Harga Beras Ngegas, Pedagang-Pemilik Warung Makan di Beringharjo Sambat

Harga Beras Ngegas, Pedagang-Pemilik Warung Makan di Beringharjo Sambat

Iis Sulistiani, Novi Vianita - detikJogja
Rabu, 01 Nov 2023 14:07 WIB
Harga beras di Pasar Beringharjo Jogja kian ngegas, Rabu (1/11/2023)
Pedagang beras di Pasar Beringharjo sambat harga beras terus naik bikin pembeli sepi (Foto: Iis Sulistiani/detikJogja)
Jogja -

Kenaikan harga beras di Kota Jogja kian nggegas. Kenaikan harga beras mencapai Rp 5 ribu per kilogramnya.

Pantauan detikJogja di Pasar Beringharjo, Selasa (1/11/2023), terlihat beberapa kios penjual beras. Dua di antara tiga kios yang detikJogja kunjungi tampak sepi, sedangkan satu kios lainnya terlihat cukup ramai pembeli. Salah satu pembeli tersebut membeli beras jenis C4 dengan harga 13.500 per kilogram.

Salah satu pedagang beras di Pasar Beringharjo, Endang (57) mengungkapkan kenaikan harga beras saat ini terjadi secara signifikan. Bahkan, harga beras super untuk jenis mentik wangi kini mencapai Rp 14.000 per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selisihnya jauh berbeda, waktu pas lagi normal harganya Rp 9.500 sampai Rp 12.500, tapi sekarang kenaikannya cukup signifikan karena gagal panen dan kekeringan," ucap Endang saat berbincang dengan detikJogja di lapaknya.

Endang mengungkapkan untuk beras jenis C4 paling sering dibeli pelanggannya juga mengalami kenaikan. Dari yang semula Rp 9.000 sampai Rp 10.000, kini melonjak hingga Rp 14.000. Tidak hanya itu, kenaikan harga beras putih pun berpengaruh terhadap harga beras hitam dan beras ketan.

ADVERTISEMENT

"Dulu untuk (jenis) C4 yang setara umum harganya naik dari Rp 9.000 sampai Rp 10.000 hingga menjadi Rp 14.000. Kalau beras hitam itu kemarin naik, tapi sekarang agak turun dikit. Kemarin itu Rp 20.000, lalu turun ke Rp 19.000. Ketan hitam juga, tapi yang kualitas A masih mahal, yang kualitas B itu murah. Kualitas A itu benar-benar hitam berasnya," ungkapnya

Hal senada diungkapkan pedagang beras lainnya, Menthuk (48). Ia mengungkapkan harga beras merah dan beras hitam turut mengalami kenaikan.

"Pengaruhnya ada, ikut naik juga. Sekarang beras hitam Rp 20.000, beras merah Rp 15.000. Semula harga beras hitam itu Rp 17.000 sampai Rp 18.000, sedangkan untuk harga beras merah yaitu Rp 12.000," ungkap Menthuk.

Pedagang beras lainnya, Yati, menduga kenaikan harga beras dipicu karena musim kemarau panjang yang menyebabkan petani gagal panen. Sejumlah pedagang yang ada di Pasar Beringharjo pun mengeluhkan kondisi ini karena berimbas pada omzet penjualan yang menurun.

"Iya, sekarang agak sepi. Terus karena ada beras ini (Bulog) harganya misal Rp 12 ribu sekarang Rp 14 ribu, kan terpaut Rp 2 ribu ya agak berat," ungkap Yati.

Kenaikan harga ini terjadi sejak satu bulan terakhir dan belum ada tanda-tanda akan turun. Menurut Yati, dengan adanya suplai beras Bulog dari pemerintah dapat mengendalikan harga beras eceran di pasaran.

"Untung ini ada beras Bulog itu yang harganya rendah dan nggak boleh dijual mahal dengan untung banyak. Kalau beras sudah terkendali nggak ada suplai ini lagi (beras Bulog). Ini kalau nggak dikendalikan dari Bulog kan masih naik terus. Soalnya barangnya susah yang membutuhkan banyak," ujar dia.

Yati pun memastikan beras yang ia jual tetap memiliki kualitas yang bagus, meskipun hanya mendapatkan untung yang sedikit.

"Sekarang itu telaten lah untuk mengendalikan bakul-bakulnya itu. Kita cuma untung dikit nggak papa lah asal masih beli di sini gitu. Sekarang nggak bisa untung banyak," tuturnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pedagang Makanan Juga Terdampak Kenaikan Harga Beras

Kenaikan harga beras ini juga turut dirasakan pemilik warung makan di Pasar Beringharjo. Pemilik 'Warung Bu Joko', Lusi (68) kenaikan harga beras sangat berpengaruh terhadap omzet pedagang makanan seperti dirinya.

"Harga beras naik ya harga nasi ikut naik. Tadinya mau naikkan kan nggak bisa mbak, karena di sini konsumennya pedagang sama karyawan pasar. Bayarnya kan minim. Dulu umpamanya dapat Rp 1.000, sekarang pendapatannya hanya Rp 500," ucap Lusi.

Pemilik warung makan, Lusi (68), di Pasar Beringharjo Jogja juga terdampak kenaikan harga beras. Foto diambil Rabu (1/11/2023).Pemilik warung makan, Lusi (68), di Pasar Beringharjo Jogja juga terdampak kenaikan harga beras. Foto diambil Rabu (1/11/2023). Foto: Iis Sulistiani/detikJogja

Lusi mengaku tidak mengurangi kuantitas beras yang dia beli meski harganya mahal. Dia pun tetap melayani pembeli dengan porsi sama seperti biasanya.

"Saya kalau beli itu nggak pasti. Sabtu-Minggu kalau ramai bisa 5 kg. Tapi kalau nggak ya cuma 3 kg. Beli berasnya tetap, kadang segitu aja nggak habis," ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


Hide Ads