kepada detikBali Minggu (8/7/2023).
Penekun sastra lontar Bali Ida Bagus Putra Manik Aryana menjelaskan hingga saat ini belum ada sastra yang membahas terkait kelahiran bayi kembar tiga dengan turunnya hujan berhari-hari.
"Dulu, pada zaman kerajaan jika ada wangsa jaba (kasta rendah) melahirkan buncing (kembar laki-perempuan) maka disebut leteh dan akan ada musibah. Sedangkan jika triwangsa (kasta tinggi seperti brahmana dan kesatria) punya kembar buncing disebut membawa berkah," papar dosen di Fakultas Bahasa dan Sastra Undiksha Singaraja tersebut. Namun, seiring perkembangan zaman, hal itu dianggap diskriminasi dan sudah dihapus oleh Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) pada 1970-an.
Kelahiran bayi kembar tiga pertama terjadi di Rumah Sakit Ari Canti, Ubud, Kabupaten Gianyar, Jumat lalu. Dari unggahan akun media sosial Instagram Ari Canti, bayi dari pasangan Kadek Wijana dan Febri Lestari asal Desa Bonjaka, Tegalalang, Gianyar, lahir pada pukul 12.29 Wita melalui operasi sesar.
Kelahiran bayi kembar kedua ada di Bangli, Kamis (6/7/2023). Kasubag Hukum, Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli Sang Kompyang Arie Sukma Wijaya mengatakan bayi kembar tiga dari pasangan Ni Wayan Arnita dan I Ketut Suandika, warga Desa Songan Kintamani lahir pada pukul 02.04 Wita.
"Bayi pertama lahir dengan berat 1.335 gram. Selang semenit bayi kedua lahir dengan berat 2.000 gram dan bayi ketiga lahir pada 02.07 Wita dengan berat 1.775 gram," kata Arie Sukma. Menurut dia, kelahiran bayi kembar tiga di RSU Bangli jarang sekali terjadi.
(gsp/hsa)