
Kehidupan Jemaah An-Nadzir Gowa dan Ajarannya yang Sempat Kontroversial
Jemaah An-Nadzir merupakan salah satu aliran Islam yang membangun sebuah perkampungan di Gowa, Sulsel. Aliran ini sempat jadi kontroversi pada awal munculnya.
Jemaah An-Nadzir merupakan salah satu aliran Islam yang membangun sebuah perkampungan di Gowa, Sulsel. Aliran ini sempat jadi kontroversi pada awal munculnya.
Jemaah An-Nadzir di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendiami sebuah perkampungan di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Jemaah An-Nadzir memiliki amalan khusus yang yang disebut dzikir latiful akbar. Dzikir ini bisanya dibaca pada Kamis pagi atau malam Jumat.
Jemaah An-Nadzir pada awal kedatangannya sempat dituding sesat. Pada awal tahun 2002, sekelompok jemaah dari Palopo hijrah dan membangun perkampungan di Gowa.
Pondok Batua di perkampungan Jemaah An-Nadzir Gowa merupakan pusat penerimaan tamu dan menjadi pusat kajian. Dulu tempat ini dikeramatkan oleh masyarakat.
Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, memiliki cara yang berbeda dalam menentukan waktu salat. Mereka menentukan waktu salat dengan berpedoman pada fenomena alam.
Jemaah An-Nadzir kerap melaksanakan puasa Ramadan dan lebaran lebih awal dari pemerintah. Hal ini dikarenakan jemaah An-Nadzir memiliki metode tersendiri.
An-Nadzir merupakan sekelompok umat muslim yang awal kemunculannya sempat dituding sesat. Aliran ini identik dengan pakaian warna gelap serta rambut pirang.
An-Nadzir merupakan salah satu aliran ajaran Islam yang cukup menarik perhatian di awal kemunculannya. Berikut sejarah hingga ajaran dari An-Nadzir.