Sejarah Hari Kasih Sayang hingga Disebut Valentine, Ini Asal-usulnya

Sejarah Hari Kasih Sayang hingga Disebut Valentine, Ini Asal-usulnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 13 Feb 2024 17:43 WIB
Lovely old lady admiring the red flower that her husband gave her. Couple having glass of red wine at night in roof restaurant.
Ilustrasi Hari Kasih Sayang atau Valentine. Foto: Getty Images/ljubaphoto
Jogja -

Setiap tahunnya, baik di Indonesia maupun mancanegara, diadakan perayaan Hari Kasih Sayang pada tanggal 14 Februari. Tahukah detikers bagaimana sejarah Hari Kasih Sayang hingga lebih sering disebut dengan istilah Valentine?

Ditilik dari situs History, terdapat dua versi mengenai sejarah perayaan Hari Kasih Sayang. Versi pertama berisikan kisah seorang suci bernama Valentinus yang menemui akhir tragis. Sementara itu, versi kedua menyebut bahwa Valentine's Day berasal dari perayaan pagan kuno Romawi.

Penasaran dengan sejarah Hari Kasih Sayang? Simak asal-usul selengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Kasih Sayang: Santo Valentinus dan Kaisar Claudius II

Sebagaimana telah menjadi informasi umum, bahwa nama lain dari Hari Kasih Sayang adalah Valentine's Day atau Saints Valentine's Day (St. Valentine's Day). Usut punya usut, Valentine ternyata adalah nama seorang suci dari masa Kekaisaran Romawi.

Setidaknya, dikenal tiga orang suci yang bernama Valentine atau Valentinus. Ketiganya pun menjadi martir akibat kebrutalan penguasa Romawi kala itu, yaitu Claudius II.

ADVERTISEMENT

Versi yang pertama -dan paling terkenal- adalah seorang pendeta bernama Valentinus. Di masa hidupnya, yakni abad ketiga, ia mengabdi pada Roma. Saat itu, Claudius II membuat peraturan bahwa seorang pria muda dilarang untuk menikah.

Alasan munculnya aturan ini adalah keyakinan sang kaisar bahwa pria yang masih lajang akan dapat menjadi prajurit yang lebih baik ketimbang pria berkeluarga. Tentu saja, Pendeta Valentine menentang keras aturan tak manusiawi itu.

Secara rahasia, Pendeta Valentine kemudian membantu pasangan muda yang ingin menikah secara diam-diam. Ketika Kaisar Claudius II mengendus kelakuan Valentine, maka sang pendeta pun dipenggal.

Masih berdasarkan penjelasan dari website History, versi lain menyebut bahwa Valentine adalah seorang yang tengah ditahan di penjara Romawi. Ia kerap membantu para tahanan untuk melarikan diri dari siksaan sipir dan penjaga tahanan yang bengis.

Konon, ketika berada di penjara, Valentine sering menulis surat dengan ciri khas adanya tulisan 'From Your Valentine' (dari Valentinemu) kepada seorang wanita. Hingga kini, tulisan 'From Your Valentine' tersebut kerap digunakan dalam kartu ucapan atau puisi dalam perayaan Hari Valentine.

Sementara itu, situs National Geographic menghadirkan kisah yang berbeda. Diceritakan bahwa Valentine adalah nama orang suci yang memiliki kemampuan menyembuhkan.

Konon, Valentine dibawa ke hadapan kaisar pada masa-masa penindasan Romawi terhadap orang Kristen. Di hadapan kaisar, Valentine dipaksa untuk meninggalkan agama Kristen. Akibat menolak, ia diberi hukuman tahanan rumah.

Si pemilik rumah menantang Valentine untuk menunjukkan mukjizat Tuhannya. Valentine -dengan bantuan kuasa Tuhan- kemudian memulihkan penglihatan seorang gadis muda. Ketika kabar itu masuk ke telinga kaisar, Valentine dieksekusi pada tanggal 14 Februari.

Akibat peristiwa eksekusi 14 Februari tersebut, Hari Kasih Sayang atau Valentine dirayakan pada tanggal 14 Februari. Tujuannya adalah untuk memeringati kasih sayang Santo Valentinus dan tanggal kematiannya.

Versi Lain Sejarah Hari Valentine: Festival Pagan Lupercalia

Kembali mengutip situs History, beberapa pihak percaya bahwa asal-muasal adanya perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine berasal dari Festival Pagan Lupercalia. Valentine dipercaya sebagai upaya untuk meng-Kristen-kan upacara Lupercalia.

Faktanya, tidak ada yang tahu kapan festival ini mulai dirayakan. Namun, berdasar informasi dari situs National Geographic Indonesia, Lupercalia diperkirakan telah dirayakan sejak abad keenam sebelum Masehi (SM).

Lupercalia sendiri adalah upacara pemurnian dan penebusan pelanggaran yang tidak disengaja kepada dewa. Meski terlihat penuh taubat, di dalamnya, terjadi kekerasan kepada para wanita.

Dirayakan pada tanggal 15 Februari, Lupercalia dilangsungkan di tiga tempat, Gua Lupercal, Bukit Palatine, dan Comitium. Festival dimulai dengan pengorbanan kambing jantan dan anjing di Gua Lupercal.

Darah hewan kurban kemudian dioleskan pada sepotong wol. Luperci, sekelompok imam Romawi, akan membawa potongan wol tersebut dan berlari setengah telanjang atau telanjang secara menyeluruh di Palatine.

Ketika berlari, para wanita yang berada dalam jangkauan akan dicambuk. Makna cambukan ini berkaitan dengan kesuburan wanita. Diyakini bahwa wanita yang terkena akan mendapat kesuburan di tahun berikutnya.

Setelahnya, para pria akan memilih wanita yang diinginkannya. Seringnya, pasangan yang dijodohkan akan terus bersama hingga tahun berikut. Bahkan, tidak sedikit yang akhirnya menjalani bahtera rumah tangga bersama.

Pada perkembangan selanjutnya, Festival Lupercalia dilarang pada tahun 341 Masehi. Namun, baru pada akhir abad kelima, ketika Paus Gelasius mengeluarkan dokumen resmi dan dengannya, festival ini benar-benar berhenti dilakukan.

Kenapa Valentine Dikaitkan dengan Hal Romantis?

Selain versi yang menceritakan kisah romantis Valentine dengan seorang gadis di penjara Romawi, ada juga versi lain tentang alasan Hari Kasih Sayang bersinggungan dengan hal romantis.

Jack B. Oruch, seorang profesor dari University of Kansas, menyatakan bahwa seorang penyair, Geoffrey Chaucer, adalah orang pertama yang menghubungkan Valentine dengan hal romantis.

Geoffrey Chaucer telah mengaitkan Valentine's Day dengan sensasi romantis dalam puisinya yang berjudul 'The Parlement of Foules'. Profesor Oruch berpendapat bahwa alasan Geoffrey untuk menghubungkan keduanya mungkin terjadi secara kebetulan.

Setelahnya, para penyair terkenal, seperti Shakespeare, juga turut mengaitkan Hari Kasih Sayang alias Valentine's Day dengan hal-hal romantis. Akhirnya, pada masa kini, konotasi romantis dalam perayaan ini telah mengakar dengan kuat.

Nah, itulah sejarahnya hingga Hari Kasih Sayang disebut Valentine. Semoga informasi yang disajikan bermanfaat, ya!




(dil/apu)

Hide Ads