CVT Motor Itu Apa? Ini Tips Merawat, Cara Kerja, dan Fungsinya

CVT Motor Itu Apa? Ini Tips Merawat, Cara Kerja, dan Fungsinya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Jumat, 31 Okt 2025 14:46 WIB
Paket sparepart custom untuk CVT Honda PCX lokal
Credit foto: Luthfi Anshori
Ilustrasi CVT Motor. Foto: Luthfi Anshori
Jogja -

Bagi kamu pengguna motor matic, istilah CVT pasti sudah tidak asing lagi. Sistem ini jadi salah satu alasan kenapa motor matic terasa halus saat dikendarai tanpa perlu repot mengganti gigi. Namun, tahukah kamu bagaimana cara kerja CVT sebenarnya dan apa saja komponen penting yang membuatnya bisa memberikan akselerasi mulus seperti itu?

CVT atau Continuously Variable Transmission memungkinkan mesin beradaptasi otomatis dengan kecepatan tanpa perpindahan gigi yang terasa. Sistem ini bekerja dengan mekanisme pulley dan sabuk yang terus menyesuaikan rasio, menjaga tenaga tetap optimal. Tapi, agar performanya tetap mulus, CVT juga butuh perawatan rutin yang sering kali diabaikan oleh pengendara.

Untuk kamu yang penasaran bagaimana cara kerja CVT motor, cara merawatnya, hingga tanda-tanda kerusakannya, simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari Motoress, detikOto, dan beberapa buku otomotif di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • CVT motor memungkinkan perpindahan tenaga yang halus tanpa gigi, membuat motor matic lebih nyaman dikendarai.
  • Sistem ini bekerja dengan pulley dan sabuk yang terus menyesuaikan rasio sesuai kecepatan kendaraan.
  • Perawatan rutin seperti mengganti oli CVT, membersihkan komponen, dan menjaga beban motor penting agar transmisi tetap awet dan responsif.

ADVERTISEMENT

CVT Motor Itu Apa?

Dikutip dari laman Motoress, continuously variable transmission atau CVT motor adalah sistem transmisi otomatis yang memungkinkan kendaraan untuk melakukan perpindahan gigi secara mulus tanpa adanya gear yang terputus atau langkah-langkah yang jelas. Berbeda dengan transmisi manual pada motor tradisional yang mengandalkan proses penggantian gigi dalam urutan tertentu, CVT menawarkan akselerasi yang halus dan terus menerus.

Sistem ini banyak digunakan pada motor skuter dan kendaraan powersports lainnya karena kemudahan penggunaannya. Caranya cukup 'putar dan jalan' tanpa perlu mengatur kopling atau berpindah gigi.

Fungsi utama dari CVT pada motor adalah untuk memberikan kenyamanan berkendara, terutama bagi pemula atau mereka yang ingin pengalaman berkendara yang lebih santai. Dengan CVT, pengendara tidak perlu repot-repot mengatur gigi, dan motor dapat melakukan akselerasi yang mulus sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Bagaimana Cara Kerja CVT Motor?

Masih menurut Motoress, CVT bekerja dengan menggunakan dua komponen utama, yaitu dua pulley (katrol) dan sabuk (belt) yang menghubungkan keduanya. Ketika kendaraan bergerak, salah satu pulley akan berubah ukuran sesuai dengan kecepatan kendaraan.

Saat kecepatan kendaraan meningkat, salah satu pulley membesar sementara pulley lainnya mengecil. Ini memungkinkan sabuk untuk berpindah di antara berbagai ukuran pulley, menciptakan perubahan rasio yang tak terhingga.

Proses ini memungkinkan mesin untuk tetap berada pada rentang RPM yang ideal, terlepas dari kecepatan kendaraan. Misalnya, saat motor berakselerasi, mesin akan mencapai RPM optimal terlebih dahulu dan kemudian menjaga RPM tersebut sambil rasio pada pulley berubah untuk menambah kecepatan. Hal ini menghasilkan akselerasi yang sangat halus tanpa adanya perubahan gigi yang terasa atau peralihan yang tiba-tiba, yang sering terjadi pada transmisi manual.

Keistimewaan dari sistem CVT adalah 'percepatan tanpa hentian' atau 'step-less acceleration'. Artinya, proses percepatan terjadi secara terus-menerus dan lancar, tanpa adanya peningkatan yang terasa seperti pada kendaraan dengan transmisi manual yang memiliki langkah-langkah gigi tetap.

Bagaimana Cara Merawat CVT Motor?

Setelah memahami cara kerja sistem transmisi CVT pada motor, penting untuk mengetahui bagaimana cara merawatnya agar tetap berfungsi dengan baik dan awet. Sistem CVT yang otomatis dan tanpa perpindahan gigi yang terasa memberikan kenyamanan dan performa yang mulus. Namun, seperti semua komponen mekanik, sistem ini memerlukan perawatan berkala untuk memastikan kinerjanya tetap optimal.

Berikut adalah beberapa tips penting dalam merawat sistem CVT motor yang dihimpun dari Buku Pintar Teknisi Otodidak Sepeda Motor Matic tulisan Marsudi MT serta Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor tulisan Ir Hartoto Soedarmo.

1. Ganti Oli CVT Secara Rutin

Salah satu langkah penting yang perlu dilakukan untuk menjaga kinerja CVT adalah mengganti oli secara berkala. Oli CVT berfungsi untuk melumasi komponen-komponen penting dalam transmisi, seperti belt dan pulley, sehingga mereka dapat bergerak dengan lancar. Jika oli sudah berkurang atau kualitasnya menurun, komponen-komponen ini bisa terkikis dan menyebabkan gangguan pada perpindahan daya.

Sebaiknya, ganti oli CVT setiap 6.000-8.000 kilometer agar peranti tetap bekerja dengan optimal. Pastikan juga untuk tidak mengisi oli lebih dari takaran yang disarankan, karena tekanan yang berlebihan bisa merusak komponen.

2. Pilih Oli yang Tepat

Tidak semua oli cocok untuk digunakan pada CVT. Menggunakan oli mesin yang biasa untuk peranti CVT bisa mengakibatkan kerusakan jangka panjang. Pastikan menggunakan oli dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh produsen motor, seperti yang memiliki karakter khusus untuk CVT.

Biasanya, oli CVT memiliki kekentalan yang berbeda dengan oli mesin biasa, yang dapat mempengaruhi kinerja sistem transmisi. Beberapa merek oli CVT khusus tersedia di pasaran yang telah memenuhi standar dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh sistem ini.

3. Bersihkan Komponen CVT Secara Berkala

Debu dan kotoran yang menumpuk pada bagian dalam CVT bisa menyebabkan sistem transmisi bekerja lebih keras. Sebaiknya, lakukan pembersihan berkala pada bagian-bagian CVT seperti filter, primary sheave, dan secondary sheave untuk menghindari gangguan pada kinerjanya.

Gunakan semprotan angin atau bahan pembersih yang sesuai dan pastikan semuanya kering sebelum melumasi kembali dengan grease CVT yang sesuai. Pelumasan ini penting untuk menjaga agar bagian-bagian tersebut tetap bergerak dengan lancar dan tidak cepat aus.

4. Gunakan Beban yang Sesuai dengan Kapasitas Motor

Perawatan lain yang sering diabaikan adalah mematuhi kapasitas beban maksimal yang disarankan oleh pabrikan. Mengangkut beban berlebih dapat menyebabkan komponen CVT bekerja lebih keras dan mengurangi umur pemakaian transmisi. Saat beban melebihi kapasitas, sistem CVT akan tertekan dan ini dapat memengaruhi performa motor, bahkan menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian penting seperti pulley dan belt.

5. Pastikan Oli CVT Tidak Berkurang

Jika oli CVT berkurang, fungsinya untuk melumasi dan melindungi komponen-komponen dalam sistem transmisi menjadi kurang optimal. Hal ini bisa menyebabkan suara mendengung, kekurangan tenaga, dan bahkan bisa mengganggu proses perpindahan daya yang harusnya berjalan mulus. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memeriksa kondisi oli CVT secara berkala dan tambahkan oli yang sesuai dengan volume yang disarankan oleh produsen motor.

Kerusakan Umum pada CVT Motor

Menurut laporan dari Ravi Andrian Wijayanto (Politeknik Jember) yang dikutip detikOto, penyebab utama kerusakan CVT meliputi keterlambatan servis, usia komponen yang sudah melewati masa pakai, dan keausan akibat penggunaan terus-menerus. Selain itu, membawa beban berlebih juga dapat mempercepat kerusakan karena menambah tekanan pada sistem transmisi.

Dikutip dari skripsi Andi Susanto (Universitas Negeri Semarang), berikut beberapa jenis kerusakan umum pada CVT motor yang perlu diwaspadai.

1. Roller CVT Aus atau Rusak

Roller CVT berfungsi mengatur pergeseran pulley sesuai kecepatan mesin. Bila roller rusak atau aus, motor akan terasa bergetar pada putaran bawah. Selain itu, tenaga di putaran atas menjadi tidak maksimal, dan akselerasi terasa seperti tertahan.

2. Masalah pada Kopling CVT

Kopling CVT bertugas menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Jika mangkuk kopling mengalami masalah, motor akan terasa tersendat pada putaran bawah maupun atas. Gejala ini biasanya terasa saat motor mulai dijalankan atau ketika kecepatan meningkat secara bertahap.

3. Kampas Sentrifugal Aus

Kampas sentrifugal berperan menekan mangkuk kopling agar tenaga mesin dapat diteruskan ke roda. Jika komponen ini aus, pengendara akan merasakan akselerasi motor menjadi lambat dan respons gas menurun. Kondisi ini juga bisa membuat motor kehilangan tenaga di jalan menanjak.

4. Sliding Sheave CVT Mengalami Keausan

Komponen ini bersinggungan langsung dengan v-belt, sehingga rentan aus akibat gesekan terus-menerus. Bila rusak, motor akan terasa tertahan pada kecepatan menengah sebelum kembali normal. Gejala ini sering kali disertai suara kasar dari area CVT.

5. Secondary Fixed Sheave Rusak

Kerusakan biasanya terjadi pada tiga lubang pin guide yang melebar akibat keausan. Jika tidak segera diganti, kondisi ini bisa merembet ke komponen CVT lainnya dan menyebabkan getaran berlebih saat akselerasi.

6. Corong CVT Bermasalah

Corong CVT yang rusak menimbulkan gejala slip, di mana tenaga mesin tidak tersalurkan dengan sempurna ke roda. Bila dibiarkan, kerusakan ini bisa menyebabkan kebocoran dan memengaruhi kinerja kampas kopling maupun v-belt.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai CVT motor, termasuk perawatannya. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads