Emak-emak di Kulon Progo Panen Cuan dari Budi Daya Cabai Jawa

Emak-emak di Kulon Progo Panen Cuan dari Budi Daya Cabai Jawa

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Senin, 21 Jul 2025 13:57 WIB
Sukma saat memetik Cabai Jawa di di Grindang, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, Senin (21/7/2025).
Sukma saat memetik Cabai Jawa di di Grindang, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, Senin (21/7/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Cabai Jawa yang merupakan tanaman liar berhasil dibudidayakan oleh seorang emak-emak di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lewat usaha ini, wanita bernama Sukma Rumekar Sakti (47) mampu meraup penghasilan hingga jutaan rupiah per bulan.

Usaha budi daya Cabai Jawa ini dilakukan di halaman rumah Sukma di Grindang, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap.

"Kurang lebih ya ada sekitar 500 meter persegi luasan tanaman Cabai Jawa yang saya budi dayakan," ungkap Sukma saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukma mengatakan budi daya Cabai Jawa atau yang punya nama latin Piper retrofractum Vahl itu sudah dilakoninya sejak 2022 silam. Semua bermula saat dia memutuskan keluar dari pekerjaannya di Jakarta untuk merawat anaknya yang sakit akibat kecelakaan.

"Jadi awalnya saya punya kerja di Jakarta. Tapi pada 2021 akhirnya keluar karena anak saya kecelakaan dan harus dirawat intensif," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Hidup tanpa pekerjaan karena merawat anaknya yang sakit membuat Sukma sedikit kelimpungan. Dia pun mencoba cari kesibukan lain yang tidak terlalu menyita waktu. Setelah berpikir panjang, terbesit ide mencoba membudidaya Cabai Jawa.

"Nah pas itu kan saya bingung ya, mau kesibukan apa. Terus saya kepikiran kalau dulu pas kecil sering lihat Cabai Jawa di sekitar sini, kenapa nggak dibudidayakan aja ya siapa tahu bisa menghasilkan, apalagi di tempat saya ada lahan yang nganggur," ujarnya.

Cabai Jawa dipilih karena perawatannya tergolong mudah, serta umur tanam yang panjang yakni bisa mencapai 10 tahun dalam kondisi apa pun. "Peminat tanaman ini juga tergolong banyak, jadi kerap digunakan sebagai bumbu masak, terkadang ditemukan juga dalam jamu instan," ujarnya.

Berbekal ilmu yang dia peroleh dari berbagai sumber, Sukma lantas mencoba peruntungannya. Lahan nganggur di samping rumahnya dia sulap jadi ladang Cabai Jawa yang kini telah tumbuh subur dan sudah bisa dipanen.

"Awal-awal memang agak susah karena masalah air, mengingat di sini kan jarang ada air. Tapi akhirnya bisa diakali, dan sekarang sudah bisa tumbuh normal," terangnya.

Kini Sukma punya 250 tanaman cabe jawa yang setiap harinya bisa dipanen dan akan selalu bertambah hasilnya setiap pertambahan umur tanaman. Dari jumlah tersebut, Sukma bisa memperoleh 57 kg hasil panen setiap bulan.

"Panenan bisa 57 kg basah. Kalau sudah dikeringkan jadi kisaran 19 kg," ucapnya.

Lantas berapa rupiah yang berhasil diraup Sukma dari budi daya ini? Sukma mengungkap hal itu tergantung dari harga di pasaran. Dulu saat masih awal merintis, harga Cabai Jawa berkisar Rp 50 ribu/kg dan terus naik hingga bisa tembus Rp 90 ribu/kg.

"Kalaupun turun, sekarang paling rendah kisaran Rp 60 ribu/kg. Untuk rata-rata penghasilan ya bisa tembus Rp 1,1 juta," terangnya.




(rih/dil)

Hide Ads