Apa Itu Teks Rekon? Ini Penjelasan, Fungsi, hingga Strukturnya

Apa Itu Teks Rekon? Ini Penjelasan, Fungsi, hingga Strukturnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 17 Sep 2024 11:03 WIB
Ilustrasi menulis teks
Ilustrasi teks rekon. (Foto: Freepik/freepik)
Jogja -

Salah satu jenis teks dalam bahasa Indonesia adalah teks rekon. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering melihat teks rekon meski tidak menyadarinya. Lantas, apa itu teks rekon?

Teks rekon ini dapat dengan mudah dijumpai di pelbagai platform. Sebut saja di koran, majalah, website online, hingga buku pelajaran. Agar dapat mengenalinya, detikers mesti memahami dengan baik seluk-beluk teks rekon.

Nah, di bawah ini telah detikJogja siapkan pembahasan lengkap seputar teks rekon, mulai dari penjelasan, fungsi, hingga strukturnya.

Penjelasan Teks Rekon

Mengutip definisi yang tertera dalam modul 'Menulis Kreatif Teks Rekon' karya Fitriana, teks rekon adalah bagian dari teks faktual yang menceritakan kembali peristiwa di masa lalu sesuai dengan urutan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian.

Lebih lanjut, dalam Jurnal Ilmiah Korpus berjudul 'Analisis Teks Rekon (Recount) di Surat Kabar' oleh Dhelfi Marista dkk, teks rekon diartikan sebagai teks yang menjelaskan kejadian yang pernah terjadi sesuai dengan urutan waktu kejadian.

Terakhir, Taufiqur Rahman dalam bukunya, 'Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan', mendefinisikan teks rekon atau teks cerita ulang sebagai teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis. Tujuannya adalah memberi informasi atau menghibur, atau bisa jadi keduanya secara bersamaan.

Teks rekon sendiri terbagi atas tiga jenis. Ketiganya adalah rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif.

Fungsi Teks Rekon

Fungsi teks rekon secara umum telah dijelaskan sekilas sebelumnya. Selain itu, teks rekon ternyata juga memiliki fungsi sosial. Ini rinciannya disadur dari buku 'Memahami Genre Teks Cerita' oleh Kaniah dkk:

  1. Menceritakan pengalaman atau peristiwa yang diamati.
  2. Menceritakan sesuatu secara runtut.
  3. Mengandung nilai moral agar pembaca atau pendengar tidak mengalami kejadian serupa.

Ciri Kebahasaan Teks Rekon

Masih merujuk buku yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa ciri kebahasaan teks rekon adalah:

  1. Penceritaannya di waktu lampau (misalnya dengan kata-kata seperti 'pada masa itu', 'kala itu', dan lain sebagainya).
  2. Kata-katanya menunjukkan urutan peristiwa (setelah, selanjutnya, kemudian, dan lain-lain).
  3. Penggunaan kata yang menunjukkan siapa (aku, kami, mereka, dia, dan sebagainya).
  4. Penggunaan kata-kata yang merujuk pada nama tempat dan waktu (Kota Bandung, sore hari 17 Agustus 1945, Gunung Kilimanjaro, dan sebagainya).
  5. Adanya kata kerja aksi.
  6. Penggunaan kata sifat.

Struktur Teks Rekon

Teks rekon tersusun atas tiga struktur, yakni orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi. Penjabaran ketiganya adalah sebagai berikut:

  • Orientasi merupakan pembuka dan berisikan jawaban atas pertanyaan siapa, apa, kapan, dan di mana.
  • Peristiwa dan masalah adalah struktur kedua yang padanya tertera penjelasan tentang tahapan kejadian.
  • Reorientasi sebagai bagian terakhir berisi pandangan penulis terhadap tokoh atau peristiwa yang dibahas.

Contoh Teks Rekon dan Strukturnya

Contoh teks rekon di bawah ini diambil dari buku yang telah disebutkan sebelumnya dengan judul 'Candi Gedong Songo'.

(Orientasi)

Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara di sini cukup dingin.

Kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Istilah Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, yakni "gedong" berarti rumah atau bangunan, "songo" berarti sembilan. Jadi arti kata Gedong Songo adalah sembilan (kelompok) bangunan.

(Peristiwa)

Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter dari pintu masuk melalui jalan setapak yang naik. Kita dapat memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi objek wisata Candi Gedong Songo.

Perjalanan dapat kita teruskan menuju Candi Gedong II kurang lebih 300 meter dengan mengikuti jalan setapak yang sudah di paving. Di sela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi.

Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh di sebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut.

Setelah dari Candi Gedong IV kita menuju Candi Gedong V yang berada di bukit paling atas dan merupakan candi terakhir yang kami temukan. Mengapa Candi terakhir? Karena tidak ada lagi candi setelah candi ini.

Mungkin bangunan candi lainnya telah hancur karena berbagai faktor. Perlu diketahui bahwa di Candi Gedong V ini ada 2-3 candi yang bangunannya juga tidak utuh lagi. Begitu juga kondisi candi-candi sebelum Candi Gedong V ini.

(Reorientasi)

Obyek wisata Candi Gedong Songo cocok sekali untuk refreshing pemandangan alam sekaligus tracking karena dari pintu masuk hingga candi terakhir yaitu Candi Gedong V lumayan menanjak.

Sangat dekat sekali dengan Puncak Gunung Ungaran. Pemandangan dari Candi Gedong V sangat indah sekali, ke arah bawah kita dapat melihat Rawa Pening di Salatiga dan Kota Ambarawa.

Ke arah belakang/atas dapat kita lihat Puncak Gunung Ungaran yang sangat indah diselingi asap belerang yang muncul dari sela-sela jurang antara Candi Gedong III dan IV. Karena keindahannya Candi Gedong Songo ini sering menjadi tempat yang indah untuk foto-foto prewedding.

Nah, itulah informasi lengkap seputar teks rekon, mulai dari penjelasan, fungsi, hingga strukturnya. Semoga bermanfaat!




(sto/cln)

Hide Ads