11 Jenis-jenis Dongeng dan Contohnya yang Penuh Pesan Moral

11 Jenis-jenis Dongeng dan Contohnya yang Penuh Pesan Moral

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 03 Des 2024 19:22 WIB
Ilustrasi buku dongeng
Ilustrasi dongeng. (Foto: Freepik/jannoon028)
Jogja -

Dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra lama yang punya jenis-jenis tersendiri. Apa saja jenis dongeng yang diketahui dan biasanya berisikan pesan moral? Berikut ini penjelasannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Lebih lanjut, dikutip dari buku Dongeng: Teori dan Aplikasi oleh Pupung Puspa Ardini, dongeng adalah cerita khayal, baik dalam bentuk tulisan maupun oral yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Dongeng sendiri punya beragam manfaat, utamanya bagi anak. Dongeng bisa menumbuhkan nilai-nilai ataupun karakter positif dalam diri anak. Selain itu, dongeng juga punya peran mendongkrak kemampuan berbahasa anak dengan ribuan kosa kata barunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa saja jenis dongeng dan seperti apa contohnya? Mari, simak pembahasan lengkap yang telah detikJogja siapkan melalui uraian di bawah ini.

Jenis-jenis Dongeng

Dirujuk dari buku Ensiklopedi Bahasa dan Sastra Modern oleh Rani Siti Fitriani dkk, berdasar isinya, jenis-jenis dongeng adalah:

ADVERTISEMENT

1. Legenda

Merupakan tipe dongeng rakyat zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah. Contoh dongeng berjenis legenda adalah Asal-Usul Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan Danau Toba.

2. Fabel

Jenis dongeng kedua adalah fabel. Fabel adalah dongeng yang tokoh-tokohnya berupa hewan berwatak layaknya manusia. Biasanya, fabel membawakan cerita mengenai perbuatan baik dan buruk. Contohnya adalah Si Kancil yang Cerdik dan Buaya yang Serakah.

3. Mite/Mitos

Selanjutnya, ada mitos atau dongeng yang berhubungan dengan dewa, roh halus, maupun kepercayaan animisme/dinamisme. Contoh dongeng mite adalah Sangkuriang dan Roro Jonggrang.

4. Sage

Sage adalah dongeng yang ceritanya berkaitan dengan sejarah bercampur fantasi masyarakat. Contoh judul dongeng bertipe sage adalah Jaka Tingkir, Lutung Kasarung, dan Jaka Umbaran.

5. Cerita Jenaka/Pelipur Lara

Jenis dongeng selanjutnya adalah cerita jenaka atau pelipur lara. Sesuai namanya, dongeng bertipe ini bercerita tentang orang-orang jenaka atau humor bangsa Indonesia. Contohnya adalah Pak Pandir, Si Kabayan, dan Banga Pale.

Jenis Dongeng Lainnya

Sementara itu, menurut penjelasan dari dokumen unggahan Eprints Universitas Negeri Yogyakarta, dongeng juga bisa dikategorikan ke dalam empat kelompok besar, yakni:

1. Dongeng Binatang (Animal Tales)

Sama seperti fabel, dongeng binatang punya tokoh berupa binatang peliharaan dan liar. Tokoh-tokoh dongeng binatang ini bisa berbicara dan berakal budi layaknya manusia biasa.

2. Dongeng Biasa (Ordinary Tales)

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang punya tokoh manusia. Umumnya, dongeng biasa mengangkat kisah suka duka seseorang. Dongeng biasa dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti dongeng mengenai ilmu sihir, dongeng keagamaan, dan cerita-cerita roman.

3. Lelucon dan Anekdot (Jokes and Anecdotes)

Biarpun sama-sama memancing gelak tawa, lelucon dan anekdot punya perbedaan. Lelucon biasanya mengangkat kisah fiktif dengan tokoh-tokoh fiktif pula. Di sisi lain, anekdot sering kali mengisahkan kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada.

4. Dongeng Berumus

Keempat, ada dongeng berumus yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng berumus punya beberapa subbentuk, yakni dongeng bertimbun banyak, dongeng untuk mempermainkan orang, dan dongeng tanpa akhir.

