Sebanyak 7.200 pelajar terlibat dalam pementasan Tari Angguk massal di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Kegiatan dalam rangka memeriahkan hari jadi Kulon Progo ke-72 ini pun berhasil masuk Museum Rekor Indonesia (Muri).
Pementasan Tari Angguk massal ini dilangsungkan usai upacara peringatan Hari Jadi Kulon Progo di Alun-alun Wates, sore ini. Para penari yang terdiri dari pelajar putri tingkat SMP-SMA sederajat se-Kulon Progo ini membawakan Tari Angguk bersama-sama dengan sejumlah tamu dan pejabat Pemkab Kulon Progo.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, selaku pemrakarsa Tari Angguk massal mengatakan total peserta yang dilibatkan dalam kegiatan ini mencapai lebih dari 7.200 orang. Banyaknya penari ini berhasil memecahkan rekor muri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merekrut dari siswa siswi SMP, SMA, SMK juga pejabat, dan peserta upacara. Kemudian kita beri nomor, sehingga target kita di angka 7.200 sesuai dengan angka ulang tahun kulon Progo yang ke 72, hari ini Alhamdulillah tercapai bahkan lebih," ucap Joko saat ditemui usai pementasan Tari Angguk Massal, Minggu (15/10/2023).
![]() |
Joko menjelaskan Tari Angguk yang dipentaskan dalam kegiatan ini merupakan tari kreasi baru yang diberi judul Laku Wirasa.Laku Wirasa sendiri adalah sebuah ungkapan bahwa setiap orang yang melakukan perjalanan harus penuh dengan tenggang rasa dan toleransi.
"Ini yang kita kembangkan sekaligus menjadi simbol bahwa kita ini sedang keluar dari persoalan pandemi. Maka kita harus menata ekonomi, harus menata kehidupan, dan menata pariwisata tentunya agar kemudian di pascapandemi ini kita bisa segera memperbaiki semua hal untuk pemulihan ekonomi dan pengentasan kemiskinan," ujarnya.
Tari Angguk Laku Wirasa ini sedikit berbeda dengan Tari Angguk pada umumnya. Perbedaan paling kentara ada pada gerakan yang lebih simpel sehingga mudah dibawakan oleh banyak orang. Selain itu iringan musik yang digunakan juga lebih energik dibandingkan musik pengiring aslinya.
"Hari ini juga kita sajikan orkestra untuk mengemas lagu-lagu Kulon Progo yang selama ini belum pernah dilakukan. Mudah-mudahan energi orkestra ini bisa menambah gayeng dan semangatnya masyarakat Kulon Progo," ujarnya.
![]() |
Terkait alasan memilih Tari Angguk, Joko menjelaskan bahwa tarian ini merupakan identitas Kulon Progo. Bahkan telah ditetapkan sebagai kesenian unggulan dan mendapat penghargaan skala nasional.
"Pada 2013 Angguk sudah ditetapkan dalam SK bupati sebagai kesenian unggulan Kabupaten Kulon Progo dan sudah masuk salah satu penghargaan yaitu menjadi atraksi wisata budaya yang terbaik di Indonesia. Mendapat anugerah pesona Indonesia pada 2016," ujarnya.
"Dan itu momentum yang baik untuk selalu kita kembangkan. Harapannya Angguk bisa menjadi spirit bagi seluruh masyarakat di Kulon Progo, bahkan dengan Angguk kita bisa mendunia," imbuhnya.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Sementara itu salah peserta, Nada asal SMA N 1 Wates mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan ini. Dia pun tidak menyangka jika Tari Angguk bisa dibawakan secara massal hingga diganjar penghargaan Muri.
"Seneng banget yaa, asik gitu tadi bisa ramai-ramai menari Angguk," ujarnya.
Nada sendiri mengaku baru kali ini menarik Angguk. Sebelumnya dia lebih sering membawakan tari-tarian modern. Karena itu aksi menari Angguk massal ini merupakan hal baru dan menantang baginya.
"Apalagi persiapannya cuma beberapa hari ya, tapi syukurlah tadi berjalan lancar," pungkasnya.
![]() |
Simak Video "Video: Peragaan Silat-Tari 'Jakarta Dalam Warna' Dapat Rekor MURI"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa