5 Rumah Adat di Kalimantan Barat, Bukan Cuma Rumah Betang

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Minggu, 12 Okt 2025 18:00 WIB
Rumah Betang/Foto: Akfa Nasrulhak
Pontianak -

Rumah Betang adalah rumah adat resmi dari Kalimantan Barat (Kalbar). Rumah Betang termasuk rumah panjang yang ditempati oleh orang-orang dari suku Dayak di Kalbar.

Seperti diketahui, suku Dayak merupakan suku terbesar di Kalimantan dan tersebar di lima provinsi Kalimantan. Maka tidak heran Rumah Betang atau Rumah Panjang juga banyak ditemui di daerah lain, terutama di Kalimantan Tengah.

Selain itu, ada beberapa suku yang juga tinggal di Kalimantan Barat. Mereka juga memiliki rumah adat dengan kekhasan tersendiri. Apa saja rumah adat yang ada di Kalimantan Barat? Simak di bawah ini.

Rumah Adat di Kalimantan Barat

Selain suku Dayak, Kalimantan Barat juga didiami oleh orang-orang dari suku Melayu hingga Tionghoa dengan rumah adatnya masing-masing. Berikut 5 rumah adat di Kalimantan Barat:

1. Rumah Betang

Rumah Betang adalah rumah panjang yang ditinggali suku Dayak di Kalimantan Barat. Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, bentuk Rumah Betang memanjang, memiliki lantai panggung, dan beratap tinggi.

Panjang rumah ini bisa mencapai ratusan meter dan menampung hingga ratusan orang. Ketinggian lantai dari tanah bisa berjarak 3-5 meter dengan tiang kayu ulin yang tahan air. Ini disebabkan karena dulu rumah-rumah dibangun di dekat sungai.

Lantai dan dindingnya terbuat dari kayu ulin yang kuat dan tahan lama. Atapnya berbentuk limasan atau pelana yang terbuat dari daun rumbia atau ijuk.

Fungsi dari Rumah Betang utamanya adalah tempat tinggal bersama beberapa keluarga. Selain itu, rumah adat ini bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti upacara adat, pertemuan adat, sehingga Rumah Betang menjadi simbol kebersamaan.

Dikutip dari buku Mengenal Rumah Adat Nusantara oleh Mia Siti Aminah, Rumah Betang secara garis besar dibagi menjadi dua ruangan, yaitu ruang tertutup yang berpetak-petak dan ruang terbuka (tanjuk atau jungkat). Berikut bagian-bagiannya:

  • Halaman: ruangan terbuka memanjang dan tidak memiliki atap. Fungsinya untuk menjemur dan menumbuk padi, menjemur pakaian, dan tempat bermain anak-anak.
  • Ruang tertutup: biasanya digunakan sebagai ruang tidur untuk tamu perempuan yang baru menikah atau yang sudah mempunyai anak, bisa juga menjadi tempat untuk menerima calon pengantin saat upacara pernikahan.
  • Ruang terbuka: digunakan untuk menerima tamu laki-laki, musyawarah warga, dan tempat makan atau minum tuak pada upacara perkawinan.
  • Bale: ruang memanjang yang memiliki lebar setengah dari lebar rumah. Fungsinya untuk ruang tidur untuk anak laki-laki dan tamu laki-laki yang sedang menginap.
  • Dapur: tempat memasak yang berada di belakang ruang tidur.
  • Pintu: pintu Rumah Betang sangat banyak, bisa mencapai 40-60 pintu, karena terdapat banyak ruangan dan bisa ditinggali puluhan keluarga.

2. Rumah Radakng

Rumah Radakng juga termasuk jenis Rumah Betang atau Rumah Panjang yang paling banyak di Kalbar. Rumah adat ini lebih spesifik digunakan oleh suku Dayak Kanayatn,

Rumah Radakng ini sangat panjang. Dilansir dari situs Kemdikbud, Rumah Radakng di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalbar memiliki panjang 180,5 meter dan lebar 16,2 meter.

Di dalamnya terdapat 33 bilik, 35 pintu, dan 35 tangga. Di masa lalu, hanya ada satu tangga dan bersifat tidak permanen agar bisa ditarik untuk menghindari hewan buas. Namun kini jumlahnya bisa banyak.

Rumah Radakng di Saham ini secara umum terdiri atas lima bagian, yaitu tangga, teras (pante), serambi (sami), ruang inti (bilik), dan dapur (jungkar).

Rumah Radakng di Pontianak. Foto: (merzagamal/d'Traveler)

3. Rumah Panjae

Rumah Panjae juga merupakan jenis dari Rumah Betang atau Rumah Panjang yang ditinggali masyarakat suku Dayak Iban di Kalimantan Barat dan Malaysia bagian timur, seperti Sarawak.

Rumah Panjae berukuran lebih kecil dibandingkan Radakng. Strukturnya juga didominasi dengan kayu ulin. Bagian rumahnya antara lain ruang luar (tanyok/ jamu) untuk menjemur padi dan pakaian, teras (kaki lima), ruang bersama (ruai), ruang tinggal (bilik), lumbung (sadau), dan ruang menyimpan kerajinan tangan serta alat pertanian (sadau bungau).

4. Rumah Adat Melayu

Di Kalimantan juga banyak tinggal suku Melayu, seperti di Pontianak, Sekadau, Mempawah, Sanggau, Sambas, dan Ketapang. Bentuknya juga seperti rumah panggung namun atapnya berbentuk segitiga.

Untuk melestarikan rumah adat ini, pemerintah membangun beberapa Rumah Adat Melayu di beberapa daerah. Seperti dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Sekadau, telah diresmikan Rumah Adat Melayu pada Juli 2024 di Jalan Merdeka Timur, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalbar, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Melayu.

Di Pontianak juga terdapat Rumah Adat Melayu yang berdiri di pusat kota. Rumah ini juga menjadi wisata andalan di Kota Pontianak. Bangunan ini juga menjadi tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu.

5. Rumah Hakka (Tulou)

Kalimantan Barat juga banyak tinggal suku Tionghoa. Dalam situs resminya, Pemprov Kalbar meresmikan Rumah Hakka sebagai rumah adat bercorak Tiongkok, dengan bentuk Tulou, atau rumah bulat seperti benteng.

Rumah adat Hakka ini berada di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Keunikan rumah ini adalah struktur bangunannya tidak menggunakan plester, sehingga semua dinding terbuat dari batu bata.

Hal tersebut sesuai dengan makna dari Tulou, yaitu bangunan bertingkat yang terbuat dari tanah. Batu bata yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat, terutama dari Kota Singkawang. Bangunan ini juga menjadi simbol keberagaman dan kerukunan masyarakat Kalbar dengan berbagai sukunya.

Demikian tadi 5 rumah adat di Kalimantan Barat. Selain Rumah Betang atau Rumah Panjang yang ditempati suku Dayak, ada juga rumah adat dari suku Melayu dan Tionghoa.



Simak Video "Ikut Main Barongsai Seru bersama Artis di Pontianak "

(bai/sun)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork