Pilu! Bayi Cantik Tewas Dibanting Ayah Kandung gegara Nangis Terus

Jabodetabek

Pilu! Bayi Cantik Tewas Dibanting Ayah Kandung gegara Nangis Terus

Kurniawan Fadilah - detikJogja
Senin, 15 Des 2025 20:31 WIB
Pilu! Bayi Cantik Tewas Dibanting Ayah Kandung gegara Nangis Terus
Foto: Ayah kandung pelaku penganiayaan bayi hingga tewas di Ciputat, Tangsel (Dok.Istimewa)
Jogja -

Bayi perempuan berusia enam bulan tewas dianiaya ayah kandungnya sendiri, IS (28), di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). Bayi cantik itu tewas dibanting gara-gara menangis.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Minggu, 14 Desember 2025 sekitar pukul 17.00 WIB. Lokasi penganiayaan berada di Jalan Betawi Kampung Gunung, Jombang, Ciputat, Kota Tangsel.

"Ayah kandung korban sedang menggendong anak korban di dalam warung. Kemudian tersangka menyuruh ibu kandung anak korban untuk membuat susu karena anak korban menangis," jelas Bambang kepada wartawan, dilansir detikNews, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang menyebut IS merasa kesal karena anaknya tak kunjung berhenti menangis. Bayi itu akhirnya dibanting ke lantai sebanyak dua kali.

ADVERTISEMENT

"Tersangka kesal dan emosi karena anak korban tidak berhenti menangis, tersangka melempar anak korban yang sedang digendong ke arah lantai hingga bagian kepala anak korban terbentur yang mengakibatkan pendarahan di daerah kepala anak korban," jelas Bambang.

Dia menyampaikan anak itu langsung dibawa ke rumah sakit. Namun dalam perjalanan, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat pendarahan di kepala.

"Saat dalam perjalanan anak korban meninggal dunia karena pendarahan di bagian kepala. Mengetahui hal tersebut pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian," ujar Bambang.

Saat dilakukan pendalaman, IS mengaku kondisi rumahnya gelap karena kehabisan token listrik. Kondisi gelap itu disebut anaknya terus menangis.

"Menurut keterangan IS, korban menangis terus menerus tanpa henti dikarenakan kondisi rumah gelap. IS tidak mengetahui nomor token listrik TKP yang menyebabkan listrik mati. IS membanting korban sebanyak dua kali, pertama di matras (lantai) secara tengkurap (menghadap bawah), kedua di kasur secara terlentang (menghadap atas)," ungkap Bambang.

"IS mengakui kepala korban terkena botol susu saat membanting kedua kalinya. IS mengakui saat dibanting pertama korban masih menangis dan saat dibanting kedua kalinya korban sempat merintih hingga akhirnya terdiam," pungkasnya.




(ams/apu)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads