Rencana penataan kawasan Alun-alun Wates atau Alwa, Kulon Progo memicu gejolak di masyarakat. Hal ini membuat pemerintah setempat bakal menunda pelaksanaan proyek tersebut.
"Kulon Progo tergolong masih butuh penanganan dan kami sadar betul untuk ini (penataan Alwa), kami usul untuk di-pending saja. Barangkali bisa dimanfaatkan untuk hal lebih urgent, dan kedua untuk meredam gejolak di masyarakat yang masih butuh pemahaman lebih dalam," ucap Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (30/1/2025).
Joko mengatakan penundaan ini berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan. Anggaran penataan mencapai Rp 3 miliar yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY juga akan dikembalikan kepada Paniradya Keistimewaan DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama penundaan berlangsung, akan dilakukan kajian mendalam agar penataan Alwa bisa diterima oleh masyarakat.
"Kebetulan kan kita sedang suksesi kepemimpinan, sembari kita nanti nunggu bupati definitif, terus kami juga koordinasi, konsultasi, siapa tahu nanti ada kebijakan berbeda. Itulah kenapa kami kemudian memutuskan untuk pending dan mengembalikan anggaran kepada Paniradya untuk digunakan yang lebih prioritas, daripada kami nekat bangun tapi masyarakat kurang setuju atau banyak gejolak," jelasnya.
Joko mengatakan rencana penataan Alwa sudah dimulai sejak 2022. Konsep penataan ini disusun bersama dengan instansi terkait termasuk organisasi keagamaan yang digandeng untuk mengkaji kehadiran calon landmark berwujud penari angguk di sana.
"Malah justru kami punya kesempatan menata ulang agar penataan alun-alun dengan landmark itu bisa sinkron. Contoh drainase alun-alun itu perlu diperbaiki lagi, perlu diperlebar, kemudian terus itu banyak yang becek sehingga perlu ditinggikan, jadi sekalian itu," ucapnya.
Namun saat rencana ini mengemuka ke masyarakat, justru memicu pro kontra.
"Itu sejak 2022, sudah dirancang, sudah melibatkan semua pihak terkait, sudah ok yes. Begitu kita angkat banyak penolakan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya kawasan Alun-alun Wates, Kulon Progo bakal dipercantik pada tahun ini. Ada sejumlah ornamen baru yang dipasang, salah satunya adalah patung Penari Angguk berukuran raksasa.
"Kehadiran landmark ini (Patung Penari Angguk) agar alun-alun punya ciri khas yang spesifik sekaligus jadi tempat publik yang menarik," ucap Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo, yang saat itu masih dijabat Trusta Hendraswara, ketika dimintai konfirmasi wartawan lewat sambungan telepon, Jumat (3/1).
Trusta menjelaskan proses pembuatan Detail Engineering Design (DED) penataan Alun-alun Wates termasuk pemasangan landmark Penari Angguk sudah selesai dikerjakan pada 2024. Adapun proses pengerjaan akan dilakukan mulai 2025.
"DED sudah dikerjakan pada 2024, kemudian proses pembangunan mulai tahun ini. Target (selesai) juga tahun ini," jelasnya.
Trusta menerangkan anggaran penataan Alun-alun Wates dan pembangunan landmark penari Angguk menggunakan Dana Keistimewaan DIY. Totalnya sekitar Rp 5 miliar, dengan rincian kasar Rp 2 miliar untuk penataan dan Rp 3 miliar untuk patung Penari Angguk.
"Untuk biaya kasarnya dipisah ya karena ini dua kegiatan. Yang penataan itu kurang lebih Rp 2 miliar, dan landmark Angguk sekitar Rp 3 miliar," ucapnya.
Rincian penataan sendiri menyasar pembangunan joging track dan furniture street baru di sekeliling Alun-alun Wates. Nantinya lajur untuk kegiatan joging direncanakan pakai bahan andesit.
"Sementara untuk furniture street-nya nanti berupa bangku-bangku taman yang baru. Desainnya mungkin akan sedikit mirip dengan yang biasa kita jumpai di Malioboro," terangnya.
Sedangkan untuk landmark Penari Angguk rencananya dipasang di sisi selatan Alun-alun Wates. Tinggi patung ini diperkirakan mencapai 10-12 meter, dan dikelilingi patung-patung kecil yang juga menyerupai Penari Angguk.
"Iya, jadi nanti ukuran patung ini rencananya memiliki tinggi kisaran 10-12 meter. Kemudian dikelilingi patung kecil," ucap Trusta.
(apu/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu