Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) bernama Ramli dikeroyok sejumlah oknum polisi hingga hidung patah. Polda Sulbar mengungkap pengeroyokan dipicu anggota polisi yang dipukul lebih dulu.
Insiden pengeroyokan terjadi di asrama putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah (IPM-Mateng) pada Rabu (1/1) malam. Pengeroyokan bermula dari Bripda SA yang menjemput pacarnya di asrama hingga ditegur 2 mahasiswa berinisial ID dan MK karena masuk ke asrama putri.
"MK saat itu bilang 'ini asrama putri, tidak bisa masuk cowok'. Kemudian Bripda SA minta maaf karena mengaku tidak tahu," kata Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Slamet Wahyudi kepada wartawan, Senin (6/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bripda SA kemudian diminta pulang setelah ditunjukkan kertas bertuliskan peringatan bertamu yang ditempel di dinding asrama. Namun ketika Bripda SA hendak pulang, MK memintanya untuk menunggu seniornya yang sedang dalam perjalanan ke asrama tersebut.
"Selanjutnya saat senior MK yaitu MS tiba di lokasi langsung mengatakan 'siapa selalu cowok ke sini (asrama putri)', dan langsung menampar Bripda SA, sehingga Bripda SA merespons dengan mendorong MS," tutur Slamet.
Hal tersebut lantas menyulut emosi MS dan MK sehingga memukul Bripda SA di luar asrama. Sementara Bripda SA yang juga tersulut emosi membalas pukulan tersebut, hingga belakangan dilerai oleh warga sekitar dan kedua belah pihak membubarkan diri.
Masalah kemudian berlanjut setelah teman dari pacar Bripda SA menelepon anggota polisi angkatan Bripda SA. Tak berselang lama, Bripda SA dan beberapa teman seangkatannya kembali mendatangi lokasi kejadian untuk menemui MS, namun MS telah meninggalkan lokasi dan ponselnya tidak aktif.
"Beberapa letting SA datang lagi menyusul ke TKP. Saat itu juga 2 mahasiswa RS dan RM (Ramli) juga ke lokasi. RM mengatakan kepada AL yakni teman seangkatan Bripda SA 'apa ini kah? (ada apa)', kemudian AL mengatakan 'kau kah? (yang memukul Bripda SA)'. Lalu RM berteriak 'kenapa saya dituduh'," bebernya.
Slamet mengatakan AL saat itu mendekati RM dengan maksud menenangkan. Namun RM disebut salah paham sehingga langsung melakukan pemukulan terhadap AL hingga akhirnya terjadi pengeroyokan tersebut.
"AL membalas dengan tendangan, kemudian RM lari menuju lorong kos dan dikejar oleh AL bersama lettingnya sehingga terjadi pengeroyokan," katanya.
Meski begitu, Slamet menilai tindakan anggota polisi yang melakukan kekerasan tidak dibenarkan. Slamet menegaskan para pelaku yang terlibat akan dijatuhi sanksi tegas.
"Terlepas dari kronologi tersebut, Polda Sulbar tidak mentolerir tindakan personelnya yang tidak terpuji dan secara tegas memberikan tindakan tegas kode etik," ucap Slamet.
Korban Alami Patah Tulang Hidung
Akibat pengeroyokan tersebut, Ramli mengalami patah tulang hidung akibat pengeroyokan tersebut. Ramli saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Setelah pihak rumah sakit melakukan rontgen, hasilnya (tulang) hidung patah," kata Ramli kepada wartawan, Kamis (2/1).
Ramli juga mengaku mengalami luka di bagian mata dan tangan. Dia menyebut para oknum polisi tersebut mengeroyoknya secara membabi buta.
"Mata juga sama tangan sakit. Saya tidak hanya dikeroyok, kejadian yang menimpa saya ini murni upaya pembunuhan yang dilakukan kelompok oknum polisi," katanya.
Dia pun meminta agar para pelaku diproses hukum. Ramli menegaskan tidak akan membuka ruang mediasi dan berharap pelaku dicopot dari institusi Polri.
Polisi kena tikam di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Jadi Bekingan Mobil Sengketa, 4 Anggota LSM Laskar Sakera Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]