Kenangan Momen Terakhir Paskibra Gunungkidul: Sempat Bercanda-Dipijit Ayah

Kenangan Momen Terakhir Paskibra Gunungkidul: Sempat Bercanda-Dipijit Ayah

Tim detikJateng - detikJogja
Senin, 14 Agu 2023 11:44 WIB
Pemberitahuan dari SMK N 2 Gedangsari terkait salah satu muridnya yang merupakan anggota paskibra Gedangsari meninggal. Foto diunggah Kamis (10/8/2023).
Pemberitahuan dari SMK N 2 Gedangsari terkait salah satu muridnya yang merupakan anggota paskibra Gedangsari meninggal. (Foto: dok. Istimewa)
Jogja -

Anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) SMK di Gunungkidul, TA (16) sempat menghabiskan momen terakhirnya dengan keluarga. Gadis asal warga Desa Bogem, Klaten, itu bahkan sempat bercanda dan minta dipijit sang ayah sebelum mendadak kolaps.

TA dilaporkan meninggal pada Rabu (9/8/2023) lalu. Pelajar kelas XI SMKN 2 Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, itu sempat mengikuti latihan paskibra di lapangan Hargomulyo, Gedangsari, Gunungkidul.

"Ikut kegiatan Paskibra sampai sore. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 WIB," kata paman TA, Giyanto, dilansir detikJateng, Senin (14/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TA kemudian pulang ke rumahnya, dan sempat keluar lagi untuk mengantar temannya. Setelahnya, TA sempat duduk bercanda bersama kedua orang tuanya di depan TV.

"Sehabis pulang, jam 17.00 WIB beraktivitas biasa di rumah, bercanda dengan ayah ibunya. Habis magrib bercanda dengan keluarga di depan televisi tapi kaki merasa pegal minta dipijat," jelas Giyanto.

ADVERTISEMENT

TA pun sempat dipijat ayahnya sembari menonton TV. Tak dinyana hal ini menjadi momen terakhir TA dengan keluarga sebelum kolaps. Tak lama, gadis itu lalu dibawa ke Puskesmas Bayat pada pukul 18.30 WIB.

"Sekitar lima menit, saya duluan pakai motor dan mobil yang membawa di belakang. Sampai sana dicek tapi dinyatakan meninggal," ujar Giyanto.

Sementara itu, Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto mengatakan TA sudah dua kali terpilih menjadi anggota paskibra tingkat Kapanewon Gedangsari, pada tahun 2022 dan 2023.

Suryanto menuturkan TA sempat mengikuti latihan paskibra di lapangan Hargomulyo, Gedangsari, pada Rabu (9/8) pagi. Setelahnya TA pulang dan disebut mengeluh sakit pada sore hari.

"Pagi ikut latihan dan sore hari di rumahnya sakit mendadak dan meninggal dunia. Jadi memang itu warga Klaten tapi sekolah di SMK 2 Gedangsari kelas XI," imbuhnya.

Kasus meninggalnya TA menuai sorotan karena terkait dengan pelayanan di Puskesmas Bayat. Puskesmas Bayat dinilai tidak sigap ketika terjadi emergensi pasien, karena tidak ada dokter jaga meski memasang plakat 24 jam. Warga pun menggeruduk puskesmas hingga akhirnya dimediasi.

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering nggampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi, Kamis (10/8).




(ams/sip)

Hide Ads