Roy Suryo Siapkan Buku Jokowi's White Paper Versi E-book: Tinggal Download

Roy Suryo Siapkan Buku Jokowi's White Paper Versi E-book: Tinggal Download

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 19 Agu 2025 14:35 WIB
Suasana soft launching buku Jokowis White Paper yang ditulis Roy Suryo dkk di sebuah coffee shop di UC UGM, Senin (18/8/2025).
Suasana soft launching buku Jokowi's White Paper yang ditulis Roy Suryo dkk di sebuah coffee shop di UC UGM, Senin (18/8/2025). Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tiffauzia Tiyassuma atau dokter Tifa, menulis buku 'Jokowi's White Paper' yang gagal diluncurkan di University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain dicetak, buku tersebut juga akan menggunakan format elektronik.

"Cetak yang agak lumayan eksklusif. Dan juga cetak yang biasa untuk supaya biayanya bisa murah. Yang eksklusif bisa jadi kenangan. Dan akan muncul juga dalam format e-book ya. Jadi supaya orang bisa cukup baca pdf-nya saya. Tinggal di download. Distribusinya insyaallah nanti pada akhir bulan. Akhir bulan Agustus ini," kata Roy Suryo ditemui wartawan di UC UGM, Senin (18/8/2025).

Sederet Isi Buku

Roy Suryo menjelaskan, buku setebal hampir 700 halaman itu memiliki sederet isi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi isinya tadi saya spill ya. Jadi, isinya adalah satu. Ya, itu memuat dokumentasi tentang apa yang kami lakukan sejauh ini. Mulai dari ketika isu pertama kali ini (dugaan ijazah palsu milik Jokowi) keluar ya," kata Roy Suryo.

Roy Suryo menyebutkan, pihaknya juga menulis tentang kriminalisasi beberapa orang seperti Bambang Trimulyono atau Bambang Tri dan Gus Nur atau Sugi Nur Raharja yang mengkritisi soal ijazah Jokowi. Roy Suryo mengatakan, Jokowi menyebutkan Indeks Prestasi (IP) di bawah 2 dalam seminar yang digelar di Kampus Terpadu UII dan dihadiri juga oleh Prof Mahfud Md dan Buya Syafii Maarif.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu ada dialog santai gitu ya. Ada videonya juga. Yang mengatakan untuk jadi presiden itu IP-nya sebaiknya berapa. Prof Mahfud mengatakan IP-saya 3,8. Nah, Jokowi mengatakan IP saya di bawah 2. Dua aja nggak ada gitu loh, kan mulai dari situ sebenarnya orang berpikir," ujarnya.

"Sempat kemudian mereka mempertanyakan soal itu. Tapi mereka dikriminalisasi. Itu semua kami tulis dalam buku itu," lanjutnya.

Penelitian tentang skripsi milik Jokowi juga tertuang dalam buku tersebut. Adapun ketiganya datang ke UGM dan bertemu dengan wakil rektor, Prof Wening dan Arie Sujito.

"Saya memegang langsung skripsi itu. Saya memegang skripsi itu ya. Dan kemudian kita meneliti langsung ya waktu itu. Kemudian juga kami tulis panjang tentang apa arti Declaration of Human Rights. Apa arti dari Undang-Undang Dasar 45 Masalah 28. Apa arti dari Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik tahun 2018," ujarnya.

Lebih lanjut, Roy Suryo menyebutkan, analisis digital forensik yang dibuat oleh Rismon juga ada di buku tersebut. Analisisnya berupa perbandingan ijazah Jokowi dan milik alumni UGM lainnya seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih.

Dijelaskan Roy Suryo, ijazah tersebut memiliki unsur overlapping detection berupa watermark logo UGM yang reposisinya buruk dan tanda tangan pengesahannya.

"Sangat panjang tentang kajian-kajian itu. Termasuk penggunaan perbandingan dengan RGB ya. Red, Green, Blue atau dengan perbandingan dengan CMYK. Cyan, Magenta, Yellow, and Black. Ya, dari situ detail banget," ujarnya.

Analisis yang dilakukan oleh dokter Tifa pun disertakan dalam buku tersebut. Adapun analisis itu tentang penelitian pola perilaku dan politik seseorang menggunakan metode Behavioral Neuroscience.

"Jadi buku itu insyaallah akan menjadi sebuah referensi yang sangat menarik. Karena kami susun dengan bahasa yang teknis tapi agak populer. Jadi populer science lah," ujarnya.

"Paling menonjol ya kesimpulannya adalah skripsinya 99,9% palsu. Tidak mungkin menghasilkan ijazah asli. Itu saja yang paling penting," tegasnya.

Roy Suryo pun mengungkapkan alasan penjudulan buku tersebut. Judul 'Jokowi's White Paper' disepakati ketiganya untuk membersihkan nama UGM.

"Kami sepakat menjuduli Jokowi's White Paper. Karena kami ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Universitas Gadjah Mada itu, Kami bertiga lulusan sini. S1, S2 nya semuanya dari UGM semua," tegasnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads