Roy Suryo cs Klaim Jokowi's White Paper Gunakan Analisis Ilmiah

Roy Suryo cs Klaim Jokowi's White Paper Gunakan Analisis Ilmiah

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 19 Agu 2025 12:34 WIB
Soft launching buku Jokowi di coffee shop di area UC UGM, Senin (18/8/2025)
Soft launching buku Jokowi oleh Soy Suryo dkk di coffee shop di area UC UGM, Senin (18/8/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tiffauzia Tiyassuma atau dr Tifa menulis buku tentang 'Jokowi's White Paper' setebal 700 halaman. Buku itu ditulis Roy Suryo cs dengan klaim pendekatan ilmiah.

Buku tentang dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), itu berawal dari dialog di kampus Terpadu UII beberapa waktu silam. Acara itu menghadirkan Jokowi sebagai Presiden dan Prof Mahfud Md, Buya Syafii Maarif.

"Waktu itu ada dialog santai gitu ya. Ada videonya juga. Yang mengatakan untuk jadi presiden itu IP-nya sebaiknya berapa. Prof Mahfud mengatakan IP-saya 3,8. Nah, Jokowi mengatakan IP-saya di bawah 2. Dua aja nggak ada gitu loh, kan mulai dari situ sebenarnya orang berpikir," ujar Roy Suryo ditemui wartawan di UC UGM, Senin (18/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, dari situ menurut Roy kemudian muncul orang-orang yang berpikir kritis. Contohnya adalah Bambang Trimulyono atau Bambang Tri dan Gus Nur atau Sugi Nur Raharja.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya, mereka juga pernah bertemu dengan Wakil Rektor UGM yakni Prof Wening dan Arie Sujito. Dia saat itu meneliti soal skripsi yang ditulis Jokowi.

"Saya memegang langsung skripsi itu. Saya memegang skripsi itu ya. Dan kemudian kita meneliti langsung ya waktu itu. Kemudian juga kami tulis panjang tentang apa arti Declaration of Human Rights. Apa arti dari Undang-Undang Dasar 45 Masalah 28. Apa arti dari Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik tahun 2018," ujarnya.

Gunakan Analisis Ilmiah

Buku yang mereka tulis itu diklaim menggunakan analisis ilmiah. Roy mencontohkan Rismon menulis analisisnya menggunakan analisis digital forensik usai membandingkan ijazah jokowi dengan ijazah alumni UGM lain seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih.

Dalam analisis itu pihaknya menemukan unsur overlapping detection dalam ijazah itu. Berupa reposisi yang buruk watermark logo UGM hingga tanda tangan pengesahannya.

"Sangat panjang tentang kajian-kajian itu. Termasuk penggunaan perbandingan dengan RGB ya, Red, Green, Blue atau dengan perbandingan dengan CMYK, Cyan, Magenta, Yellow, and Black. Ya, dari situ detail banget," ujarnya.

Sementara itu dr Tifa menulis tentang Jokowi dengan menggunakan metode Behavioral Neuroscience-nya. Anlisis itu untuk meneliti pola perilaku seseorang, bahkan dihubungkan dengan pola politik perilaku seseorang.

"Jadi buku itu insyaallah akan menjadi sebuah referensi yang sangat menarik. Karena kami susun dengan bahasa yang teknis tapi agak populer. Jadi populer science lah," ujarnya.

"Paling menonjol ya kesimpulannya adalah skripsinya 99,9% palsu. Tidak mungkin menghasilkan ijazah asli. Itu saja yang paling penting," tegasnya.

Lebih lanjut, Roy Suryo mengungkapkan alasan buku tersebut diberi judul 'Jokowi's White Paper'. Mereka sepakat memilih judul itu sebagai upaya untuk membersihkan nama kampus.

"Kami sepakat menjuduli Jokowi's White Paper. Karena kami ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Universitas Gadjah Mada itu, Kami bertiga lulusan sini. S1, S2 nya semuanya dari UGM semua," tegasnya.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads