Zendy Kurniawan Narasoma (35) membagikan kisahnya ketika menjadi Abdi Dalem Keraton Jogja untuk meneruskan jejak pendahulunya dalam mengabdi pada kebudayaan. Meski sempat diragukan, ia terus berkarya dan membuktikan kemampuannya hingga saat ini.
Dikutip dari laman resmi Keraton Jogja, Zendy sebelumnya belum pernah berkunjung ke Keraton Jogja hingga ia memutuskan untuk menjadi Abdi Dalem. Rasa penasaran hingga takut sempat terbayang dalam benaknya, hingga ia merasakan sendiri suasana di dalam Keraton.
"Jujur ya saya (mungkin) belum pernah masuk ke Keraton kalau nggak jadi Abdi Dalem. Jadi benar-benar hari pertama 5 Februari 2019 itu, seingat saya, saya baru masuk di Kedhaton. Jadi sangat penasaran, takut, tetapi setelah masuk ke kantor ternyata enak, semua udah senior. (Saya) merasa diayomi seperti seorang anak," ucap Zendy, seperti dikutip detikJogja dari situs Keraton Jogja, Selasa (31/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjadi Abdi Dalem, Zendy adalah seorang surveyor lepas yang bertugas bepergian ke luar kota. Di satu sisi, kakeknya seorang purnatugas Abdi Dalem di Kawedanan Dharah Dalem hendak miji. Ia ditawarkan untuk menggantikan posisi kakeknya dan ia menyanggupi hal tersebut.
Teman-teman Zendy sempat tak percaya bahkan bertaruh bahwa Zendy tidak akan betah dan akan bertahan beberapa bulan dalam mengemban tugas tersebut. Alih-alih, Zendy semakin terpacu dan membulatkan tekadnya hingga terbukti mampu terus berkarya hingga saat ini. Zendy menganggap menjadi Abdi Dalem adalah upaya memelihara kebudayaan tempatnya lahir, khususnya di Keraton Jogja.
Bertugas di Parentah Hageng
Mulanya Zendy diterima di Kawedanan Dharah Dalem, tetapi terjadi perubahan tepat sebelum ia magang, sehingga ia ditetapkan untuk bertugas di Parentah Hageng. Ia merasa cocok bekerja di kawedanan tersebut hingga enam bulan setelahnya ia menjadi jajar dan mendapat nama Paring Dalem Murdo Kartikamurti.
"Jadi saya seminggu masuk di Parentah Hageng, oleh almarhum Kanjeng Pangeran Yudahadiningrat, Wakil Penghageng Parentah Hageng (saat itu), saya dilihat cukup baik. Jadi dua minggu saya sowan bekti didhawuhi besok Syawal sudah dapat ikut wisuda. Alhamdulillah, saya juga senang. karena mungkin (beliau) melihat saya serius," ujarnya.
Kawedanan Parentah Hageng berada di bawah Kawedanan Hageng Panitrapura dan bertanggung jawab mengelola Abdi Dalem. Kawedanan ini terbagi atas urusan punakawan, urusan keprajan, pawiyatan, dan wisuda.
Dalam setahun, pawiyatan atau pelatihan dilakukan untuk empat angkatan yang terdiri dari enam puluh peserta tiap angkatannya. Setelah lulus, para peserta akan mendapat partisara yaitu sertifikat yang menjadi syarat untuk naik pangkat.
"Tugas pokoknya pelayanan mundhak pangkat, liyer mingser, dan miji. Juga ada kegiatan pawiyatan (pelatihan) dan wisuda Abdi Dalem Punakawan serta Keprajan," jelasnya.
![]() |
Berdasarkan pranata kalenggahan, Abdi Dalem yang bergelar sarjana memiliki hak untuk naik pangkat setiap tahunnya. Ia yang bergelar sarjana sosiologi secara berkala juga turut naik pangkat. Pada tahun kedua, ia menjadi bekel anom, lalu bekel sepuh, lurah, dan terakhir penewu pada 2023.
Saat masa-masa awal pengabdian, ia bertugas sebagai lumaksana atau pelaksana umum. Tugasnya membantu di belakang meja seperti membuat minuman, menyapu, membuka dan menutup pintu kantor, serta memeriksa daftar hadir Abdi Dalem. Dengan kemampuannya menggunakan komputer, ia diminta untuk membantu senior membuat laporan.
Pada 2022, Zendy menjadi lumaksana carik (pelaksana kesekretariatan) yang bertugas membuat laporan serta dokumen lain. Lalu pada 2023, dia resmi diangkat sebagai Carik III yang bertugas menangani surat-surat yang diterbitkan Parentah Hageng seperti biwara (pengumuman) dan undangan. Selain itu, ia juga bertugas dalam pelaksanaan pawiyatan.
Selama bertugas, ia harus mengenakan pakaian pranakan jangkep yang terdiri dari lurik dan jarik. Meski dianggap sulit untuk dikenakan, ia merasa bangga untuk memakainya setiap hari.
"Kalau orang yang nggak effort, nggak mantap, itu susah lho. Tapi, saya sudah saya niatkan dari awal. Saya pakai tiap hari. Saya bangga," ungkap pria kelahiran 1988 ini.
Selama mengemban tugas, ia turut mendapatkan banyak pengetahuan termasuk mengenal silsilah keluarga Sultan. Berbagai perubahan positif kerap ia rasakan sejak menjadi Abdi Dalem.
"Yang menarik jadi tahu silsilah, mempelajari Keraton Jogja, mendalami. Jadi saya mempelajari Keraton Jogja itu ya sambil jalan di Parentah Hageng. Dahulu blas nggak tahu apa-apa," tuturnya.
"Lebih menep, lebih prasaja, lebih semeleh, tidak meledak-ledak, karena dituntut kalau menjadi Abdi Dalem itu ya lembah manah, prasaja, sendika dhawuh," lanjutnya.
Komentar Terbanyak
Birdha Diduga Aniaya Driver di Godean Ternyata Bukan Mas-mas Pelayaran
Forum Ojol Yogyakarta Buka Suara soal Ricuh Massa Driver di Godean
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab