"Semestinya kalau sudah berulang begitu diganti saja kontraktornya, dari pada tidak jelas. Semestinya pihak Dinas BMCKTR secara tegas tidak perlu lagi diperpanjang kontrak yang tidak bisa menyediakan. Cari penyedia yang betul-betul bisa menyediakan," ujar Ketua Komisi 3 DPRD Bone Suaedi kepada detikSulsel, Jumat (27/10/2023).
Suaedi mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mempercayai sepenuhnya kapal pengangkut kayu ulin material Bola Soba tenggelam. Apalagi informasinya material tersebut tidak diasuransikan.
"Pihak rekanan tidak ada asuransi, termasuk berita acara tidak ada juga. Itu masih tahap kecurigaan kita. Bisa saja apakah itu betul atau tidak. Harus memang ada pembuktiannya, karena dia katanya mengurus, padahal dokumen harus lebih dulu dari kayunya. Mana mungkin kayu bisa berangkat kalau dokumennya tidak ada," katanya.
Suaedi menegaskan, jika dikatakan kapal tenggelam tentu harus ada berita acara. Dia lantas menuding pihak kontraktor terlalu banyak alasan atas insiden tersebut.
"Lucu juga kapal diangkut lantas tidak ada asuransinya, ada apa? Jangan terlalu banyak alasan klasik, kalau ada barang disiapkan dulu asuransinya. Harus betul-betul matang dokumennya. Kapal yang mengangkut itu harus lengkap berita acaranya juga," bebernya.
"Kalau itu tidak lengkap bagaimana kita mau meyakini itu kayu ada. Jangan sampai kita berpikiran apa yang mau diasuransikan kalau kayu tidak ada. Saya sejauh ini masih skeptis. Karena kan dokumen tidak lengkap," sambung Suaedi.
Suaedi mengaku, jika kayu ulin yang harus dikirim seharusnya dilengkapi dokumennya. Pihaknya pun akan menelusuri hal itu.
"Sepengetahuan kami ini kayu ada tentu harus dilengkapi semua dokumen. Kemudian ada kapal tenggelam, dan tidak ada berita acara. Kan orang tidak yakin, apalagi tidak ada bukti dokumen. Ini yang masih perlu ditelusuri," jelasnya.
Untuk diketahui, kapal pengangkut kayu ulin untuk material pembangunan Rumah Ada Bola Soba tenggelam di Perairan Palu, Sulteng, Senin (2/10). Basarnas Palu menyebut kapal tenggelam usai dihantam ombak setinggi 3,5 meter.
Kapal itu berangkat dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dengan tujuan ke Bone. Kapal itu tenggelam di antara perairan Palu dan Kalimantan.
Seluruh bahan material untuk pembangunan Bola Soba ikut tenggelam dalam kapal tersebut. Terlebih kayu ulin yang diangkut memang memiliki bobot yang sangat berat.
DPRD Bone pun membentuk tim untuk menginvestigasi kayu ulin material Rumah Adat Bola Soba yang tenggelam di Perairan Palu. Hal tersebut diputuskan dalam rapat kerja Komisi III DPRD Bone bersama Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) pada Selasa (17/10).
"Iya, bentuk tim investigasi. Untuk memastikan nanti ini apakah kayu ulin ini terkirim atau hanya direkayasa," ujar Ketua Komisi III DPRD Bone Andi Suaedi, Selasa (17/10).
(ata/sar)