Bom mortir sepanjang 180 sentimeter dengan berat sekitar 350 kilogram bikin heboh sebagian warga Sleman pekan ini. Tidak seperti mortir tua biasa, proses disposalnya sampai dilakukan beberapa kali di bawah bukit dekat Sungai Gendol lereng Gunung Merapi. Ini kisahnya.
Mortir itu awalnya ditemukan warga Padukuhan Tanjung, Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, saat menggali tanah di halaman rumah pada Minggu (10/8) sekitar pukul 16.50 WIB.
Keberadaan mortir itu diketahui setelah ayunan cangkul menghantamnya di kedalaman tanah sekitar satu meter. Lantaran benturan cangkul menimbulkan suara berdentang, warga lalu menyingkirkan tanah menggunakan tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tampak jelas wujudnya, warga lalu melapor ke Polsek Ngemplak. Petugas kemudian mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi. Polsek Ngemplak juga berkoordinasi dengan Tim Gegana Polda DIY.
![]() |
Disposal Hari Pertama
Upaya disposal dilakukan di Padukuhan Besalen, Glagaharjo, tepatnya di bawah bukit dengan kedalaman 30 meter pada Senin (11/8) sore hingga petang.
Saat itu petugas mengevakuasi sejumlah warga Kalurahan Glagaharjo dan Wukirsari yang tinggal di dekat lokasi disposal. Pemerintah juga menyiapkan tempat evakuasi sementara jika warga masih ragu-ragu untuk pulang.
"Sudah dilakukan disposal tadi empat kali namun belum mendapatkan hasil. Kita karena ini sudah gelap dan malam, hari ini kita tunda dan kita laksanakan besok lagi," kata Kapolresta Sleman Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo saat ditemui di Kantor Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Senin (11/8/2025).
Disposal Hari Kedua
Keesokan harinya, Selasa (12/8), upaya disposal bom mortir itu kembali dilakukan oleh Tim Gegana Polda DIY. Lokasi di bawah bukit di dekat aliran Sungai Gendol.
"Berhasil, sudah berhasil diledakkan, semua sudah kita amankan, sudah steril," kata Komandan Sat Brimob Polda DIY Kombes Edi Sinulingga di lokasi disposal di Padukuhan Besalen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (11/8/2025).
Menurut Edi, mortir itu merupakan bom tua terbesar yang pernah ditemukan di Jogja. Dia bilang, untuk menonaktifkan bom tersebut, total diperlukan lima kali proses peledakan. Pada proses pertama hingga keempat, bom pesawat itu belum terpicu sehingga tidak meledak.
"Nah, kami lakukan kemarin tiga kali ternyata tidak berhasil, karena memang bomnya besar. Tiga kali kami kemarin disposal, tidak berhasil dan sudah sore kami putuskan hari ini. Tapi kami coba sekali lagi, dengan perlengkapan kita yang ada, ternyata meledak," ujar Edi.
Hari itu juga Edi memastikan bahwa proses disposal sudah selesai dan masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal.
Genting-Kaca Pecah Tertimpa Serpihan
Dalam pelaksanaan disposal itu, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan imbas getaran dan serpihan bom yang jatuh. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Haris Martapa, kerusakan rumah itu hanya sebatas kaca dan genting yang pecah tertimpa serpihan mortir.
"Jadi ini memang ada kerusakan kecil-kecil ya, ada yang gentingnya dua, ada yang kacanya pecah kecil itu, kemudian ada galvalum satu, ini sedang diidentifikasi," kata Haris saat ditemui di Kantor Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (12/8/2025).
Saat itu Haris mengatakan, proses identifikasi rumah yang terdampak masih berlanjut. Pemkab Sleman akan membantu proses perbaikan bangunan yang mengalami kerusakan dengan menggunakan dana APBD.
"Hari ini kita targetkan langsung kita perbaiki dan ini kita update terus," ujarnya.
Meski terdapat kerusakan bangunan, Haris menegaskan tidak ada korban jiwa maupun luka dari proses disposal bom mortir tua tersebut.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan Pembobol Situs Judi Berujung Polda DIY Klarifikasi
Respons Wamenaker soal 19 Juta Lapangan Kerja Dipertanyakan Publik
Survei BPS: Jogja Ranking 1 Hunian Layak dan Terjangkau se-Jawa