Ini Gejala Awal Tuberkulosis yang Penyembuhannya Butuh Waktu 6 Bulan

Ini Gejala Awal Tuberkulosis yang Penyembuhannya Butuh Waktu 6 Bulan

Adji G Rinepta - detikJogja
Sabtu, 06 Sep 2025 11:46 WIB
Lungs made of white and black pills on pink background. World Tuberculosis Day concept
Ilustrasi Tuberkulosis. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliia Lysenko.
Jogja -

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri yang umumnya menyerang paru-paru. Ribuan kasus TB ditemukan di DIY sepanjang tahun 2024. Berikut gejala penyakit yang membutuhkan waktu penyembuhan selama 6 bulan ini.

Ditemui dalam acara Pertemuan Ilmiah Khusus (PIK) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) XVIII di Jogja, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan terdapat gejala awal yang bisa dikategorikan sebagai suspek TB.

"Gejalanya batuk lebih dari 2 minggu, penurunan berat badan, demam tanpa penyebab yang jelas, itu ditengarai sebagai suspek," jelas Pambajun usai acara PIK PDPI XVIII di Jogja, Jumat (5/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Pembajun, ribuan kasus TB ditemukan di DIY sepanjang tahun 2024. Namun DIY tidak menjadi provinsi dengan temuan kasus TB terbanyak se-Indonesia. Meski begitu ia tak membeberkan peringkat DIY untuk temuan kasus TB di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Di DIY, lanjutnya, perkara lingkungan dan perilaku tidak bisa dikesampingkan dari banyaknya kasus TB di DIY. Terutama di kawasan pemukiman yang kumuh hingga kebiasaan merokok.
"Temuannya 2023 kita bisa menemukan 6.915 kasus di DIY, tahun 2024 semakin banyak lagi hampir 7 ribu kasus," papar Pembajun.

"DIY itu sebenarnya di tengah-tengah, karena provinsi kecil dan jumlah penduduknya tidak sebanyak Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur. Itu yang banyak di sana, karena jumlah penduduknya sih," imbuhnya.

Meski begitu, Pembajun bilang, banyaknya kasus TB yang ditemukan di DIY justru mengindikasikan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri yang semakin tinggi. Dengan begitu, angka penularan bisa ditekan.

"Pengobatan paru kan tidak sebentar, tentu saja yang kita harapkan dari temuan yang kita dapatkan itu jangan sampai lost of follow up, jangan sampai ditemukan terus hilang, tapi ditemukan, diobati, dijaga sampai sembuh," terangnya.

"Satu stigma, kita tahu bahwa itu TBC jangan lalu dijauhi, justru dirangkul untuk diobati. Karena kalau nggak dia akan ke mana-mana. Dikucilkan jadi tidak punya motivasi untuk sembuh," imbuh Pembajun.

Sementara, dokter spesialis paru yang juga ketua PDPI, dr Arief Riadi Arifin, menegaskan jika TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan meski membutuhkan waktu yang cukup lama.

"TB itu prinsipnya penyakit yang bisa diobati, rata-rata penyembuhannya 6 bulan. Jadi 6 bulan itu ada namanya fase intensif 2 bulan, ada fase lanjut itu selama 4 bulan. Setiap fase akan dilakukan evaluasi," paparnya.

Dalam pengobatannya, penderita TB harus patuh dan rutin meminum obat. Jika tidak, ada kemungkinan menyebabkan penderita mengalami kebal obat atau MDR-TB (Multi Drug Resistance TB).

"Putus obat, itu ada kriterianya kapan kita mengulang lagi. Jadi tidak langsung sehari ujug-ujug mengulang semua, ndak seperti itu, jadi ada kriteria lagi," ungkap Arief.

Lebih lanjut Arief menerangkan, cara paling ampuh menekan angka penyebaran TB adalah edukasi masyarakat agar stigma penderita TB hilang.

Pasalnya, masalah yang muncul di Indonesia bukan hanya soal bahaya penyakitnya, tapi stigma masyarakat yang menganggap TB sebagai aib. Hal itu memunculkan rasa malu untuk memeriksakan diri.

"Kerja sama antara PDPI dan Pemda DIY bersifat tentang layanan publik, terutama layanan kesehatan di masyarakat. Jadi lebih tentang edukasi contohnya senam asma, bagaimana men-tracing pasien TB, seperti itu. Jadi PDPI mendampingi masyarakat," ujarnya.

Selain itu, lanjut Arief, upaya lainnya adalah terus meng-upgrade kualitas dokter spesialis paru di Indonesia.

"Bagaimana dokter-dokter meningkatkan kemampuan kami sehingga kami bisa melayani. Di samping itu bagaimana memberikan kesadaran bagi masyarakat juga," pungkasnya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads