Pedagang Teras Malioboro 2 Sambat Sepi: Orang Cuma Nawar Aja, Nggak Beli

Pedagang Teras Malioboro 2 Sambat Sepi: Orang Cuma Nawar Aja, Nggak Beli

Iis Sulistiani, Jihan Nisrina Khairani - detikJogja
Jumat, 29 Sep 2023 18:17 WIB
Suasana Teras Malioboro 2, Jumat (29/9/2023)
Suasana Teras Malioboro 2, Kota Jogja, Jumat (29/9/2023). Foto: Iis Sulistiani/detikJogja
Jogja -

Pedagang Teras Malioboro 2 Jogja mengeluhkan sepinya pembeli dan kondisi bangunan yang dinilai kurang nyaman bagi pengunjung. Pedagang mengaku rindu pendapatan mereka saat berjualan di selasar Jalan Malioboro.

Pantauan detikJogja, Jumat (29/9/2023) pukul 11.00 WIB, Teras Malioboro 2 tampak ramai pengunjung khususnya di area depan. Meski begitu, area dalam Teras Malioboro 2 yang berada di utara Gedung DPRD DIY ini terasa panas karena atapnya yang terbuat dari seng.

Jika bagian depan ramai pengunjung, maka kontras dengan bagian belakang Teras Malioboro 2 yang tampak sepi. Hanya terlihat penjual yang menawarkan dagangannya. Hal ini juga dirasakan salah satu pedagang, Sania (53) yang mengeluhkan posisi berjualannya yang kurang strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jauh sekali. Istilahnya untuk makan sendiri aja alhamdulillah kalau bisa nasi sayur. Kalau ini masih mending. Kalau tambah (tempat) yang kejepit, mau cari pembeli aja susah. Misalnya sehari cuma laku daster tiga 100 ribu, untungnya lho cuma 20 ribu," kata Sania kepada detikJogja di lokasi.

Dia mengaku sejak pindah ke Teras Malioboro 2, jumlah pendapatannya jauh berkurang bahkan cenderung sepi. Dia rindu masa-masanya berjualan di selasar Jalan Malioboro.

ADVERTISEMENT

"Pernah nggak ada pembeli dari pagi sampai jam 23.00 WIB saya baru tutup. Orang nawar aja, seharian nggak dapet (pembeli). Kadang-kadang daster ini diminta Rp 25 ribu walaupun orang nawar di bawah modal," ungkap Sania.

Suasana Teras Malioboro 2, Jumat (29/9/2023)Suasana Teras Malioboro 2, Kota Jogja, Jumat (29/9/2023). Foto: Iis Sulistiani/detikJogja

Hal senada juga dirasakan pedagang lainnya, Wer (60). Pria yang berjualan di lorong sebelah Sania ini menyebut mayoritas pengunjung jarang ada yang masuk hingga ke area belakang Teras Malioboro 2. Hal ini pun berdampak pada pendapatan pedagang di blok tempatnya berjualan.

"Kalau di pinggir dulu ya lumayan, walaupun nggak liburan. Kalau di sini cuma bisa bertahan, kadang ada, cuma nggak seberapa," ujar dia.

"Omzetnya juga jauh turun. Nggak ada sepertiganya waktu di luar. Kalau bagian depan ke sana masih agak bagus, masih ada. Kalau bagian belakang ini nunggu laku aja sampai magrib, itu pun nggak nentu," imbuh Wer.

Hal itu juga diamini pedagang lainnya, Puji (52). Jika bisa memilih, dia juga ingin kembali berjualan di selasar Jalan Malioboro untuk menjangkau lebih banyak pembeli.

"Oh iya mending di sana, walaupun kehujanan kepanasan tapi enak. Tempat orang jalan-jalan nggak usah ditawarin aja udah pada dateng, di sini ditawarin saja susah banget. Kalau udah sampai perempatan situ nggak mau ke sini (blok belakang)," ucap perempuan tersebut.

Tak hanya soal pembeli yang sepi, kondisi Teras Malioboro 2 juga dikeluhkan panas. Hal ini dinilai mengurangi kenyamanan wisatawan saat berbelanja.

"Ini panas ya. Mungkin kalau atapnya lebih tinggi akan lebih enak, terutama yang di dalam. Kalau yang di pinggir-pinggir sini masih ada angin. Kalau yang di dalam nggak ada soalnya, saya habis dari dalem terus keluar, nggak kuat. Kasihan pedagangnya yang di dalam," kata wisatawan asal Surabaya, Megawati (65).

Suasana Teras Malioboro 2, Jumat (29/9/2023)Suasana Teras Malioboro 2, Jogja, Jumat (29/9/2023). Tampak tak semua pedagang membuka lapaknya berjualan. Foto: Iis Sulistiani/detikJogja

Wer pun juga sependapat fasilitas di Teras Malioboro 2 masih belum memadai bagi kenyamanan pengunjung. Ketika musim kemarau ditambah masa liburan, area tersebut menjadi sangat padat dan pengap. Namun, situasinya berbeda saat musim hujan tiba. Wer menyatakan Teras Malioboro 2 pernah mengalami banjir.

"Fasilitasnya memang jauh sekali. Kalau musim panas ya begini rasanya. Kalau musim hujan kadang bocor atapnya, tapi nggak semua. Ada beberapa titik itu bocor, terus kalau udah saking hujannya nanti banjir di sini. Tamu kalau udah siang datang, nggak kuat lama-lama di sini. Panas sekali. Atapnya terlalu rendah," terangnya dia.

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads