- Ciri-ciri Beras Oplosan dan Perbedaannya dengan yang Asli 1. Warna Butir Tidak Seragam 2. Ukuran dan Bentuk Tidak Konsisten 3. Aroma Tidak Khas dan Cenderung Hambar 4. Tidak Ada Bintik Putih di Tengah Butiran 5. Tekstur Nasi Terasa Lembek Setelah Dimasak 6. Ada Campuran Benda Asing atau Tampak Mengkilap Berlebihan 7. Daya Simpan Lebih Pendek dan Cepat Rusak
- Bahaya Beras Oplosan
Belakangan ini, kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan pangan semakin meningkat, terutama terkait beras yang beredar di pasaran. Banyak yang mulai mencari tahu tentang ciri-ciri beras oplosan, karena tak sedikit produk yang tampak bersih dan wangi ternyata dicampur bahan lain yang berisiko bagi kesehatan. Kondisi ini membuat konsumen perlu lebih jeli dan tidak hanya menilai dari penampilan luar saja.
Fenomena ini mendorong pentingnya edukasi agar masyarakat bisa lebih waspada saat memilih beras untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa oknum produsen kerap menyamarkan kualitas asli beras dengan cara yang tidak wajar demi menarik perhatian pembeli, padahal bisa membahayakan bila dikonsumsi jangka panjang.
Karena peredaran beras oplosan semakin masif di pasaran, konsumen juga perlu lebih jeli dalam memilih. Yuk, cari tahu ciri-ciri beras oplosan berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Beras Oplosan dan Perbedaannya dengan yang Asli
Berdasarkan penjelasan Prof Tajuddin Bantacut, Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University serta buku Agar Jantung Sehat yang ditulis Pangkalan Ide, beras oplosan memiliki ciri khusus yang sebenarnya dapat dikenali dengan mudah secara kasat mata.
1. Warna Butir Tidak Seragam
Salah satu tanda yang paling mudah dikenali dari beras oplosan adalah warna butirannya yang tidak seragam. Beras asli, terutama yang berkualitas baik, cenderung memiliki warna yang serupa dan konsisten.
Sebaliknya, beras oplosan sering terlihat bercampur antara putih cerah dan sedikit kekuningan. Perbedaan warna ini terjadi karena beras dioplos dari berbagai jenis atau kualitas yang berbeda.
2. Ukuran dan Bentuk Tidak Konsisten
Beras asli biasanya memiliki bentuk dan ukuran butiran yang seragam. Jika kamu menemukan beras dengan butiran panjang pendek yang tercampur atau bentuknya tidak beraturan, maka kamu patut curiga. Perbedaan ukuran ini menandakan bahwa beras kemungkinan telah dicampur dari beberapa varietas berbeda untuk meningkatkan volume atau menekan biaya produksi.
3. Aroma Tidak Khas dan Cenderung Hambar
Beras asli, terutama jenis pandan wangi, memiliki aroma yang khas bahkan sebelum dimasak. Aroma tersebut berasal dari kandungan alami yang dimiliki oleh varietas tertentu. Jika kamu mencium bau yang hambar, terlalu tajam, atau bahkan seperti bahan kimia, ada kemungkinan beras tersebut telah dioplos atau diberi tambahan zat pewangi buatan. Beberapa beras bahkan sengaja disemprot dengan aroma pandan untuk menipu konsumen.
4. Tidak Ada Bintik Putih di Tengah Butiran
Jenis beras asli seperti pandan wangi memiliki ciri unik berupa bintik putih di tengah butiran. Ciri ini menjadi penanda visual yang mudah dikenali. Jika beras terlihat terlalu bersih, tidak memiliki bintik sama sekali, atau bintiknya tersebar tidak merata, kemungkinan besar itu bukan beras asli. Beberapa jenis beras oplosan seperti cilamaya muncul atau morneng kerap dipilih karena bentuknya menyerupai pandan wangi, meski aroma dan tampilannya tidak identik.
5. Tekstur Nasi Terasa Lembek Setelah Dimasak
Selain dari tampilan dan aroma, perbedaan juga bisa dirasakan setelah beras dimasak. Nasi dari beras oplosan biasanya terasa lembek, mudah hancur, atau lengket secara berlebihan. Hal ini terjadi karena komposisi varietas yang tidak seimbang atau karena adanya beras rusak yang sengaja dipoles ulang agar terlihat menarik. Berbeda dengan nasi dari beras asli yang biasanya pulen, tidak lembek, dan bertekstur stabil.
6. Ada Campuran Benda Asing atau Tampak Mengkilap Berlebihan
Dalam beberapa kasus, beras oplosan ditemukan mengandung bahan tambahan yang mencurigakan seperti pengawet, zat kimia, atau bahkan pewarna. Hal ini dilakukan agar beras tampak lebih segar atau menarik. Namun, bahan tersebut bisa berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Jika saat mencuci beras kamu melihat air berubah warna, muncul busa, atau benda asing mengambang, sebaiknya jangan digunakan.
7. Daya Simpan Lebih Pendek dan Cepat Rusak
Beras yang telah dioplos cenderung lebih cepat rusak saat disimpan. Ini karena beras bisa jadi berasal dari stok lama yang sudah tidak segar dan telah dipoles ulang. Idealnya beras hanya disimpan maksimal enam bulan agar kualitasnya tetap baik. Beras yang sudah disimpan lebih lama dan tidak dikelola dengan baik bisa diserang mikroorganisme, kutu, atau menjadi lembap sehingga tidak layak konsumsi.
Bahaya Beras Oplosan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, beras oplosan sebenarnya bisa dikenali secara kasat mata. Namun, dikutip dari buku Agar Jantung Sehat yang ditulis Pangkalan Ide, Masak Praktis dengan Magic Com oleh Rudy Andreas, serta Utilitarianisme Kebudayaan oleh M Iqbal J Permana, untuk menyamarkan tampilan beras oplosan, beberapa produsen curang menggunakan bahan kimia seperti pemutih agar beras terlihat lebih putih dan menarik.
Salah satu bahan yang sering disalahgunakan adalah klorin. Zat ini lazim digunakan untuk proses pemutihan di luar pangan, tetapi dalam praktik nakal, ditambahkan ke beras agar tampilannya tampak lebih bersih dan mengilap. Hasilnya, beras yang sudah dicampur klorin memiliki warna yang sangat putih, bahkan seperti kristal, berbeda dengan beras alami yang putihnya cenderung wajar atau sedikit kusam.
Selain risiko dari klorin, beberapa jenis beras oplosan juga dicampur dengan bahan pengawet berbahaya. Tujuannya agar bisa disimpan lebih lama tanpa berubah warna atau berbau. Padahal, penggunaan pengawet yang tidak sesuai standar dapat membahayakan kesehatan jika terus-menerus dikonsumsi.
Lebih buruk lagi, proses kimia seperti ini juga bisa merusak nutrisi alami yang ada di dalam beras, termasuk vitamin dan zat bermanfaat yang seharusnya diperoleh dari air tajin atau dedak. Dalam jangka panjang, kebiasaan mengonsumsi beras yang tidak sehat dapat memengaruhi daya tahan tubuh dan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.
Sebagai konsumen, pastikan kita selalu berhati-hati ketika akan membeli beras di pasaran. Semoga penjelasan mengenai ciri-ciri beras oplosan di atas bermanfaat!
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa