Ada tiga topeng yang konon telah diwariskan selama lima generasi di Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Begini kisahnya.
detikJogja berkesempatan melihat topeng yang disimpan oleh generasi kelima, Heni Eka Wati (34) di rumah Heni di Padukuhan Jogoloyo, Kalurahan Duwet, Wonosari, Selasa (16/7/2024). Topeng tersebut disimpan di gudang samping rumah Heni.
Satu topeng bernama Klana Sewandana disimpan bersama dengan enam topeng lainnya di sebuah kotak. Penutup wajah itu tampak mencolok daripada topeng lainnya sebab berwarna merah menyala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Topeng tersebut berukuran sekitar wajah orang dewasa. Terdapat sebatang pelat besi yang dipasang di sisi belakang membentang dari sisi kiri ke kanan di belakang hidung.
Bentuknya lonjong dengan lubang di kedua mata, hidung, dan mulut. Lobang di matanya cenderung kecil dan tertutup dua bola mata sehingga membatasi pandangan jika dikenakan.
Sebagian besar sisi belakangnya tampak polos tanpa sentuhan pewarna. Untuk mengenakannya harus menggigit selembar kulit yang menyerupai lidah manusia yang panjang.
Pada wajah topeng itu dilukis sebuah kumis berwarna hitam panjang ke samping, jenggot lancip berwarna hitam, alis mata berwarna emas, pupil berwarna hitam, dan corak mahkota dengan sentuhan warna emas juga maron.
Topeng tersebut terlihat menyengir menunjukkan deretan giginya yang dipoles cat warna emas. Hidungnya mancung.
Dua topeng lainnya yakni Bancak dan Doyok. Bancak dan Doyok memiliki menutupi area wajah dari dahi hingga hidung.
Topeng Doyok bercorak hitam mengkilap. Matanya sipit tanpa bibir dengan bentuk dahi yang lebar.
Terdapat ukiran kumis berwarna emas terletak sejajar dengan hidungnya. Bentuk hidungnya cenderung pesek.
Sisi belakangnya berwarna kayu alami, cenderung hitam gelap. Terdapat seutas tali yang terikat di sisi kanan dan kiri topeng tersebut.
Topeng Bancak bermata oval dengan dua bola mata melirik ke atas sehingga menyisakan cela tipis untuk melihat. Warnanya kuning keemasan.
Hidungnya cenderung besar menyerupai sebuah rudal dicat dengan kombinasi warna merah, hitam dan kuning keemasan. Terdapat sebuah bibir atas yang dicat merah dan menyisakan dua gigi berwarna kuning keemasan.
Alisnya berwarna hitam. Begitu pula dengan kedua kumisnya. Pada sisi belakangnya terdapat seutas tali yang terikat di sisi kanan dan kiri.
![]() |
Topeng Disebut Pemberian Keraton
Sesepuh kelompok wayang topeng Murih Marsudi Budoyo yang merupakan kelompok wayang topeng setempat, Nardi Purwanto, menerangkan tiga topeng tersebut diberikan oleh pihak Keraton Jogja kepada sesepuhnya, Kasandi Kromo.
"Topeng Klana, Doyok, dan Bancak itu ceritanya bukan beli, tapi dikasih oleh Keraton. Lima generasi sampai sekarang," kata Nardi kepada detikJogja saat ditemui di rumahnya di Padukuhan Jogoloyo, Selasa (16/7/2024).
Terkait alasan topeng tersebut harus diwariskan kepada satu garis keturunan, Nardi tidak tahu pasti. Dia hanya mengikuti wasiat sesepuhnya.
Nardi mengungkapkan topeng tersebut dikeramatkan oleh sesepuhnya hingga kini. Jika hendak dikenakan dalam pentas tari, harus dilakukan ritual saat membuka topeng itu.
Bentuk topeng Klana belum pernah berubah, termasuk catnya. Nardi menuturkan dirinya mendapatkan wasiat dari sesepuhnya untuk tidak mengganti atau mengecat ulang topeng itu.
Selanjutnya, Heni mengungkapkan topeng itu diwariskan dari kakeknya Pawiro Tarno kepada ayahnya Karana pada 2003. Dirinya mewarisi topeng tersebut dari ayahnya pada 2015 saat ayahnya meninggal.
"Topengnya itu dari Mbah saya. 2015 Bapak meninggal ya cuma ketepatan (kebetulan sebagai garis keturunan pewaris) itu," jelas perempuan yang menjabat sebagai Dukuh Jogoloyo kepada detikJogja saat ditemui di rumahnya di Jogoloyo, Selasa (16/7/2024).
Tugasnya sebagai pewaris topeng itu, Heni mengungkapkan dirinya melaksanakan ritual pada malam 1 Sura. Adapun ritualnya memandikan kembang untuk tiga topeng tersebut.
![]() |
Dikaji oleh TACB Gunungkidul
Terpisah, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Gunungkidul, Andi Riana menerangkan pihaknya mengkaji tiga topeng itu sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Dia yakin tiga topeng tersebut bisa menjadi Cagar Budaya (CB) nantinya.
"Kami akan merekomendasikan menjadi CB topeng tersebut," ucap Andi saat dihubungi detikJogja, Rabu (26/6/2024).
Andi mengatakan pihaknya juga mendapatkan cerita topeng tersebut merupakan pemberian dari Keraton Jogja. Pihaknya pun akan mengonfirmasi kabar tersebut kepada pihak Keraton Jogja secara langsung.
"Kita belum tahu kepastiannya (apakah benar topeng itu pemberian Keraton Jogja). Jadi kami masih menelusuri hal tersebut. Iya (akan konfirmasi ke Keraton Jogja)," kata Andi kepada detikJogja melalui telepon, Jumat (19/7/2024).
Sementara itu, anggota TACB Gunungkidul, Ari Kristian mengungkapkan topeng tersebut hanya dapat disimpan oleh pewaris. Topeng Klana Sewandana, Ari mengungkapkan hanya dapat dikenakan oleh pewaris langsung. Sedangkan dua topeng lainnya bisa dipakai oleh orang lain.
"Khusus Klana Sewandana itu wajib oleh keturunan langsung," jelas Ari kepada detikJogja saat ditemui di kantor Dinas Kebudayaan Gunungkidul di Playen, Rabu (26/6).
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030