Menengok Kesibukan di Pasar Kulon Progo Saat Prepegan Jelang Lebaran

#RamadanJadiMudah by BSI

Menengok Kesibukan di Pasar Kulon Progo Saat Prepegan Jelang Lebaran

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Sabtu, 29 Mar 2025 17:27 WIB
Warga berbelanja baju di Pasar Wagean, Pasar Hewan Pengasih, Kulon Progo, Jumat (28/3/2025)
Warga berbelanja baju di Pasar Wagean, Pasar Hewan Pengasih, Kulon Progo, Jumat (28/3/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo - Sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terlihat semarak jelang Lebaran 2025. Banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan untuk Lebaran atau biasa disebut dengan prepegan.

Secara garis beras prepegan adalah kebiasaan atau tradisi masyarakat Jawa yang berbelanja di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan selama Idul Fitri. Aktivitas ini berlangsung jelang Lebaran, bisa H-1 atau H-3 Lebaran.

Belum ada literatur yang secara khusus membahas tradisi ini. Adapun penamaan prepegan berkembang dari mulut ke mulut dan masih bertahan hingga sekarang.

Tradisi prepegan dapat dijumpai di hampir seluruh pasar tradisional di Kulon Progo, salah satunya Pasar Wagean, kompleks Pasar Hewan Pengasih, Kapanewon Pengasih. Sejak pagi, ratusan atau bahkan mungkin ribuan orang sudah berduyun-duyun memadati pasar tersebut untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.

Keramaian terlihat di setiap lapak pedagang pakaian pasar tersebut. Mulai dari orang tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan dan berbagai latar belakang tumpah ruah memilih busana yang nantinya akan dikenakan saat Idul Fitri mendatang.

"Iya ini mas, lagi pilih-pilih baju buat nanti bakdan (Lebaran)," ucap salah satu pembeli, Tubarno saat ditemui di Pasar Hewan Pengasih, Jumat (28/3/2025).

Tubarno mengaku datang jauh-jauh dari Kapanewon Kokap, hanya untuk berbelanja baju di Pasar Hewan Pengasih. Kegiatan ini sudah biasa dilakoninya setiap tahun dan sudah jadi semacam tradisi bagi keluarganya.

"Memang sudah rutin seperti ini mas, setiap mau lebaran pasti ke pasar beli baju," ujarnya.

Hal serupa dilakukan Bagyo, asal Nanggulan, Kulon Progo. Selain berbelanja busana, Bagyo juga memborong kebutuhan lain seperti bahan pangan dan aneka camilan untuk dihidangkan saat Lebaran.

"Iya ini, kebetulan lagi prepegan mau Lebaran, jadi belanjanya lebih banyak dari biasanya," ucapnya.

Bagyo mengatakan langkah ini ditempuh karena pasar bakal tutup selama Lebaran. Sehingga banyak masyarakat memutuskan belanja dalam jumlah banyak untuk jadi stok di rumah.

"Ya intinya buat stok aja sih mas, karena kan Lebaran pada libur to, jadi daripada bingung nantinya," terangnya.

Warga lainnya, Budi Utomo, menyebut bahwa tradisi prepegan sudah ada sejak lama. Menurutnya prepegan mengandung makna persiapan, yang dalam konteks ini adalah bersiap menyambut Lebaran.

"Bisa juga dimaknai akhir-akhir atau penutup. Saya teringat dulu saat masih kecil sering diajak kakek ke pasar buat prepegan. Saat itu kami beli banyak, mulai dari pakaian sampai bahan pangan buat Lebaran," ujarnya.

Tak Seramai Tahun Lalu

Namun, tak selamanya prepegan berlangsung meriah. Hal ini dialami oleh pedagang khususnya yang berjualan busana di Pasar Wates, Kulon Progo.

"Daripada tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini cenderung lebih sepi," ucap salah satu pedagang, Yuli.

Menurutnya sepinya penjualan busana tahun ini tak lepas dari kondisi perekonomian masyarakat yang memang sedang lesu. Walhasil masyarakat lebih memilih berbelanja bahan pangan alih-alih punya baju baru.

"Kalau dari yang saya tahu kebutuhan sekarang dialihkan untuk bahan pangan mas, ya karena perekonomian sedang lesu," ujarnya.

Hal itu dibenarkan oleh Tarmi, ibu rumah tanggal asal Kapanewon Sentolo. Tarmi menyatakan pada Lebaran tahun ini pihaknya lebih memprioritaskan membeli makanan daripada busana.

"Biasanya ini sudah belanja buat kebutuhan Lebaran seperti baju baru, tapi sekarang belum dulu. Apalagi harga bahan pangan kan lagi mahal, kalaupun beli baju baru Lebaran, paling buat anak-anak dulu," ujarnya.


(afn/afn)

Hide Ads