Budayawan Bone Prihatin Pembangunan Bola Soba Bermasalah-Kayu Tenggelam

Budayawan Bone Prihatin Pembangunan Bola Soba Bermasalah-Kayu Tenggelam

Agung Pramono - detikSulsel
Kamis, 19 Okt 2023 19:30 WIB
Kapal angkut material kayu ulin Bola Soba tenggelam di Perairan Palu.
Foto: Kapal angkut material kayu ulin Bola Soba tenggelam di Perairan Palu. (Dok. Istimewa)
Bone - Para pemerhati budaya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) prihatin dengan rumah adat Bola Soba yang tak kunjung dibangun hingga material kayu ulinnya tenggelam. Mereka kini membentuk sebuah paguyuban untuk membantu pembangunan Bola Soba.

"Kami bentuk Paguyuban Assitobonengeng (Persatuan orang Bone). Orientasinya untuk membangun kembali objek cagar budaya Saoraja Petta Ponggawae atau Bola Soba yang telah terbakar," ujar Budayawan Bone Andi Singkeru Rukka kepada detikSulsel, Kamis (19/10/2023).

Para pemuda dan pemerhati budaya telah bertemu di Cafe Raqie, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang pada Rabu (18/10) sekitar pukul 21.00 Wita. Pertemuan itu membahas sebuah gerakan gotong royong peduli Bola Soba.

Singke mengatakan paguyuban ini akan menghimpun semua elemen pemuda dan pemerhati budaya dari 27 kecamatan untuk berkontribusi membantu pembangunan Bola Soba kembali. Paguyuban ini nantinya akan melibatkan seluruh masyarakat Bone yang ingin berkontribusi.

"Rencana bentuk bantuan materil dibatasi maksimal Rp 100 ribu per orang agar dapat memberi peluang kepada siapa saja berkontribusi. Jadi siapapun jumlah sumbangannya akan terbatasi," katanya.

"Yang perlu ditekankan bahwa Bola Soba bukan hanya dibangun fisiknya saja. Tetapi juga terbangun moril to Bone (orang Bone) agar dapat menjadi pappalisu sumange (pengembalian semangat)," sambung Singke.

Dia menjelaskan, paguyuban ini sudah terbentuk sejak insiden kebakaran Bola Soba pada 20 Maret 2021 lalu. Bahkan sudah ada rencana awal untuk membangun kembali Bola Soba, namun Pemkab Bone anggarkan itu, makanya niat tersebut diurungkan.

"Ini sudah lama kita kumpul-kumpul membahas ini Bola Soba. Namun karena sekarang tidak ada kejelasan soal bangunan bersejarah itu makanya kami kembali mengajak para pemerhati budaya atau siapapun yang punya kepedulian untuk bergabung. Karena kita ingin identitas kita sebagai orang Bone tidak hilang begitu saja," bebernya.

Singke menegaskan pihaknya tidak mencampuri pembangunan Bola Soba yang berada di lokasi barunya di Palakka. Pihaknya tetap fokus pada lokasi yang telah terbakar.

"Jadi bukan yang di Palakka yang sedang bermasalah, itu urusan di lokasi baru urusannya kontraktor. Kami tidak mencampuri. Kami fokus di Jalan Sukawati di tempatnya dulu karena sudah terdaftar sebagai salah satu objek cagar budaya melalui SK Kemendikbud," tegasnya.

Untuk diketahui, kapal pengangkut kayu ulin untuk material pembangunan Rumah Ada Bola Soba tenggelam di Perairan Palu, Sulteng, Senin (2/10). Basarnas Palu menyebut kapal tenggelam usai dihantam ombak setinggi 3,5 meter.

Kapal itu berangkat dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dengan tujuan ke Bone. Kapal itu tenggelam di antara perairan Palu dan Kalimantan.

Seluruh bahan material untuk pembangunan Bola Soba ikut tenggelam dalam kapal tersebut. Terlebih kayu ulin yang diangkut memang memiliki bobot yang sangat berat.

DPRD Bone pun membentuk tim untuk menginvestigasi kayu ulin material Rumah Adat Bola Soba yang tenggelam di Perairan Palu. Tim tersebut akan mengusut dokumen terkait legalitas kayu tersebut.

Kebijakan itu terungkap dalam rapat kerja Komisi III DPRD Bone pada Selasa (17/10). Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Bone turut diundang untuk membahas perkara tenggelamnya kapal pengangkut kayu ulin itu.

"Iya, bentuk tim investigasi. Untuk memastikan nanti ini apakah kayu ulin ini terkirim atau hanya direkayasa," ujar Ketua Komisi III DPRD Bone Andi Suaedi, Selasa (17/10).

Suaedi mengatakan, BMCKTR Bone mengklaim kayu ulin itu sedianya sudah dalam perjalanan berdasarkan foto yang diterima. Namun belakangan dokumen pengiriman material kayu yang dibeli dari Pulau Kalimantan itu dipertanyakan.

"Sampai saat ini pihak dinas belum menerima dokumen dari pengiriman tersebut. Makanya kita rencana akan ke Kalimantan bulan ini," katanya.


(ata/asm)

Hide Ads