BMKG Imbau Warga Sumsel Waspada Cuaca Ekstrem di Awal Februari 2025

Sumatera Selatan

BMKG Imbau Warga Sumsel Waspada Cuaca Ekstrem di Awal Februari 2025

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 03 Feb 2025 14:00 WIB
Ilustrasi BMKG (Eva Safitri/detikcom)
Foto: Ilustrasi BMKG (Eva Safitri/detikcom)
Palembang -

Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Selama periode akhir Januari hingga awal Februari 2025 berpotensi terjadi banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Kepala Stasiun Klimatologi SMB II Palembang, Siswanto mengatakan terjadinya bencana hidrometeorologi karena dipicu oleh kombinasi aktifnya fenomena atmosfer global, termasuk MJO, cold surge, dan Monsun Asia, yang bertepatan dengan fenomena astronomis seperti Bulan Baru.

"Puncak musim hujan di wilayah Sumatera Selatan umumnya diprakirakan terjadi pada bulan November, Desember 2024 hingga Januari 2025," ujarnya, Senin (3/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswanto menyebut prakiraan curah hujan Januari 2025 di wilayah Sumatera Selatan umumnya berada pada kategori menengah hingga tinggi (201-400 mm) dengan sifat hujan umumnya normal.

Sedangkan prakiraan curah hujan bulan Februari 2025 di wilayah Sumatera Selatan umumnya berada pada kategori menengah hingga tinggi (100-400 mm), dengan sifat hujan umumnya normal.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya untuk prakiraan curah hujan Maret 2025 di Wilayah Sumatera Selatan umumnya pada kategori menengah (101-300 mm) hingga Tinggi (400 mm) seperti di Kota Palembang, Sebagian Ogan Ilir, Banyuasin dan OKU Timur, dengan sifat hujan umumnya normal.

"Saat ini wilayah Indonesia terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem termasuk di beberapa wilayah Sumatera Selatan yang diperkirakan akan terjadi di Muratara, OKU Selatan, Pagar Alam, Lahat, Muara Enim, OKU, Muba dan Banyuasin," ungkapnya.

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan analisis pola angin menunjukkan adanya belokan angin terutama di Utara dan Timur Sumatera Selatan serta pertemuan angin di pesisir Barat Sumatera. Adanya gradien tekanan yang signifikan memperkuat angin utara yang membawa udara dingin dan lembap dari Laut Cina Selatan masuk ke wilayah Indonesia dan energi seruakan dingin yang cukup kuat membentuk pola konvergensi di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk wilayah Sumatera Selatan.

Lalu, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau aktif pada fase 3 yang berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Sumatera Selatan.

"Hingga awal Februari 2025 diprediksi berada pada fase 4 dan 5 (namun diprediksi bersifat lemah). Kelembapan udara diberbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas," jelasnya.

Selain itu, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Sumatera Selatan. Berdasarkan prediksi hujan harian, wilayah Sumatera Selatan diperkirakan mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan dalam beberapa hari ke depan, dengan intensitas Kategori ringan hingga sangat lebat.

Siswanto menjelaskan prakiraan gelombang laut menunjukkan potensi gelombang dengan kategori sedang (1,25-2,5 meter) di Perairan Banyuasin.

"Pemerintah daerah, pihak terkait dan masyarakat diminta untuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata dia.

Karena itu, ada beberapa cara untuk mengantisipasi bencana tersebut. Di antaranya, memperhatikan tanda-tanda awal tanah longsor, seperti muncul rembesan air atau aliran air dari lereng, pohon atau tegakan pada lereng tiba-tiba miring, munculnya retakan atau amblesan tanah pada lereng, lereng tampak menggembung, dan jendela/pintu rumah yang berada di daerah lereng tiba-tiba sulit dibuka.

"Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Dan selalu aktif memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web, medsos, dan lainnya," jelasnya.




(dai/dai)


Hide Ads