Apa Itu Weton? Ini Penjelasan, Arti, Fungsi, dan Cara Menghitungnya

Apa Itu Weton? Ini Penjelasan, Arti, Fungsi, dan Cara Menghitungnya

Galardiaga Kustanto - detikJogja
Kamis, 07 Des 2023 16:05 WIB
Months and dates shown on a calendar whilst turning the pages
Ilustrasi weton dan cara menghitungnya. Foto: iStock
Jogja -

Weton adalah hari kelahiran seseorang yang perhitungannya didasarkan pada tujuh hari dalam seminggu dan lima hari pasaran (hari Jawa). Weton menjadi bagian budaya Jawa yang sudah ada sejak dulu dan hingga kini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat.

Weton dijadikan sebagai pedoman dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Kepribadian bahkan nasib seseorang ditentukan oleh hari kelahirannya. Namun, saat ini perhitungan weton biasanya sering ditemukan untuk menentukan hari baik pernikahan oleh masyarakat Jawa.

Lantas, apa saja fungsi weton dan bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasannya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjelasan dan Arti Weton

Dikutip dari jurnal 'Pandangan Islam Terhadap Perhitungan Weton Dalam Kelahiran' oleh Ahmad Faruq (2019), weton atau neptu secara etimologi diartikan sebagai nilai. Secara terminologi, weton diartikan sebagai angka perhitungan yang didasarkan pada hari, bulan dan tahun Jawa.

Perhitungan weton menjadi bagian pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan yang bisa menjadi pijakan dalam berkehidupan sosial. Pedoman ini digunakan masyarakat Jawa untuk meramalkan sesuatu, mulai dari perhitungan hari baik pernikahan, menentukan arah rumah, menentukan hari panen, mencari hari baik pada awal kerja, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Weton sendiri gabungan dari tujuh hari dalam seminggu yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu dengan pasaran atau hari Jawa yang terdiri dari lima hari yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Hari tersebut akan terus berulang setiap 35 hari sehingga dipercaya bahwa hari kelahiran seseorang selalu berulang setiap lima minggu dimulai dari hari kelahiran masing-masing.

Fungsi Weton Dalam Budaya Masyarakat Jawa

Menyadur dari buku 'Weton: Penentu Praktik Manajemen Laba' oleh Lilik Purwanti (2021), masyarakat Jawa masih menerapkan budaya ini untuk meramalkan beberapa hal, salah satunya adalah karakter diri sendiri. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa karakter setiap orang berbeda-beda karena dilahirkan pada weton, jam, tanggal, maupun bulan yang berbeda.

Selain itu, weton juga dapat digunakan untuk menentukan hari baik pernikahan. Dengan menghitung weton dari calon mempelai wanita dan pria, akan menghasilkan suatu nilai yang memiliki makna kecocokan dan bahkan keberuntungan yang akan diterima nanti. Masyarakat Jawa bahkan masih mempercayai perhitungan weton sebagai dasar membangun rumah dan menentukan hari baik untuk bekerja.

Cara Menghitung Weton

Dikutip dari jurnal 'Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton dalam Tradisi Jawa dan Sunda' oleh David Setiadi dan Aritsya Imswatama (2017), setiap hari dan pasaran memiliki pola serta menyatakan nilai atau neptu masing-masing. Untuk tujuh hari dalam seminggu yakni, Senin dengan neptu 4, Selasa 3, Rabu 7, Kamis 8, Jumat 6, Sabtu 9, Minggu 5. Sedangkan untuk pasaran yakni Legi dengan neptu 5, Pahing 9, Pon 7, Wage 4, Kliwon 8.

Salah satu cara perhitungan yang masih digunakan masyarakat Jawa untuk menentukan hari baik pernikahan adalah dengan tibo rampas. Perhitungan tersebut didasarkan dengan melihat kecocokan nilai neptu dari kedua calon pengantin. Nilai neptu kedua calon pengantin dijumlahkan lalu dibagi tiga dan menghasilkan sisa berapa. Angka sisa tersebut menyimbolkan masing-masing makna.

Jika sisa angkanya satu maka artinya kurang baik. Sisa dua artinya baik untuk kehidupan rumah tangga dan rezeki lancar karena dianggap kedua belah pihak memiliki jarak yaitu sisa satu untuk calon suami, dan sisa satunya lagi untuk calon istri. Sedangkan jika angka sisanya 0 maka artinya jika pernikahan tersebut dilanjutkan maka akan menemui banyak rintangan.

Demikian informasi mengenai weton, lengkap dari arti, fungsi, hingga cara menghitungnya. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(cln/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads