Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 Oktober 2025: Cabai Merah Keriting Sepedas Ini

Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 Oktober 2025: Cabai Merah Keriting Sepedas Ini

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 29 Okt 2025 12:19 WIB
Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 Oktober 2025: Cabai Merah Keriting Naik Lagi!
Cabai merah keriting. (Foto: Mufid Majnun/Unsplash)
Jogja -

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan prioritas pembelian pangan sehari-hari.

Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang dikelola Bank Indonesia pada Rabu (29/10/2025) pukul 11.32 WIB, satu bahan pangan tampak naik, yakni cabai merah keriting. Selain itu, tidak ada lagi yang naik atau turun harga.

Cabai merah keriting naik tipis 500 rupiah dari Rp 47.500 menjadi Rp 48.000. Kenaikan ini terjadi tepat setelah kemarin harganya merosot cukup tajam dari Rp 49.250 menjadi Rp 47.500 sekilo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tingkat nasional yang datanya diambil dari rerata provinsi-provinsi Indonesia, harga cabai merah keriting justru turun. Angkanya turun dari Rp 54.100 menjadi Rp 53.000. Daerah dengan banderol termurah adalah Sulawesi Tengah (Rp 27.650), sedangkan yang termahal berlaku di Riau (Rp 98.750).

Perubahan lengkap sembako Jogja hari ini 29 Oktober 2025 dapat detikers simak via poin-poin berikut.

ADVERTISEMENT

Perubahan Harga Sembako Jogja 29 Oktober 2025 Versi PIHPS

Berikut informasi lengkap perubahan harga sembako Jogja 29 Oktober 2025 versi PIHPS:

  • Bawang merah ukuran sedang: Rp 41.500/kg
  • Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
  • Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg
  • Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
  • Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg
  • Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg
  • Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
  • Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg
  • Cabai merah besar: Rp 47.750/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 47.500 menjadi Rp 48.000/kg
  • Cabai rawit hijau: Rp 26.000/kg
  • Cabai rawit merah: Rp 29.750/kg
  • Daging ayam ras segar: Rp 36.250/kg
  • Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
  • Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
  • Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
  • Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
  • Minyak goreng curah: Rp 18.000/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
  • Telur ayam ras segar: Rp 29.500/kg

Perlu dicatat, data final PIHPS tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Perubahan Harga Sembako Jogja 29 Oktober Versi Bapanas

Saat ini, laman panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) masih menjalani proses maintenance. Oleh karena itu, data berikut diambilkan dari Aplikasi Panel Harga Bapanas yang bisa diunduh di smartphone.

Dirujuk pada aplikasi termaksud pada Rabu (28/10/2025) pukul 11.40 WIB di menu 'Tabel Perkembangan Harga', bawang merah, bawang putih bonggol, cabai merah besar, dan cabai merah keriting justru turun harga. Sebaliknya, cabai rawit merah dan gula konsumsi naik.

Data Bapanas pada 1 Oktober 2025 menunjukkan, satu kilo cabai merah keriting dibanderol Rp 44.714 sekilo. Harganya kemudian sempat melonjak sampai menembus titik tertinggi pada 10 Oktober, di angka Rp 54.143/kg.

Banderolan cabai merah keriting kemudian mengalami kenaikan maupun penurunan di koridor 50 ribu rupiah sekilo. Namun, pada 19 Oktober, harganya kembali turun di level Rp 40 ribuan dan bahkan sempat jeblok jadi Rp 30 ribuan sekilo pada 24 Oktober.

Cabai merah keriting kembali bangkit ke angka Rp 45.714 pada 28 Oktober kemarin. Harganya tiba-tiba melonjak dari Rp 38.571 per kilogram dalam satu hari. Hari ini, cabai merah keriting turun dari Rp 45.714 menjadi Rp 44.714.

Berikut perubahan harga sembako Jogja secara lengkap berdasar data Bapanas:

  • Beras premium: Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.913/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Turun dari Rp 34.000 menjadi Rp 33.143/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 31.571 menjadi Rp 30.714/kg
  • Cabai merah keriting: Turun dari Rp 45.714 menjadi Rp 44.714/kg
  • Cabai merah besar: Turun dari Rp 47.857 menjadi Rp 44.714/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari Rp 24.286 menjadi Rp 25.571/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Turun dari Rp 35.500 menjadi Rp 34.833/kg
  • Telur ayam ras: Rp 30.000/kg
  • Gula konsumsi: Naik dari Rp 17.136 menjadi Rp 17.227/kg
  • Minyak goreng kemasan: Rp 19.182/liter
  • Minyak goreng curah: Rp 17.143/liter
  • Minyakita: Rp 16.090/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
  • Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
  • Ikan kembung: Rp 37.833/kg
  • Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
  • Ikan bandeng: Rp 41.000/kg

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

  1. Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
  2. Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
  3. Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Rabu, 29 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads