Kadek Suardika kembali ke rumahnya di lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring, Mendoyo, Jembrana, Bali, pada Selasa (18/10). Tujuannya dua, yakni menengok rumahnya yang diterjang banjir sehari sebelumnya dan menyelamatkan beragam dokumen penting yang tertinggal di griyanya.
"Sambil mengamankan surat penting, sertifkat, dan ijazah anak-anak," tutur Suardika pada detikBali, dua hari lalu. "Supaya bisa ketemu dulu."
Jembrana merupakan salah satu daerah yang diterjang banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyebutkan banjir melanda sejumlah desa di empat kecamatan, antara lain Desa Yehembang, Tegalcangkring, Dangintukadaya, Air Kuning, Sangkar Agung, Sumbersari Melaya, Kaliakah, hingga Lelatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah Suardika dipenuhi lumpur akibat banjir tersebut. Dia memutuskan untuk sementara tinggal di tenda pengungsian. "Kami masih menunggu instruksi dari pemerintah, sambil bersih-bersih di rumah," katanya.
I Made Susila Diyatmika mengungkapkan baru kali ini luapan Sungai Biluk Poh masuk ke rumahnya. Padahal, waktu banjir bandang sebelumnya griyanya tak pernah diterjang banjir.
Diyatmika berpendapat banjir kali ini lebih parah dari sebelumnya. Tirta lebih cepat meluap sehingga rumahnya yang berjarak 100 meter dari jembatan turut tergenang. "Sekitar jam 11 malam air sudah datar dengan jembatan, 23.30 air sudah masuk rumah," tutur warga Biluk Poh itu.
Banjir tak hanya menerjang kawasan Jembrana dan mengakibatkan jalur Denpasar-Pelabuhan Gilimanuk lumpuh. Data BPBD Bali menyebutkan bah dan tanah longsor juga menerjang sebagian kawasan Pulau Dewata antara lain Karangasem, Tabanan, Gianyar, Badung, dan Bangli. Enam orang meninggal akibat musibah itu. Kerugian akibat bencana itu mencapai Rp 7,59 miliar.
Bencana banjir di Pulau Dewata memunculkan rasa solidaritas dari warganet. Mereka ramai-ramai menyuarakan dukungan dan doa kepada korban banjir dan tanah longsor. Hashtag #PrayForBali pun terus menggema di Twitter. Hingga Kamis siang (20/10/2022) #PrayForBali menduduki trending topik keenam dengan 5.199 cuitan.
Kepala pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengatakan ada 89 titik banjir dan tanah longsor di tujuh kecamatan di Bumi Lahar. Kerugian akibat musibah itu diperkirakan lebih dari Rp 1,5 miliar.
BPBD Karangasem menyalurkan bantuan berupa selimut, matras, kompor, sembako, dan lainnya pada para korban banjir. Santunan juga diberikan terhadap penduduk yang sempat mengungsi.
"Mereka hanya mengungsi sementara saat malam hari saja," kata Arimbawa. "Saat pagi hari, mereka kembali ke rumah masing-masing."
Banjir juga mengakibatkan 1.500 pelanggan tirta di wilayah Desa Bukit, Seraya, dan Seraya Timur, Karangasem tidak bisa mendapatkan layanan air bersih. Direktur Utama Perumda Tirta Tohlangkir I Komang Haryadi Parwatha mengatakan distribusi air bersih ke sejumlah wilayah terganggu karena sejumlah pipa tergerus air dan rusak.
"Yang mengalami kerusakan adalah pipa induk 6 dan 8 yang ada di sumber mata airBalegondang danYeh Ha," kataHaryadi Kamis (20/10/2022).
Lalu, apa penyebab banjir dan longsor di Bali?
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali Made Krisna Dinata mengatakan banjir dan longsor di Bali disebabkan maraknya alih fungsi lahan di Pulau Dewata. Upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Bali sangat kurang seperti sistem drainase, kurangnya vegetasi di dataran tinggi atau lahan curam untuk menahan longsor.
Contoh alih fungsi lahan yang bisa menimbulkan bencana ialah pembangunan terminal liquefied natural gas (LNG) di kawasan mangrove dan pesisir Sanur. Proyek tersebut bakal mengurangi daya dukung Bali dalam memitigasi bencana.
Proyek tol Gilimanuk juga turut andil dalam alih fungsi lahan. "Ini menjadi sebuah tamparan dan refleksi bagi pemerintah," ujar Krisna Selasa (18/10).
Bupati Jembrana I Nengah Tamba segendang sepenarian. Dia berpendapat kerusakan hutan di hulu sungai menjadi penyebab banjir yang lebih parah dibandingkan bencana serupa empat tahun lalu.
Apalagi banyak kayu yang hanyut saat banjir terjadi. Hal itu membuktikan adanya penebangan pohon untuk alih fungsi hutan.
Tamba mengancam bakal mengajukan pencabutan hak pengelolaan hutan kepada kelompok tani. "Saya sudah peringatkan ketua kelompok tani hutan dan nanti saya kumpulkan masyarakat yang memanfaatkan hutan," katanya.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan akan memanfaatkan belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp 30 miliar untuk menangani dampak banjir dan longsor. Dana itu sudah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, penggunaan dana darurat itu hanya diprioritaskan terhadap dampak bencana yang bersifat darurat.
Semeton, berikut ini sejumlah laporan tim detikBali dari berbagai titik bencana di Pulau Dewata. Jangan ragu untuk segera menghubungi nomor darurat yang dibuka oleh Pemerintah Provinsi jika membutuhkan pertolongan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Baca juga: Daftar Nomor Telepon Darurat di Bali |