Gudeg adalah makanan khas Jogja yang terkenal dengan rasa manisnya. Selain itu, sajian ini juga sering dijumpai bersama tambahan jeroan. Kemudian timbul pertanyaan, apakah gudeg aman dikonsumsi penderita diabetes dan kolesterol tinggi?
Dikutip dari laman World Health Organization, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau gula darah. Seiring berjalannya waktu, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hingga saraf.
Sementara itu, berdasar penjelasan dari laman NHS, kolesterol tinggi bisa terjadi ketika seseorang memiliki terlalu banyak zat lemak dalam darah. Kondisi ini disebabkan berbagai hal, seperti mengonsumsi makanan berlemak berlebih, kurang olahraga, kelebihan berat badan, atau faktor genetik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, amankah gudeg dikonsumsi penderita diabetes dan kolesterol tinggi? Berikut ini pembahasannya.
Sekilas tentang Gudeg
Disadur dari situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kemdikbud, gudeg telah ada sejak zaman pembukaan Alas Mentaok untuk pembangunan Kerajaan Mataram. Saat membuka hutan, ditemui banyak pohon nangka muda selaku bahan utama gudeg.
Suatu ketika, seorang prajurit yang sedang bertugas, memasak gori dan santan dari kelapa. Namun, ia lupa untuk mengangkat masakan tersebut selama enam sampai delapan jam. Sejak saat itu, masakan yang "gagal" itu justru berhasil menciptakan sajian baru bernama gudeg.
Gudeg sendiri memiliki banyak varian dengan cita rasa yang berbeda-beda. Dirangkum dari Jurnal Kommas bertajuk "Daerah Istimewa Gudeg (Video Dokumenter tentang Riwayat Gudeg sebagai Ikon Kota Jogja)" karya Dwi Abadi dan Aryanto Budhy S, beberapa jenis gudeg adalah:
- Gudeg kering
- Gudeg basah
- Gudeg solo
- Gudeg manggar
Bahayakah Gudeg untuk Penderita Diabetes dan Kolesterol Tinggi?
Untuk mengetahui bahaya tidaknya, detikers perlu tahu kandungan gizi dalam sajian satu ini. Ditilik dari buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta oleh Lily Arsanti Lestari dkk, gizi per satu porsi (475 gram) gudeg gori adalah:
- Energi: 1027,75 kkal
- Protein: 39,75 gram
- Lemak: 47,25 gram
- Air: 267,09 gram
- Mineral: 10,17 gram
- Karbohidrat: 110,75 gram
Sementara itu, dalam satu porsi (600 gram tanpa nasi) gudeg manggar, terdapat kandungan:
- Energi: 866,96 kkal
- Protein: 73,27 gram
- Lemak: 28,24 gram
- Air: 412,74 gram
- Mineral: 5,82 gram
- Karbohidrat: 79,93 gram
Lebih lanjut, dirangkum dari buku Do's & Dont's Street Food- Jurus Jitu Makan Sehat di Luar Rumah agar Tetap Langsing & Fitoleh Hindah Muaris dan Gagas Ulung, kandungan gudeg per porsinya adalah:
- Energi: 300 kkal
- Protein: 4 gram
- Lemak: 17,7 gram
- Karbohidrat: 34,4 gram
- Serat: 5,2 gram
- Kolesterol: 0 miligram
- Natrium: 12,6 miligram
Sebagai catatan, kandungan gudeg dari buku karya Hindah Muaris dan Gagas Ulung didapat dari 100 gram nangka muda, 5 gram gula merah, 100 santan encer, 5 gram minyak, dan 50 gram nasi putih.
Kembali dirujuk dari buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta oleh Lily Arsanti Lestari dkk, kandungan gudeg gori memberikan asupan kalori dan karbohidrat yang cukup tinggi. Selain itu, kandungan lemak dan proteinnya juga sangat tinggi.
Hal ini perlu diwaspadai oleh penderita penyakit kolesterol tinggi. Pun juga penderita diabetes melitus, sebab, gudeg terkenal dengan rasa manis.
Di sisi lain, gudeg manggar memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dengan lemak yang relatif rendah. Hal ini menjadikan gudeg manggar pas dijadikan sajian keluarga. Asalkan tidak berlebihan, gudeg manggar tidak berbahaya untuk penderita kolesterol tinggi.
Tambahan informasi, jeroan yang terkadang dijadikan santapan pengiring gudeg memiliki efek buruk terhadap kolesterol. Sebab, memiliki kadar lemak dan kolesterol yang tinggi.
Dilansir laman resmi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, WHO merekomendasikan asupan lemak maksimal sebanyak 75 gram bagi wanita dan 91 gram bagi pria per harinya. Atau mudahnya, setara 67 gram lemak per hari jika total kebutuhan energi seseorang adalah 2000.
Bersama dengan data kandungan gizi gudeg di atas, detikers dapat membandingkan batasan lemak per hari dari WHO dan lemak yang terkandung per porsi gudeg. Dengan demikian, hal-hal buruk seperti meningkatnya kolesterol dapat dihindari.
Lebih amannya, ada tips dan trik yang disajikan oleh Hindah Muaris dan Gagas Ulung dalam mengonsumsi gudeg sebagai berikut:
- Batasi konsumsi gudeg yang menggunakan areh (santan kental). Sebaiknya, pilih gudeg basah yang memakai santan encer.
- Jauhi pelengkap yang digoreng, seperti jeroan, ayam dengan bagian kulitnya, serta tahu dan tempe goreng.
- Nikmati nasi gudeg yang lauknya beragam, dengan porsi nasi tidak terlalu banyak.
Manfaat Buah Nangka
Kendati ada sejumlah anjuran untuk membatasi konsumsi gudeg, tahukah detikers bahwa nangka selaku bahan utama gudeg memiliki banyak manfaat? Dihimpun dari laman Prevention, manfaat konsumsi nangka adalah:
- Meningkatkan kesehatan jantung.
- Mengurangi peradangan.
- Membantu menurunkan berat badan.
- Membuat kulit sehat.
- Menaikkan kualitas tidur.
- Meningkatkan kesehatan tulang.
- Membantu pencernaan.
- Aman bagi penderita diabetes.
- Meningkatkan kesehatan mata.
Nah, itulah jawaban mengenai aman tidaknya gudeg bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi. Semoga uraian di atas menjawab, ya!
(apl/rih)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030