Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan meminta kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak hujan intensitas sedang hingga lebat. Adapun potensi bencana yang bisa terjadi yakni banjir, banjir genangan, longsor maupun kerusakan infrastruktur lainnya seperti rusaknya jalan dan jembatan.
Kepala Meteorologi Stasiun SMB II Palembang, Siswanto mengatakan memasuki awal Maret 2025 sebagian besar wilayah Sumatera Selatan diprediksi berpeluang lebih dari 70 persen terjadi curah hujan pada kategori menengah (50-150 mm).
"Setidaknya selama sepekan terakhir ini telah berdampak bencana hidrometeorologi di wilayah Musi Rawas, Muratara, OKU Selatan, OKU, Muba, Banyuasin, Ogan Ilir, PALI dan Palembang," ujarnya, Selasa (11/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan yang terjadi pada awal bulan Maret 2025 di wilayah Sumsel berdasarkan analisa dinamika atmosfer terbaru lebih dipicu adanya pola pergerakan angin berupa belokan serta aktifnya beberapa gelombang atmosfer seperti Rossby dan Kelvin yang berada di sekitar wilayah Sumsel.
"Beberapa faktor dinamika tersebut mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi labil dan berpotensi peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sumatera Selatan," ujarnya.
Berdasarkan model prakiraan cuaca numerik BMKG, bahwa dalam kurun waktu 7 hari ke depan atau hingga tanggal 14 Maret 2025, wilayah Sumatera Selatan masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat disertai kilat/ petir dan angin kencang di wilayah OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, Kota Palembang, Musi Banyuasin, Muara Enim, Prabumulih, OKU, OKU Timur, OKU Selatan dan Lahat.
"Peningkatan curah hujan di beberapa wilayah kabupaten/kota yang ada di Sumsel tentunya akan berdampak pada peningkatan potensi bencana hidrometeorologi," tuturnya.
Hujan yang telah terjadi beberapa hari terakhir tentunya berdampak pada naiknya beberapa aliran sungai yang melewati OKU, Muara Enim, PALI dan Lahat (Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kikim) serta Muara Sungai di kawasan Muratara, Lubuklinggau dan Musi Rawan (Sungai Rupit dan Muara Kelingi).
"Untuk itu perlunya peningkatan kewaspadaan serta antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrim yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama unsur stakeholder lainnya bersama - sama dengan masyarakat yang tinggal di sekitaran bantaran sungai sebagai antisipasi terhadap luapan banjir," imbaunya.
BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat, bahwa di bulan Maret 2025 wilayah Sumatera Selatan masih berada pada periode musim hujan.
"Masyarakat terus waspada terhadap potensi kejadian cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam waktu sepekan mendatang, terutama di daerah-daerah rawan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, longsor, banjir genangan maupun potensi angin kencang," pungkasnya.
(dai/dai)