KPH Bali Barat Bantah Banjir Jembrana akibat Hutan Gundul

KPH Bali Barat Bantah Banjir Jembrana akibat Hutan Gundul

I Ketut Suardika - detikBali
Rabu, 19 Okt 2022 18:14 WIB
Material banjir bandang yang didominasi potongan-potongan pohon hutan berukuran besar di rumah warga, Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Jembrana Bali Rabu (19/10/2022).
Foto: Material banjir bandang yang didominasi potongan-potongan pohon hutan berukuran besar di rumah warga, Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Jembrana Bali Rabu (19/10/2022). (I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat Agus Sugiyanto membantah penyebab banjir bandang akibat kerusakan hutan. Sebelumnya, sejumlah pihak menuding banjir bandang yang menerjang Jembrana akibat penebangan di Hutan Bali Barat, Jembrana.

Dijelaskan, banjir terjadi lantaran tingginya intensitas hujan membuat sungai meluap. Agus Sugiyanto membeber, karakter Daerah Aliran Sungai (DAS) Penyaringan ini adalah DAS lintas kabupaten yang memiliki panjang lebih dari 30 kilometer.

"Jadi hulunya ada di Buleleng. Jadi kawasan sungai kita ini ada lingkup kabupaten dan ada yang lintas kabupaten, yang panjangnya lebih dari 30 kilometer," kata Agus, saat dikonfirmasi detikBali, Rabu (19/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai banjir, kata Agus, pihaknya bersama tim dari Dirkrimsus Polda Bali sempat melakukan pengecekan kondisi di kawasan hutan KPH Bali Barat. "Kondisi baik, hutan di blok pemanfaatan apalagi di blok lindung, tidak tersentuh sama sekali, masih hutan belantara," ungkapnya.

Sehingga, lanjutnya, kalau melihat curah hujan yang sangat tinggi ini mengakibatkan beberapa pinggiran DAS tergerus hingga 2 meter lebih. Sehingga banyak material kayu yang tergerus sampai ke akarnya.

ADVERTISEMENT

"Memang kalau kita melihat curah hujan yang sangat tinggi, kita lihat material kayu yang terbawa arus, itu rata rata seakar-akarnya. Hampir semuanya sama seakarnya, bukan dari penebangan kayu," akunya.

Disamping itu, hutan di luar kawasan penyaringan, konturnya terjal, curam. Kanan kiri jurang, pada saat air hujan deras kemudian menuju ke satu titik sungai dengan ketinggian yang luar biasa.

"Jadi analisa teknis kehutanan itu juga sebenarnya di atas itu perlu dibuatkan bendung sederhana dan mengendalikan air, dengan memecah aliran aliran air," jelasnya.

Menurut Agus, hutan KPH Bali barat dengan luas sekitar 37.182,13 ha di wilayah Jembrana ini memiliki kontur hutan yang rentan dengan banjir bandang.

"Sepanjang DAS mulai dari Jembatan ke utara itu banyak kayu roboh juga. Di tanah tanah milik sepanjang DAS itu hancur semua. Jadi bisa sampai ke hutan kita juga. Sudah kita cek juga, bahwa kanan kiri semua tergerus, baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan," ungkapnya.

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jembrana membawa serta puluhan bahkan ratusan kubik berbagai macam kayu dengan ukuran yang sangat besar. Banyak warga termasuk bupati Jembrana kemudian menduga kerusakan hutan yang ada di hulu sungai menjadi penyebab perahnya kerusakan akibat banjir bandang di Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyebut, banjir tahun ini terparah dibandingkan kejadian serupa empat tahun yang lalu. Musibah ini tidak diharapkan terjadi oleh siapa saja. Namun, pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi sekaligus membantu warga terdampak.

"Kemarin saya juga sudah langsung mengadakan rapat dengan dinas PU Provinsi dan Balai termasuk seluruh kepala dinas kemarin saya minta tidak ada yang berkantor. Semua turun ke masyarakat," katanya

Faktor utama, kata Tamba, memang karena alam, namun faktor lainnya juga diduga karena adanya masyarakat merambah hutan. Terbukti dari material banjir yang terbawa banyak kayu yang hanyut sudah membuktikan adanya penebangan pohon untuk alih fungsi hutan.

"Saya sudah peringatkan ketua kelompok tani hutan, nanti akan saya kumpulkan masyarakat yang memanfaatkan hutan. Apabila masih terjadi banjir saya akan cabut hak untuk pengelolaan hutan. Saya akan berkoordinasi dengan bapak gubernur karena ijin hak pengelolaan hutan oleh pemerintah provinsi," tegasnya

Bupati menambahkan, selain banjir bandang di sungai Biluk Poh, beberapa titik wilayah lain di Jembrana juga terjadi banjir. "Banjir tidak hanya terjadi disini, di Desa Yehembang, di Jembrana hingga di Melaya juga terjadi banjir," tukasnya.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads