Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Sarjiya dikukuhkan menjadi Guru Besar hari ini. Dia pun menceritakan kisahnya yang terlahir dari keluarga kurang mampu hingga meraih gelar profesor.
Sarjiya lahir di Lendah, Kulonprogo, 51 tahun silam dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya, Pujidiyono, merupakan seorang buruh tobong labur atau perajin gamping. Ibunya, Sumirah, merupakan pedagang gula jawa keliling.
Meski secara ekonomi terbatas, ayah dan ibu Sarjiya memantapkan tekad untuk menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah," kata Sarjiya, dikutip detikJogja dari laman resmi UGM, Kamis (1/2/2024).
Anak keempat dari lima bersaudara ini menceritakan bahwa kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak bersekolah.
Namun, orang tuanya punya semangat tinggi menyekolahkan Sarjiya meski harus mengorbankan pendidikan sang adik perempuan.
"Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan," ujarnya.
"Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa," sambung Sarjiya.
Momen haru terjadi usai Sarjiya menyampaikan pidato, dia langsung mendatangi sang ibu sambil bersujud. Tak lupa dia memeluk sang ibu dengan erat.
"Maturnuwun Bu," kata Sarjiya sambil terbata-bata.
Selanjutnya Sarjiya menyalami empat saudari perempuannya. Sayang, sang ayah tidak hadir di momen pengukuhan dirinya karena sudah berpulang.
Sarjiya menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo, pada tahun 1987. Dia menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot tahun 1990. Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993 dan di tahun yang sama melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.
Lalu pendidikan S2 dilanjutkan di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus tahun 20021. Pendidikan doktor diselesaikan di Prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan