Warga Bali Sesalkan Prosesi Melukat Dijadikan Konten dan Berayar

Warga Bali Sesalkan Prosesi Melukat Dijadikan Konten dan Berayar

Triwidiyanti - detikBali
Rabu, 18 Mei 2022 20:30 WIB
Prosesi melukat yang dijalani umat Hindu Bali
Prosesi melukat yang dijalani umat Hindu Bali. (dok. pexels)
Denpasar -

Akhir-akhir ramai diperbincangkan prosesi melukat yang merupakan upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spritual yang kemudian diduga dikomersilkan oleh sejumlah pihak untuk mendapatkan keuntungan.

Prosesi Melukat yang biasanya dijalani umat Hindu Bali ini kini berubah fungsi dan makna lantaran maraknya artis tanah air yang ramai-ramai melakukan aksi ini.

Geram dengan makna Melukat yang disalahartikan oleh sebagian pihak, seorang warga Bali yang merupakan penulis dan juga YouTuber Bali Made Ngurah Saka Semarajaya menyuarakannya dalam cuitannya di media sosial twitter pribadinya @ngurahsaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun nampak berapi-api menjelaskan makna dari upacara sakral tersebut.

Menurutnya alangkah tidak pantas ketika prosesi ini disebut dengan healing, karena menurutnya melukat bukanlah healing.

ADVERTISEMENT

"Gw ga peduli ketika banyak melukat karena ingin healing blablabla, yang gw soroti adalah kalian yang bikin konten lalu bilang melukat mesti bayar sekian, dan prosesinya menurutku jauh dari Melukat biasanya," cuitnya Selasa (17/05/2022).

Dibeberkannya bahwa orang Bali biasanya melukat di hari Tumpek Wayang, selain membersihkan wayang, pembersihan diri juga bagus, imbuhnya.

"Di kalender Bali terakhir itu tanggal 5 maret, nah ini ad artinya, perhitungan seperti ini banyak, jadi ga asal dateng lalu bayar, lalu jadiin konten," cetusnya.

Ia pun meminta kepada para wisatawan untuk memperhatikan bahwasanya untuk melukat tidak ada bayarannya.

"Tolong wisatawan yang ke Bali, Melukat tapi bayar itu bukan budaya kita, biar ga salah, melukat itu sakral, ga pake teriak2 nangis2 berkedok healing. Kalian cukup ke Pura atau Tirtha Empul misalnya, kesal juga liat konten penjelasan melukat itu ada bayarannya," tandasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi detikBali kepada Ketua PHDI Bali Ngurah Sudiana dan pengurusnya Putu Wirata Dwikora hingga kini belum memberikan tanggapannya.




(nor/nor)

Hide Ads