Kisah Wandi, dari Teknisi Jadi Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan Cirebon

Kisah Wandi, dari Teknisi Jadi Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 16 Mar 2025 09:00 WIB
Wandi, Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan Cirebon
Wandi, Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Sore itu, selepas menyapu halaman keraton, Wandi tampak sedang duduk beristirahat sambil tetap menggunakan blangkon di kompleks Ksiti Hinggil, Keraton Kasepuhan Cirebon. Meskipun lelah, menyapu halaman menjadi salah satu tugasnya setiap hari sebagai abdi dalam keraton.

Di usianya yang sudah menginjak 60 tahun, Wandi bercerita bahwa dirinya sudah menjadi abdi dalem sejak sekitar tahun 1980-an. Menurutnya, menjadi abdi dalem merupakan profesi yang sudah dilokoni oleh keluarga secara turun-temurun.

"Dari kakek, ayah sampai adik, jadi abdi dalem semua, sudah turun-temurun," tutur Wandi belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain alasan keluarga, alasan lain kenapa Wandi memilih menjadi abdi dalem adalah karena panggilan hati. Wandi memaparkan, menjadi seorang abdi dalem diperlukan keikhlasan dalam menjalaninya. Awal menjadi abdi dalam, Wandi ditugaskan sebagai teknisi listrik dan pengantar tamu.

Menurut Wandi, selama puluhan menjadi abdi dalam, ada banyak suka-duka yang dialami, salah satunya adalah bisa berinteraksi langsung sultan dan keluarga keraton serta bisa bertemu dengan banyak orang yang berkunjung ke keraton Kasepuhan. Tak jarang, jika ada turis dari luar negeri, Wandi juga sering mengasah kemampuannya dalam berbahasa Inggris.

ADVERTISEMENT

"Saya kan teknisi juga, jadi sedikit ngerti bahasa Inggris, kadang kalau ada turis kebingungan yah jelaskan sedikit pakai bahasa Inggris, dulu sih tamu tuh nginep, ada yang bawa beras juga buat sultan, " tutur Wandi.

Menurut Wandi, menjadi dalem tidak boleh mengharapkan upah ataupun bayaran seperti orang yang bekerja pada umumnya. "Alasan utama yah ngabdi, kalau abdi dalam itu, seikhlasnya upahnya," tutur Wandi.

Wandi, Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan CirebonWandi, Abdi Dalem di Keraton Kasepuhan Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Meski tidak memiliki upah yang pasti, Wandi merasa selama menjadi abdi dalam hidupnya terasa lebih berkah dan tenang saat menjalaninya. Untuk menambah pemasukan, Wandi juga membuka jasa service barang elektronik.

"Alhamdulillah ada saja, tenang saja, yang penting bersyukur," tutur Wandi.

Jadi Teknisi

Sebelum menjadi abdi dalam Wandi sendiri bekerja sebagai seorang teknisi barang-barang elektronik selama beberapa tahun. Kemampuan dalam membetulkan barang elektronik Wandi dapatkan ketika ia merantau di Bandung. Kala itu, ia diajari oleh temanya seorang mahasiswa dari ITB.

Wandi memaparkan, dulu masih jarang orang yang membuka jasa servis barang elektronik. Dengan tarif sekitar Rp 50.000, dalam sehari Wandi bisa membetulkan beberapa barang elektronik yang rusak.

"Saya lulusan STM Negeri, saya merantau ketemu orang ITB, terus dilatih. Semua barang elektronik dan listrik itu bisa semua, kayak TV, radio, mesin cuci, tahun 1970-an tuh servis masih Rp 50.000, tapi yah lumayan," tutur Wandi.

Berbeda dengan dulu, sekarang, Wandi kesulitan untuk mencari orang yang ingin menggunakan jasanya membetulkan barang rusak. Menurut Wandi, semakin banyaknya teknisi menjadi penyebab kenapa dirinya sudah jarang membetulkan barang elektronik yang rusak.

Meskipun begitu, Wandi tak masalah, dengan menjadi abdi dalem, setidaknya ia masih bisa makan lewat nasi langsoman, sebuah nasi yang diberikan khusus untuk abdi dalem yang bekerja di Keraton Kasepuhan.

"Ada nasi langsoman, mirip nasi bungkus lah, jam 12 dibagi buat abdi dalem yang kerja hari itu, anaknya 2 sudah kerja semua di Bandung, " pungkas Wandi.




(dir/dir)


Hide Ads