Menjelang peringatan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), masyarakat Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dihadapkan pada lonjakan harga yang cukup signifikan pada sejumlah kebutuhan pokok. Komoditas yang mengalami kenaikan paling mencolok adalah cabai, sebuah fenomena yang kuat diduga akibat kondisi cuaca ekstrem dan serangan hama.
Kenaikan drastis ini telah dikonfirmasi oleh para pedagang di Pasar Wates. Tukirah, seorang pengecer sembako, mencatat bahwa harga cabai telah merangkak naik selama empat hari terakhir.
"Harganya sekarang melonjak," tutur Tukirah saat ditemui wartawan di lokasi, Selasa (9/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan paling ekstrem terjadi pada Cabai Rawit Merah. Harga beli (kulak) komoditas ini kini mencapai Rp 84.000 per kilogram. Angka ini meningkat dua kali lipat dari harga jual sebelumnya yang hanya berkisar antara Rp 37.000 hingga Rp 38.000 per kilogram.
Jenis cabai lain juga mengikuti tren kenaikan ini, di antaranya Cabai Merah Keriting mencapai Rp 69.000/kg, Cabai Rawit Hijau sekitar Rp 66.000/kg, dan Cabai Hijau Besar mencapai Rp 33.000/kg.
Tukirah menduga bahwa curah hujan yang tidak menentu telah mengakibatkan tanaman rontok atau terkena serangan hama. Meskipun demikian, Tukirah melaporkan bahwa volume penjualan di lapaknya masih terbilang stabil, namun ia khawatir kenaikan harga ini akan menggerus daya beli masyarakat dalam waktu dekat.
Selain cabai, harga Bawang Merah juga terpantau meningkat, saat ini dijual pada rentang Rp 54.000 hingga Rp 56.000 per kilogram. Lonjakan harga juga merambat ke komoditas hewani. Zidni, pedagang ayam di Pasar Wates, menyebutkan bahwa harga jual eceran daging ayam potong naik menjadi Rp 40.000 per kilogram, sedikit lebih tinggi dari harga sebelumnya yang berkisar Rp 38.000 hingga Rp 39.000 per kilogram.
"Baru hari ini (harga naik)," ujar Zidni, yang mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan tersebut.
Ia menambahkan, penjualan ayam potong di lapaknya masih stabil, dengan rata-rata penjualan 50 ekor per hari. Zidni memperkirakan dampak penuh dari kenaikan harga ini baru akan terasa setelah satu hingga dua minggu mendatang.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Setda DIY, Eling Priswanto, menegaskan bahwa ketersediaan stok seluruh komoditas utama, mulai dari beras, cabai, sayuran, hingga berbagai sembako, di wilayah Kulon Progo dipastikan aman.
"Kami selalu berkoordinasi dalam tim pengendali inflasi daerah... Jadi kita pastikan juga bahwa seluruh stok aman untuk wilayah Kulon Progo," jelas Eling Priswanto.
Meski stok aman, Eling Priswanto mengakui adanya peningkatan harga pada cabai dan bawang merah. Kenaikan ini dinilai lumrah menjelang hari besar keagamaan. Namun, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berharap kenaikan harga ini tetap terkendali agar tidak menimbulkan beban berlebihan bagi masyarakat.
Pemicu utama kenaikan ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu, yang berimbas pada penurunan hasil produksi akibat faktor cuaca dan hama. Selain itu, musibah di beberapa wilayah penyangga juga turut menjadi faktor penyumbang.
Eling menyoroti komoditas cabai sebagai perhatian utama karena harganya yang cenderung mengikuti patokan nasional.
"Cabai itu yang harus kita waspadai. Karena kalau cabai kan harganya secara nasional. Jadi kita tidak bisa bikin harga sendiri," ujarnya.
Secara keseluruhan, Eling meyakinkan bahwa kondisi inflasi di DIY saat ini masih terpelihara dalam batas kendali, berada di angka 2,92%. "Harapannya adanya perayaan Nataru ini tidak menyebabkan inflasi yang semakin tidak terkendali," ucapnya.
Mengenai langkah intervensi, Eling menyatakan bahwa TPID DIY akan segera turun tangan bersama Pemerintah Kabupaten jika terjadi lonjakan harga yang dianggap sangat signifikan di lapangan.
"Operasi pasar murah sebenarnya juga sudah dijadwalkan secara rutin," tambahnya.
(alg/apu)












































Komentar Terbanyak
Daerahnya Dilanda Bencana, DPRD Padang Pariaman Malah Kunker ke Sleman
Artis Porno Bonnie Blue Digerebek di Bali, Klaim Ngeseks Bareng Seribuan Pria
Alasan DPRD Padang Pariaman Tetap Kunker ke Sleman Saat Dilanda Bencana