Politeknik Teknologi (Poltek) Nuklir Indonesia melakukan evaluasi kurikulum dalam menyambut net zero emission (NZE) dalam hal ini pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Evaluasi dilakukan agar lulusan Poltek tersebut bisa terserap di pasar kerja PLTN.
"Pertama kita dari proses evaluasi kurikulum. Dari kurikulum yang ada ini sebetulnya kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan teknologi nuklir sudah dibekali dengan porsi kompetensi bidang nuklir antara 30 sampai 40 persen," kata Direktur Poltek Nuklir Indonesia Zainal Arif kepada wartawan di Banguntapan, Bantul, Rabu (27/9/2023).
"Kemudian tentu mereka juga harus dibekali dengan teknik dasar, terus berikutnya ya seperti kewajiban di kurikulum, mereka harus ada basic science, matematika termasuk mata kuliah wajib," lanjut Zainal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, evaluasi itu berdasarkan masukan dari industri-industri nuklir di Indonesia. Sehingga ilmu yang didapat para mahasiswa betul-betul sesuai dengan kebutuhan industri nuklir.
"Intinya kita melakukan proses evaluasi dengan mendapatkan masukan dari mitra industri terutama mitra yang bergerak di reaktor nuklir," ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Zainal menyebut penyerapan lulusan Poltek Nuklir Indonesia akan lebih banyak. Bahkan, nantinya bakal mengisi kebutuhan dalam pengembangan PLTN.
"Sehingga kompetensi apa yang diperlukan bisa kita turunkan menjadi mata kuliah yang akan kita berikan kepada prodi yang ada di kita ini supaya mereka nanti bisa masuk ke pasar kerja yang ada di PLTN nanti," ucapnya.
Selain evaluasi kurikulum, Poltek Nuklir juga memberikan kompetensi tambahan. Sehingga selama proses pendidikan 4 tahun mahasiswa juga diberikan kompetensi untuk tiga prodi yang ada, yakni teknokimia nuklir, elektro mekanika dan elektronika instrumentasi.
"Seperti petugas proteksi radiasi untuk industri, medis dan juga ada kompetensi di bidang ultrasonik, radiografi dan K3. Hal ini untuk melengkapi ijazah yang sudah mereka punyai, kita berikan tambahan kompetensi supaya lebih siap saat masuk ke dunia kerja," ucapnya.
Untuk diketahui, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) bakal dibangun di Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan menuju net zero emission (NZE) di mana pemanfaatan PLTN ada di dalamnya.
Sejalan dengan itu, pemerintah bersama dengan DPR juga tengah membahas Rancangan Undang-undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET). RUU ini juga memuat soal PLTN.
(aku/ahr)
Komentar Terbanyak
UAD Bikin Rudal Merapi Antipesawat, Mampu Kunci Target dengan Cepat
Pakar UGM Sebut Pajak Toko Online Langkah Positif, tapi...
Israel Tuduh Iran Luncurkan Rudal Saat Gencatan Senjata, Ancam Serang Teheran