Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan harian di wilayah Sumatera Selatan akan mengalami peningkatan. Curah hujan signifikan dalam beberapa hari ke depan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat akan terjadi.
"Periode akhir Januari-awal Februari perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Siswanto, Kamis (30/1/2025).
Menurutnya, kondisi itu dipicu kombinasi aktifnya fenomena atmosfer global. Termasuk MJO, cold surge, dan Monsun Asia yang bertepatan dengan fenomena astronomis seperti bulan baru. Pemda, pihak terkait dan masyarakat diimbau waspada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemda, pihak terkait dan masyarakat diminta siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," ungkapnya.
Siswanto menjelaskan, curah hujan pada Januari di wilayah Sumsel umumnya berada pada kategori menengah sampai dengan tinggi atau di kisaran 201 mm-400 mm dengan sifat hujan umumnya normal.
"Sedangkan prakiraan curah hujan Februari umumnya juga berada pada kategori menengah sampai dengan tinggi tapi di kisaran 100 mm-400 mm dengan sifat hujan umumnya normal," jelasnya.
Sementara untuk prakiraan curah hujan Maret, lanjutnya, pada kategori menengah (101 - 300 mm) hingga tinggi (400 mm) yang akan terjadi di Palembang, sebagian Ogan Ilir, Banyuasin dan OKU Timur. Sifat hujan umumnya normal.
Siswanto menyebut, saat ini wilayah Indonesia masih terpantau gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem. Termasuk di beberapa wilayah Sumsel.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan adanya belokan pola angin terutama di Utara dan Timur Sumsel serta pertemuan angin di pesisir Barat Sumatera.
Kemudian adanya gradien tekanan signifikan memperkuat angin utara yang membawa udara dingin dan lembap dari Laut Cina Selatan masuk Indonesia. Dan energi seruak dingin yang cukup kuat membentuk pola konvergensi di Indonesia bagian barat, termasuk Sumsel.
Aktivitas MJO saat ini terpantau aktif pada fase 3 yang berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di Sumsel.
(dai/dai)