Ternyata, penjara itu menjadi senjata makan tuan. Ketika Jepang berkuasa, orang-orang Belanda saat itu tak sedikit yang dikurung dalam penjara tersebut.
Untuk diketahui, Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 atas permintaan Belanda dengan alasan untuk menjaga keselamatan Raja Kesultanan Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Keraton. Pihak Belanda kemudian memakai kompleks Benteng Vredeburg sebagai tempat tinggal dan beraktivitas lainnya.
Penjara di Benteng Vredeburg
Terdapat dua tipe penjara di Benteng Vredeburg, yaitu penjara berbentuk seperti kamar dan penjara kecil berbentuk setengah lingkaran.
Penjara berbentuk seperti kamar ada di sebelah timur kompleks Benteng Vredeburg. Ukurannya tidak begitu besar dan memiliki jendela sebagai salah satu pencahayaannya.
Saat ini, ruangan tersebut sudah dialihfungsikan sebagai ruangan-ruangan yang digunakan Museum Vredeburg. Meski begitu, bentuk bangunannya masih terlihat seperti penjara dan hanya mengalami sedikit perubahan.
"Ini ruang tahanan. Hanya segini, tapi sekarang sudah dimodifikasi atasnya. Jadi dulu penjara kayak gini. Satu ruangan nggak mungkin cuma satu (tahanan) dan nggak ada apa-apa isinya," ujar edukator museum, Leni Novita (21) kepada detikJogja, Rabu (5/10/2023).
![]() |
Selain penjara di sisi timur, terdapat juga penjara dengan ukuran lebih kecil di sisi utara Benteng Vredeburg. Penjaranya memiliki atap berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran penjara yang kecil dan tembok yang pendek.
![]() |
Senjata Makan Tuan
Leni menjelaskan bahwa tidak hanya pribumi yang pernah dipenjara di sini. Ketika Jepang berhasil menguasai Benteng Vredeburg, pihak Belanda ada yang dijebloskan ke penjara kecil tersebut.
"Di penjara nggak hanya orang pribumi, tapi Belanda juga pernah dikurung di situ, nggak cuma petinggi tapi orang awam juga. Tapi klasifikasinya seperti apa tergantung cara mereka mengelompokkan, padahal Belanda yang suruh buat (penjara) tapi malah dipenjara di situ," ucap Leni.
"Karena Jepang waktu itu berhasil mengambil Indonesia, jadi pejabat Belanda yang ditangkap baik dia memberontak atau tidak, setahu saya ikut dipenjara. Tapi lebih banyak yang memberontak," lanjutnya.
Tentara Jepang pada saat itu dengan mudahnya memenjarakan siapa saja termasuk orang-orang Belanda.
"Yang kejam itu saat dikuasai Jepang, di depan penjara ini Belanda pada ditembaki oleh Jepang. Jadi Belanda dimasukkan ke dalam (penjara) sini lebih dari 20 orang, belum lagi tentara Jepang yang ingin menembaki mereka, ada yang menembaki mati, disiksa. Mereka yang tingginya di atas rata-rata masuk ke sini, wah, nggak kebayang," jelas Leni.
Sumur Tua di Benteng Vredeburg
Peninggalan kolonial di Museum Benteng Vredeburg yang masih ada yakni sumur air. Sumur ini masih digunakan hingga sekarang.
Sumur tersebut berada dalam sebuah bangunan yang terlihat kecil jika dari kejauhan. Sejak digunakan pihak Belanda hingga saat ini menjadi museum, sumur ini menjadi satu-satunya mata air untuk aktivitas di Benteng Vredeburg.
"Ini ada sumur. Mata air satu-satunya di benteng ini, ada sumur kedalamannya melebihi tubuh manusia, mencapai sekitar 20 meter," jelas Leni.
![]() |
Meski pernah diguncang gempa, bangunan sumur ini masih kokoh hingga saat ini. "Dari dulu ini sumur tidak ada diperbaiki, masih asli. Ini aman dari gempa," jelas Leni.
![]() |
Sumur yang telah ada sejak sekitar tahun 1760-an masih mengeluarkan air yang melimpah. Terlihat air masih memenuhi sumur tersebut hingga mendekati permukaan.
"Masih dipakai tapi pakai pompa sekarang. Pintunya pun sudah susah ditutup," pungkas Leni.
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Novi Vianita Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa