Ada Rumah Khusus Tamu Belanda di Museum Benteng Vredeburgh, Seperti Apa?

Ada Rumah Khusus Tamu Belanda di Museum Benteng Vredeburgh, Seperti Apa?

Anandio Januar, Novi Vianita - detikJogja
Minggu, 15 Okt 2023 06:30 WIB
Rumah khusus tamu Belanda di Museum Benteng Vredeburgh Jogja. Ruang tamu ini kini digunakan sebagai ruang laktasi dan RBI. Foto diambil Rabu (4/10/2023).
Rumah yang dulu digunakan khusus tamu Belanda di Benteng Vredeburgh Jogja (Foto: Anandio Januari/detikJogja)
Jogja -

Kompleks Benteng Vredeburg mempunyai bangunan dengan peruntukan masing-masing. Saat dikuasai Belanda, terdapat satu rumah yang menjadi tempat khusus menerima tamu-tamu Belanda dari luar Jawa.

Bangunan berbentuk rumah itu berada dekat dengan gerbang masuk di sisi barat. Bangunan bercat putih gading dengan tiang biru muda itu masih berdiri kokoh di kompleks Benteng Vredeburg.

Pantauan detikJogja, Rabu (4/10/2023), bangunan itu digunakan sebagai ruangan RBI dan ruang menyusui. Di depannya terdapat koleksi Jeep Willys yang pernah dipakai di awal kemerdekaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari informasi di papan deskripsi, Jeep ini sebagai gambaran dari transportasi tentara pada masa perang kemerdekaan. Jeep Willys merupakan mobil pertama yang dibuat sebagai kendaraan tempur pada masa Perang Dunia II. Oleh karena itu, mobil ini menjadi simbol sejarah kemerdekaan Indonesia.

Selain Jeep, di bagian selatan dari bangunan rumah itu terdapat teras yang dilengkapi dengan kursi dan meja selayaknya tempat untuk menjamu tamu. Jendela dan pintu dari bangunan ini tampak bercorak arsitektur Belanda pada umumnya.

ADVERTISEMENT
Rumah khusus tamu Belanda di Museum Benteng Vredeburgh Jogja. Ruang tamu ini kini digunakan sebagai ruang laktasi dan RBI. Foto diambil Rabu (4/10/2023).Rumah khusus tamu Belanda di Museum Benteng Vredeburgh Jogja. Ruang tamu ini kini digunakan sebagai ruang laktasi dan RBI. Foto diambil Rabu (4/10/2023). Foto: Anandio Januari/detikJogja

Khusus Digunakan Tamu Belanda dari Luar Jawa

Edukator Museum Benteng Vredeburgh, Leni Novita (21), menyebut bangunan rumah itu digunakan saat kolonial Belanda menerima tamu orang-orang Belanda yang datang dari luar Jawa.

"Ini sebagai tempat penerimaan tamu orang-orang Belanda dari luar Jawa. Ini bangunan khusus. Ruangan seperti rumah," ujar Leni.

Leni menjelaskan bangunan ini memiliki arsitektur perpaduan Belanda dan Jawa.

"Ini secara nggak langsung bangunannya tuh campur desain Belanda sama Jawa. Yang paling mencolok jendela sama pintu yang terlalu tinggi," tuturnya.

Lebih lanjut, Leni menegaskan bangunan ini hanya digunakan pihak Belanda saat menerima tamu-tamu.

"Jadi (tamu) disambut di sini, kalau tinggalnya diarahkan ke ruang tamu, tapi kebanyakan untuk jamuan gitu di sini. Ini kan satu gedung, di dalamnya ada kamar. Waktu itu pada masa zaman Belanda khusus Belanda aja. Pas Jepang, mereka nggak gunain sebagai apa-apa," pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Novi Vianita Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(ams/ams)

Hide Ads