Jenis Dongeng Menurut Stewig

Terakhir, menurut Stewig, dongeng juga bisa dipecah menjadi dua, yakni dongeng klasik dan modern:

1. Dongeng Klasik

Dongeng klasik adalah cerita yang sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun-temurun lewat tradisi lisan. Oleh karena itu, dongeng klasik umumnya tidak diketahui nama pengarang ataupun tanggal diciptakannya.

2. Dongeng Modern

Dongeng modern adalah cerita yang sengaja ditulis agar dibaca orang lain. Dalam dongeng modern, nama pengarang, penerbit, dan tahunnya terpampang dengan jelas.

Ciri-ciri Dongeng

Disadur dari Modul Dongeng Jenjang SD dan SMP yang diterbitkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, di antara ciri dongeng adalah:

  1. Punya alur sederhana.
  2. Alur ceritanya singkat dan cepat.
  3. Tokohnya tidak diceritakan secara mendetail.
  4. Peristiwa dalam dongeng kebanyakan fiktif atau khayalan.
  5. Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
  6. Menekankan bagian isi atau peristiwa.

Contoh Dongeng dan Pesan Moralnya

Di bawah ini detikJogja cantumkan contoh dongeng berjenis fabel yang diambil dari buku Kalah Oleh si Cerdik karya Atisah. Dongeng yang dimaksud berjudul Seekor Kancil yang Selalu Ingat Tuhan. Dongeng ini punya banyak pesan moral yang akan dibahas kemudian:

Hutan lebat dan rumput menghijau telah berubah menjadi hutan yang gundul dan gersang. Daun jati, daun karet, dan daun pohon-pohon lain yang ada di hutan itu telah gugur.

Rumput-rumput pun telah mengering, semuanya berwarna kecoklatan. Tak ketinggalan pohon-pohon di pinggir sungai, semuanya layu. Kemarau yang panjang telah tiba. Sawah dan sungai pun kering kerontang.

Seekor kancil jantan yang tanduknya baru keluar, menandakan dia baru saja tumbuh dewasa, sangat kehausan. Bibirnya pecah-pecah. Ia telah berlari ke sana kemari mencari sumber air, tapi setetes pun tak didapatkannya.

Kancil jantan itu sangat sedih dan tubuhnya sudah lemas. Ia duduk sujud seperti manusia memuja Tuhan. Hatinya menjerit meminta pertolongan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

"Ya Allah yang Maha Agung, hamba mohon pertolonganmu. Hamba kehausan dan kelaparan. Berilah hambamu ini sedikit air dan rumput."

Setelah sujud, ia duduk lalu melihat-lihat ke kiri ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ajaib, dari arah depan ia melihat gerombolan pepohonan yang agak kehijauan di sebuah bukit. Kancil berlari ke tempat itu.

Tempat itu ternyata cukup jauh. Ia melewati kebun ilalang yang baru saja dibakar orang sampai badan kancil itu kotor terkena debu. Namun, ia tidak mempedulikannya. Keinginannya hanya satu, yaitu ingin cepat minum.

Kancil sampai ke sebuah bukit. Pohon-pohon dan rerumputan di bukit itu ternyata masih subur. "Ohhh! Sumber airkah itu?" kata kancil bicara sendiri. Ia kemudian mencermati keadaan sekelilingnya. Ternyata ada aliran air yang bening, mengalir ke sebuah cekungan. Sementara itu, tanaman dan rumput di pinggir cekungan air itu pun warnanya hijau.

"Terima kasih Tuhan, doa hamba dikabulkan," kata kancil. Ia tidak buru-buru minum dan makan. Namun, sujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah itu, ia baru minum pelan-pelan.

Ternyata di belakang kancil ada seekor serigala yang tengah memburunya. Kancil tidak menyadari keadaan itu. Serigala sendiri ragu-ragu karena badan kancil yang belang-belang kotor itu seperti anak harimau. Sementara, kepalanya seperti kepala kancil. Jadi, serigala itu hanya mengawas-awasi saja.

Yang berbuat seperti itu ternyata tidak hanya serigala, juga seekor Macan Tutul tengah mengintip di atas sebuah pohon. Kancil tenang-tenang saja karena tidak mengetahui dirinya dijadikan rebutan dua binatang pemangsa.

Macan Tutul dari atas dahan meloncat ke hadapan kancil. Ia takut keduluan Serigala.

"Macan Tutul, jangan ganggu buruanku!"
"Enak saja. Ini jatahku, tahu?"

Serigala marah kepada Macan Tutul. Sebaliknya, Macan Tutul juga marah karena merasa terganggu.

"Celaka!" kata Kancil sambil mengelus dadanya. Kancil sangat kaget di hadapannya ada dua hewan pemangsa yang memperebutkan dirinya.

Ia sangat takut karena melawan seekor binatang pemangsa saja tidak berdaya. Apalagi, jika harus melawan dua binatang sekaligus. Dalam ketakutannya, Kancil sujud dan berdoa kepada penciptanya.

"Ya Allah, Yang Maha Baik
Allah Yang Maha Sempurna
Allah Yang Maha Abadi
Allah Yang Maha Asih
Allah Yang Maha Tahu
Allah Yang Ada di mana-mana
Allah Yang Maha Kuasa
Hamba tiada daya dan upaya
Mohon diselamatkan oleh-Mu
Dari bahaya Serigala dan Macan Tutul
Yang akan memangsa hamba."

Setelah berdoa, ia merasa mempunyai kekuatan. Kancil membentak kedua binatang yang tengah bertengkar itu.

"Serigala dan Macan Tutul! Selamat Datang. Kalian pasti haus dan lapar. Mari kita minum. Air ini berasal dari Allah untuk kita minum."

Serigala dan Macan Tutul berhenti bertengkar. Mereka kaget mendengar suara Kancil yang kencang dan penuh keberanian.

"Benar katamu. Aku ingin minum dan ingin makan. Untuk minum ada air. Untuk makan ada kamu. Kamu juga sama untuk minum ada air untuk makan ada rumput," kata Macan Tutul.

"Kancil, kamu bukan jatah Macan Tutul, tapi untukku. Aku yang sudah mengikutimu sejak lama."

"Bukan, kamu bukan jatah Serigala. Tapi, jatahku. Aku yang punya hak sebab aku yang mengawasi dan mengikuti gerak-gerik kalian."

"Heh, kalian! kenapa ngomongnya ngawur. Apa kalian tidak tahu, siapa aku? Kepalaku memang kancil, tapi badanku macan lodaya. Jadi, kesukaanku bukan hanya rumput, juga daging serigala. Tandukku sakti."

"Siapa yang tubruk, langsung mati dan dagingnya kupakai sarapan. Tidak menemukan serigala, makan rumput pun jadi. Tidak menemukan rumput, makan macan tutul pun tak apa-apa."

Macan Tutul dan Serigala terkejut mendengar kata-kata Kancil. Malahan Serigala merasa agak takut.

"Sekarang aku tak akan makan daging sebab ada rumput. Silakan Serigala untuk Macan Tutul sebab Macan Tutul tak mau makan rumput atau sebaliknya, Macan Tutul untuk Serigala. Kalau tidak habis, aku dibagi supaya kenyang. Makan daging sebagai pencuci mulut, kan enak."

Kancil lalu minum sekenyangnya, kemudian makan rumput, dan pura-pura tidak punya rasa takut kepada kedua binatang pemangsa itu. Sementara itu, serigala dan macan tutul berkelahi. Mereka saling menggigit, saling mencakar, dan saling membanting. Siapa yang kalah dagingnya akan dimakan.

Sesudah kenyang Kancil kabur menyelamatkan diri. Sambil tidak lupa berterima kasih kepada Allah pencipta alam.

"Ya Allah, Yang Maha Penyayang
Ya Allah, Yang Maha Bijaksana
Terima kasih atas kasih sayang-Mu
Terima kasih
Hamba telah terlepas dari marabahaya"

Begitulah doa Kancil sambil mencium tanah, seperti orang yang tengah bersujud. Sementara itu, Serigala yang bertengkar dengan Macan Tutul telah berhenti. Serigala jadi pincang dan buta dianiaya Macan Tutul, kemudian ia melarikan diri. Macan Tutul pahanya sempal digigit serigala.

Beberapa pesan moral yang bisa diambil dari dongeng fabel di atas adalah:

  1. Doa adalah kekuatan utama
  2. Keserakahan membawa petaka
  3. Selalu bersyukur dalam keadaan apa pun
  4. Jangan mudah tertipu penampilan
  5. Sikap tekun mendatangkan hasil

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis dongeng plus contohnya agar detikers lebih mudah paham. Semoga bermanfaat, ya!




(sto/ams)

Hide Ads