Kehidupan Jemaah An-Nadzir Gowa dan Ajarannya yang Sempat Kontroversial

Kehidupan Jemaah An-Nadzir Gowa dan Ajarannya yang Sempat Kontroversial

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Sabtu, 08 Apr 2023 08:25 WIB
Perkampungan An-Nadzir di Gowa.
Foto: Perkampungan An-Nadzir di Gowa (Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Makassar -

Jemaah An-Nadzir merupakan salah satu aliran Islam yang membangun sebuah perkampungan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kemunculan aliran ini sempat membuat kontroversi karena memiliki tata cara ibadah dan penampilan yang berbeda dari muslim pada umumnya di Indonesia.

Secara umum jemaah An-Nadzir melaksanakan rukun Islam sebagaimana seorang muslim. Namun, waktu pelaksanaan dan tata caranya banyak perbedaan.

Pimpinan An-Nadzir Gowa Ustaz Samiruddin Pademmui mengatakan, perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan pemahaman. Ia mengatakan, ajaran An-Nadzir berpedoman pada prinsip "back to basic" yakni kembali melaksanakan ajaran yang dicontohkan Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berusaha 'back to basic', bagaimana menampilkan sebagaimana yang pernah ditampilkan oleh Rasulullah SAW. Yang sekarang ini, ternyata sudah banyak yang dianggap aneh," ujar Samiruddin saat ditemui detikSulsel, Kamis (30/3/2023)

Salah satu yang cukup menarik perhatian dari jemaah An-Nadzir adalah penentuan Ramadan yang biasanya lebih cepat dibandingkan ketetapan pemerintah. Hal ini lantaran jemaah An-Nadzir memiliki metode penetapan tersendiri yang mengacu pada kondisi alam.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Jemaah An-Nadzir juga diketahui memiliki satu perbedaan yang cukup mencolok dalam gerakan salatnya. Jika umat muslim pada umumnya bersedekap setelah takbir, jemaah An-Nadzir hanya meluruskan tangannya ke bawah.

Tidak hanya gerakan, mereka juga memiliki penetapan waktu salat yang berbeda. Dalam menentukan waktu salat, mereka tidak menggunakan jam sebagai patokan, melainkan berpedoman pada kondisi alam.

Jemaah An-Nadzir juga memiliki penampilan yang khas namun justru sempat disalahpahami bahkan dituding sebagai kelompok teroris. Kelompok ini sangat identik dengan pakiannya yang berwarna gelap.

Khusus jemaah laki-laki, mereka menggunakan sorban yang dilitkan di kepala. Sementara, jemaah perempuan berpakaian sangat tertutup. Semua jemaah perempuan An-Nadzir yang bermukin di Gowa menggunakan cadar.

Bahkan, kebiasaan berpakaian ini sudah mulai diajarkan kepada anak-anak jemaah An-Nadzir, baik laki-laki dan perempuan.

Terlepas dari itu semua, jemaah An-Nadzir dalam menjalankan syariatnya tetap berpedoman pada Al-Quran dan hadis. Meskipun pada awal kedatangannya sempat dituding sesat, kehadiran mereka kini telah diterima dengan baik oleh masyarakat.

Untuk mengenal kehidupan dan tata cara ibadah An-Nadzir lebih jauh, berikut beberapa artikel terkait:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads