Insipirasi dari Penyandang Disabilitas di Bali

Difabel Berdaya

Insipirasi dari Penyandang Disabilitas di Bali

Widyartha Suryawan - detikBali
Selasa, 24 Des 2024 18:26 WIB
Putu Wahyu Putra Sudianta, seorang pria tuli yang juga menjadi pelatih tari untuk para penyandang tunarungu di Komunitas Larajiva, Badung, Bali. (Foto: Firga Raditya Pamungkas/detikBali)
Putu Wahyu Putra Sudianta, seorang pria tuli yang juga menjadi pelatih tari untuk para penyandang tunarungu di Komunitas Larajiva, Badung, Bali. (Foto: Firga Raditya Pamungkas/detikBali)
Denpasar -

Perempuan bertubuh agak tambun dengan apron cokelat di dada itu tengah asyik di dapur Piduh Charity Cafe, Gianyar, Bali. Penyandang disabilitas, kelainan genetik atau down syndrome, yang bernama Ni Ketut Dela Apriani itu tengah memasak pasta yang dipesan oleh pengunjung kafe.

Dengan cekatan koki di Piduh Charity Cafe itu menyalakan kompor dan merebus air. Setelah mendidih, ia memasukkan pasta dan menunggu beberapa menit hingga matang. "Ini Pasta Piduh, menu best seller di sini," ujar Dela seusai menghidangkan pasta buatannya di Piduh Charity Cafe, Rabu (11/12/2024).

Dela menemukan gairah hidup sejak bekerja di Piduh Charity Cafe. Perempuan berusia 20 tahun itu ingin terus bekerja agar bisa mendapat penghasilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dela merupakan salah satu difabel berdaya dari Bali. Data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyebutkan jumlah difabel di Pulau Dewata mencapai 22.782 orang pada 2023.

Infografis jumlah penyandang disabilitas per kabupaten/kota di Bali tahun 2023.Infografis jumlah penyandang disabilitas per kabupaten/kota di Bali tahun 2023. Foto: detik.com


Dela yang berdaya juga menjadi kabar baik bagi penyandang disabilitas yang lain. Sebab, seorang difabel berinisial IWAS tengah menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai tersangka pelecehan seksual terhadap mahasiswi, MA. Pria tunadaksa yang tidak memiliki tangan itu kini mengikuti proses hukum di Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB). Kasus itu mencuat tak lama setelah peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember.

ADVERTISEMENT

Selain Dela, ada Putu Wahyu Putra Sudianta. Penyandang tuli itu mendirikan Komunitas Larajiva untuk mewadahi para tuli belajar menari.

Melalui komunitas itu, Wahyu mengajarkan kawan-kawannya untuk membawakan tari Bali dan tari kontemporer. Komunitas yang dia dirikan sejak 2021 itu kini memiliki 20 anggota.

"Mereka merasa terinspirasi karena ada guru tuli yang mengajarkan mereka," ujar Wahyu saat ditemui di rumahnya, Banjar Telanga Darmasaba, Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (14/12/2024).

Wahyu dan anak-anak Larajiva kerap pentas di berbagai acara. Salah satunya, di Inklusiv Warung, Canggu, Kuta Utara, Badung.

Kadek Radita Puspa juga memiliki kisah tersendiri di tengah keterbatasan yang dimilikinya. Perempuan bertubuh mungil itu terus berkarya dengan membuat kerajinan tangan dari koran bekas.

Ita, sapaannya, adalah penyandang disabilitas sindrom marfan, skoliosis, dan tuli sedang. Selain membuat kerajinan tangan, ia juga rajin menuangkan pikirannya ke dalam tulisan. Bahkan, perempuan berusia 31 tahun itu telah menerbitkan buku kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul 'Lihat dengan Rasa'.

Berbagai buah tangan yang dia namakan Ita Karya kerap dipamerkan di berbagai kegiatan disabilitas di Bali, seperti Rumah Berdaya, Graha Nawasena, dan Dharma Negara Alaya, Denpasar. Belakangan, ia mulai menjual karya-karyanya secara daring dan mempromosikannya melalui media sosial (medsos), seperti YouTube, Facebook, hingga TikTok.

"Saya pernah di TikTok FYP, tetapi di-bully sama netizen. Di komentar dibilang 'dasar tua bangka' atau dianggap produk saya mudah rusak," ungkap Ita di kediamannya di Denpasar, Selasa (10/12/2024).

Infografis rincian penyandang disabilitas di Provinsi Bali per Januari 2023.Infografis rincian penyandang disabilitas di Provinsi Bali per Januari 2023. Foto: detik.com

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Luh Ayu Aryani mengungkapkan pemerintah terus berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas. Dia mengeklaim sebanyak 17 persen atau 3.913 difabel di Bali telah terserap ke dunia kerja, termasuk di sektor formal.

Pemerintah, Aryani berujar, berkomitmen untuk memperbaiki hak-hak para penyandang disabilitas, baik dalam pendidikan, pekerjaan, maupun layanan publik. "Kami terus mendorong keterlibatan disabilitas di berbagai sektor, termasuk UMKM," ungkap Aryani kepada detikBali, Sabtu (14/12/2024).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mewajibkan perusahaan swasta mempekerjakan paling sedikit 1 persen penyandang disabilitas dari jumlah total pegawainya. Adapun, menurut aturan tersebut, ragam penyandang disabilitas antara lain penyandang disabilitas fisik, intelektual, mental, dan sensorik.

Faktanya, tak seluruh penyandang disabilitas bisa diserap dunia kerja. Agus Setiawan misalkan.

Pria dengan tinggi badan sekitar 115 sentimeter (cm) itu mulai menemukan gairah hidupnya sejak bekerja sebagai ojek online (ojol) dua tahun terakhir. Ia kini bisa mengirimkan uang untuk biaya perawatan ayahnya yang sedang mengidap strok di Banyuwangi, Jawa Timur.

"Saya sekarang kerja, ketika ingin makan nasi jinggo, saya bisa membeli. Dulu tidak bisa," kenang Agus saat ditemui di Denpasar, Bali,

Agus perlu memodifikasi motornya untuk mengaspal di jalanan Bali. Motor matik bongsor itu dilengkapi dengan dua roda tambahan di belakang. Selain itu, rem kiri dan kanan motor tersebut juga dipindahkan ke bagian bawah.

Agus Setiawan, salah satu difabel yang bekerja sebagai ojek online (ojol) di Bali. (Foto: Firga Raditya Pamungkas/detikBali)Agus Setiawan, salah satu difabel yang bekerja sebagai ojek online (ojol) di Bali. (Foto: Firga Raditya Pamungkas/detikBali)

Penyandang disabilitas, Agus berujar, juga memiliki cita-cita dan impian seperti orang pada umumnya. Ia berharap masyarakat tidak meremehkan atau menghina orang berkebutuhan khusus seperti dirinya.

"Saya ingin punya keluarga sendiri, ingin seperti teman-teman yang bisa pulang kapan saja dan memberi untuk orang tua. Itu yang bikin saya semangat," imbuh Agus dengan tatapan ke depan.

Pembaca detikBali, kami merangkum beragam kisah para difabel berdaya di Pulau Dewata. Selamat membaca!

1.

2.

3.

4.

5.

6.




(iws/gsp)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Hide Ads