Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan memprediksi hujan lebat hingga sangat lebat terjadi dalam dua hari ke depan. Masyarakat diimbau waspada mengingat kode matriks BMKG menunjukkan warna oranye, berbeda dengan hari sebelum-sebelumnya yang kuning.
"Iya untuk 15-16 Februari menunjukkan perubahan warna matriks menjadi oranye yang artinya potensi hujan lebat-sangat lebat akan terjadi di Sumatera Selatan," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Siswanto, Jumat (14/2/2025).
Dari data yang disampaikan, setelah potensi hujan tinggi pada dua hari tersebut kondisi cuaca akan turun menjadi kuning (sedang-lebat) dan hijau (ringan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah 15-16 Februari potensi hujan tetap ada tapi mulai turun," terangnya.
Siswanto menyebut, masyarakat dan pemerintah daerah di Sumsel tetap diimbau waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir genangan, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi pada Februari ini.
"Kondisi ini dipicu oleh kombinasi aktifnya fenomena atmosfer global, termasuk MJO, cold surge, dan Monsun Asia, yang bertepatan dengan fenomena astronomis seperti bulan baru," jelasnya.
Siswanto menerangkan, prakiraan curah hujan Februari ini umumnya berada pada kategori menengah sampai dengan tinggi (100-400 mm), dengan sifat hujan umum normal.
Siswanto menambahkan, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya belokan angin terutama di Utara dan Timur Sumsel dan pertemuan angin di pesisir Barat Sumatera.
Kemudian, adanya gradien tekanan yang signifikan memperkuat angin Utara yang membawa udara dingin dan lembap dari Laut Cina Selatan masuk ke wilayah Indonesia. Dan energi seruakan dingin yang cukup kuat membentuk pola konvergensi di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk wilayah Sumsel.
"Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau aktif pada fase 3 yang berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan. Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas. Juga labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal teramati di Sumsel," tukasnya.
(dai/dai)