Tata Cara Menghitung Weton Jawa untuk Pernikahan dan Contohnya

Tata Cara Menghitung Weton Jawa untuk Pernikahan dan Contohnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 14 Des 2023 12:41 WIB
Ilustrasi pernikahan Jawa
Ilustrasi cara menghitung weton Jawa untuk pernikahan. Foto ilustrasi pernikahan Jawa: Getty Images/iStockphoto/Royaax
Jogja -

Orang Jawa melihat pernikahan sebagai salah satu rangkaian kehidupan manusia yang bersifat sakral. Karenanya, muncullah budaya weton, sebuah cara untuk dapat menentukan pasangan.

Masyarakat Jawa yang masih kental dengan kultur budaya akan menggunakan hitungan weton ini untuk melihat masa depan pasangan yang telah dipilih. Tujuannya adalah agar dapat memilih pasangan yang sesuai untuk kehidupan rumah tangga.

Lalu bagaimana cara menghitung weton Jawa untuk pernikahan? Berikut ini penjelasan lengkapnya dari pengertian, contoh dan ramalannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Weton

Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, weton diartikan sebagai hari lahir seseorang dengan pasarannya (yakni Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) yang dimiliki tiap individu. Sementara itu, berdasar tulisan dalam jurnal Shautuna berjudul 'Tradisi Perhitungan Weton dalam Pernikahan Masyarakat Jawa di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum Adat dan Hukum Islam' karya Meliana Ayu Safitri dan Adriana Mustafa, weton berasal dari kata wetu.

Kata wetu tersebut merupakan kosakata dari bahasa Jawa yang berarti keluar atau lahir. Kata tersebut kemudian diberi sufiks atau akhiran berupa -an sehingga bentuknya berubah menjadi kata benda.

ADVERTISEMENT

Jika diambil titik tengahnya, maka weton dapat diartikan sebagai perhitungan hari lahir seseorang yang didasarkan dengan jumlah nilai dari hari pasaran dan 7 hari biasa dalam seminggu. Hitungan ini kemudian digunakan untuk dapat melihat kecocokan antar pasangan dan kondisi rumah tangga keduanya pasca menikah.

Tata Cara Penghitungan Weton

Penghitungan weton berkutat di sekitar penjumlahan neptu dino (7 hari dalam seminggu) dan neptu pasaran (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage). Angka yang dihasilkan dipercaya memiliki maknanya tersendiri.

Berikut ini tata cara lengkapnya yang dikutip dari Jurnal Budaya FIB UB berjudul 'Analisis Bentuk dan Makna Perhitungan Weton pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang (Kajian Antropolinguistik)' oleh Andika Simamora dkk.

Neptu Dino

  • Senin (4)
  • Selasa (3)
  • Rabu (7)
  • Kamis (8)
  • Jumat (6)
  • Sabtu (9)
  • Minggu (5)

Neptu Pasaran

  • Legi (5)
  • Pahing (9)
  • Pon (7)
  • Wage (4)
  • Kliwon (8)

Orang Jawa pasti memiliki weton yang pencatatannya dilakukan oleh orang tua masing-masing. Kombinasi hari dan pasaran yang dimiliki seseorang akan menjadi nilai wetonnya. Untuk menentukan cocok tidaknya sebuah pasangan, weton keduanya harus dijumlah sehingga muncul maknanya.

Angka dalam kurung yang tertera dalam daftar hari di atas adalah nilainya. Maka, jika seseorang lahir pada hari Kamis Pon, nilainya adalah 8+7 = 15. Karena dalam neptu dino, hari Kamis memiliki nilai 8, sedangkan pada neptu pasaran, Pon bernilai 7.

Hitungan di atas kita anggap sebagai hitungan weton untuk calon mempelai laki-laki. Jika mempelai wanita lahir pada hari Senin Legi, maka nilai wetonnya adalah 9. Kedua nilai tersebut, yakni 15 dan 9 dijumlahkan dan menghasilkan angka 24.

Nah, angka 24 ini dalam perhitungan weton Jawa diartikan sebagai pesthi atau harmonis. Artinya, keduanya diyakini akan mempunyai kehidupan yang baik. Berikut ini maknanya berdasarkan angka yang keluar usai dijumlahkan.

Makna Hasil Penghitungan Weton Jawa Berdasar Penjumlahan

Masih mengutip dari sumber yang sama, di bawah ini penjabarannya:

Pegat atau Cerai (1, 9, 17, 25, 33)

Dalam bahasa Jawa, pegat berarti cerai. Pasangan yang setelah dihitung wetonnya menghasilkan angka 1, 9, 17, 25, dan 33 diyakini akan menghadapi masalah hingga berakhir pada perceraian. Masalah yang muncul dapat disebabkan karena faktor ekonomi maupun perselingkuhan.

Solusi bagi pasangan yang penghitungannya jatuh pada makna pegat adalah memperbanyak berbagi kepada anak yatim piatu dan janda jompo. Selain itu, disarankan untuk memperbanyak ikhtiar dan doa.

Ratu (2, 10, 18, 26, 34)

Pasangan yang hasil hitungannya termasuk dalam ratu diyakini akan hidup sebagaimana seorang ratu, yakni hidup dengan harta dan harmonis. Pasangan ini juga dipercaya telah berjodoh sehingga akan disegani dan dihargai masyarakat. Weton ratu merupakan yang paling bagus di antara lainnya.

