Bahan Makanan yang Baik buat Penderita Asam Urat Menurut Pakar Gizi Unisa

Bahan Makanan yang Baik buat Penderita Asam Urat Menurut Pakar Gizi Unisa

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 27 Sep 2024 06:01 WIB
Womans leg hurts, pain in the foot, massage of female feet at home
Ilustrasi asam urat. Foto: iStock
Jogja -

Asam urat menjadi penyakit yang cukup sering ditemui di masyarakat. Tak jarang penderita asam urat menghindari beberapa makanan. Ahli gizi Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) menjelaskan bahan makanan yang baik dikonsumsi penderita asam urat.

Asam Urat Menurut Pakar Gizi Unisa

Pakar gizi yang juga dosen Gizi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Faurina Risca Fauzia, menjelaskan asam urat adalah senyawa hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Purin adalah zat alami yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan kacang-kacangan.

"Kelebihan asam urat dapat membentuk kristal yang menumpuk di sendi, menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan peradangan, yang dikenal sebagai penyakit gout atau asam urat," kata Faurina kepada detikJogja, Kamis (26/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asam urat biasanya larut dalam darah dan dikeluarkan melalui ginjal ke dalam urine. Namun, ketika produksi asam urat berlebihan atau pengeluarannya oleh ginjal tidak optimal, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.

"Selain itu, kadar asam urat yang tinggi juga dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal dan gangguan kesehatan lainnya," papar Faurina.

ADVERTISEMENT

Bahan Makanan yang Harus Ditinggalkan

Faurina menerangkan, pantangan makanan dan ketentuan jumlah yang dibatasi bagi penderita asam urat dapat diketahui dengan melakukan konsultasi dengan ahli gizi professional. Ahli gizi juga bisa memberi rekomendasi diet yang tepat sesuai dengan kondisi status gizi dan kesehatannya.

"Kurangi atau tinggalkan makanan tinggi purin seperti daging merah, mentega, produk susu tinggi lemak, jeroan, dan makanan ultra food proses," kata Faurina.

Bahan Makanan yang Direkomendasikan

Dijelaskan Faurina, mengatur pola makan dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dapat meminimalisir resiko hiperurisemia. Seperti mengonsumsi makanan tinggi serat, tinggi antioksidan, tinggi lemak tak jenuh, dan makanan yang mengandung prebiotic.

Kemudian memperbanyak konsumsi sayuran, buah, serta berbagai macam ikan, baik ikan laut maupun tawar. Seperti ikan kembung, lele, nila, gurami, bawal, tongkol, dan tengiri.

"Makanan tinggi omega 3 dan omega 6, buah alpukat juga minyak zaitun sesekali dalam jumlah normal," ujar Faurina.

"Sayur pare dan buah delima juga memiliki sifat antilipidemia yang termasuk jenis antioksidan seperti flavonoid dan fenolik. Makanan prebiotic atau yang sudah difermentasi disarankan untuk meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh," sambungnya.

Selain itu, teh hijau yang kaya akan katekin juga disarankan untuk dikonsumsi 3 sampai 4 cangkir sehari. Juga beberapa suplemen serat juga disarankan untuk dikonsumsi dengan konsultasi dengan ahli gizi. Di antaranya ekstrak zaitun 20 mg per hari dengan kandungan polifenol 19,5 mg.

"Suplemen yang mengandung antioksidan flavonoid di dalam ekstrak buah lemon atau jeruk nipis optimal dikonsumsi 100 mg/hari. Lalu suplemen vitamin K2 minimal 52 mcg per hari untuk mengurangi pembentukan plak lemak di pembuluh darah," pungkasnya.




(dil/apu)

Hide Ads