Jodho atau Jodoh (3, 11, 19, 27, 35)

Sesuai dengan namanya, pasangan yang mendapatkan weton jodoh diyakini dapat membangun rumah tangga yang harmonis hingga akhir hayatnya. Masyarakat Jawa percaya bahwa weton jodoh memberikan gambaran kecocokan pada pasangan yang akan menikah.

Pasangan dengan hasil weton ini akan mampu menerima kelebihan dan kekurangan kekasihnya. Weton ini adalah weton yang baik dan meramalkan dua insan yang akan bersatu.

Topo atau Masalah (4, 12, 20, 28, 36)

Pasangan yang mendapat weton topo diyakini akan menemui masalah dalam kehidupan awal pernikahan keduanya. Salah satu faktor penyebab permasalahan yang muncul adalah masalah ekonomi.

Meski demikian, jika pasangan dengan weton topo menyikapinya secara tepat dan bijak, maka kehidupan rumah tangga keduanya akan baik-baik saja dan harmonis. Sebaliknya, jika tidak mampu menghadapi permasalahan yang muncul, keduanya dapat bercerai.

Tinari atau Bahagia (5, 13, 21, 29)

Weton tinari sendiri diartikan sebagai weton bahagia. Artinya, pasangan dengan weton tinari diyakini akan mendapat hidup bahagia dengan uang yang cukup, rezeki yang mudah, tidak mengalami kesulitan, dan diselimuti keberuntungan.

Padu atau Pertengkaran (6, 14, 22, 30)

Dalam bahasa Jawa, padu berarti cekcok atau pertengkaran. Pasangan dengan weton padu dipercaya akan mengalami banyak pertengkaran atau cekcok. Orang Jawa percaya bahwa cara untuk meminimalisir weton ini adalah dengan cara melakukan ruwatan atau memilih hari pernikahan khusus.

Sujanan atau Perselingkuhan (7, 15, 23, 31)

Serupa dengan weton padu sebelumnya, pasangan dengan hasil weton sujanan diyakini akan mengalami masalah perselingkuhan. Masalah ini dapat bersumber dari pihak laki-laki ataupun perempuan. Banyak masyarakat Jawa yang kemudian memilih membatalkan pernikahannya karena mendapat weton ini.

Pesthi atau Harmonis (8, 16, 24, 32)

Pesthi berarti harmonis. Pasangan yang beruntung mendapat hasil hitungan pesthi diyakini akan mendapat rumah tangga yang aman, damai, tentram, rukun hingga tua. Meskipun terkadang dilanda masalah, hal tersebut tidak akan sampai merusak keharmonisan yang dimiliki pasangan pesthi.

Tata Cara Penghitungan Ramalan Weton

Selain hitungan seperti yang telah dituliskan di atas, terdapat model hitungan lain untuk menentukan ramalan weton suatu pasangan. Caranya adalah dengan membagi angka hasil hitungan penjumlahan weton dengan angka 10 atau 7 dan sisanya tidak boleh lebih dari tujuh.

Sebagai contoh, dengan hitungan weton yang telah disebutkan di atas, angka 24 kemudian dibagi dengan 10 dan menghasilkan angka 2,4. Angka tersebut kemudian dibulatkan menjadi 2.

Dalam ramalan weton Jawa, sisa pembagian 2 berarti Tunggak Semi. Maknanya, pasangan tersebut akan mudah mencari rezeki, tetapi mudah pula jatuh sakit.

Makna Ramalan Weton Jawa Berdasar Sisa Pembagian

Wasesa Segara (Sisa 1)

Pasangan dengan sisa hitungan wasesa segara diyakini sebagai sosok yang rendah hati. Keduanya diyakini memiliki watak yang baik, pemaaf, dan berwibawa. Keduanya juga memiliki pandangan hidup yang luas dan diramalkan akan rukun selalu.

Tunggak Semi (Sisa 2)

Pasangan tunggak semi diyakini dapat mudah mencari rezeki, tetapi mudah juga untuk jatuh sakit.

Satriya Wibawa (Sisa 3)

Pasangan dengan hasil hitungan satriya wibawa akan mendapat anugerah dan kemuliaan.

Sumur Sinaba (Sisa 4)

Merupakan pasangan yang sering dicontoh. Kehidupan rumah tangganya menjadi tempat untuk mendapatkan ilmu. Pasangan ini juga gemar menolong orang lain.

Satria Wirang (Sisa 5)

Kesusahan diramalkan akan mendatangi pasangan satria wirang. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan selamatan menyembelih ayam.

Bumi Kepetak (Sisa 6)

Pasangan dengan ramalan bumi kepetak adalah tipe pasangan yang tertutup, tetapi rajin bekerja. Rumah tangganya kuat dalam menghadapi masalah dan hidup berkecukupan. Namun, tersisih dari pergaulan.

Lebu Ketiup Angin (Sisa 7)

Orang Jawa yakin bahwa pasangan lebu ketiup angin akan sering mendapat kesusahan, cita-cita sulit terkabul, dan kehidupannya tidak menentu.

Nah, itulah tata cara menghitung weton Jawa untuk pernikahan. Semoga informasi yang disampaikan bermanfaat, ya, Dab!




(dil/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads