Ratusan anak-anak ikut dalam Festival Gogoh Iwak di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Festival ini digelar untuk mengisi liburan sekolah dan mengedukasi anak-anak tentang tradisi Gogoh Iwak atau menangkap ikan dengan tangan kosong.
Festival ini diselenggarakan oleh Rumah Makan Dadap Sumilir di Girimulyo, Kulon Progo. Lokasi kegiatan dipusatkan di area persawahan yang berada di sekitar kompleks rumah makan tersebut. Area ini sebelumnya sudah didesain sedemikian rupa hingga mirip kolam yang mampu menampung banyak ikan.
Sedikitnya ada 100 anak dari berbagai daerah di Indonesia ikut dalam festival ini. Mereka berlomba menangkap ikan jenis lele yang berukuran cukup besar. Karena bertajuk Gogoh Iwak, maka proses penangkapan ikan hanya boleh menggunakan tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal itu membuat suasana acara begitu meriah. Banyak peserta yang berjibaku menangkap Ikan sampai tubuhnya berselimut lumpur. Para orang tua pun tak kalah antusias dalam memberi semangat anak-anak mereka agar bisa mendapat banyak ikan.
Meski cukup sulit, tak sedikit anak-anak yang tetap dapat memperoleh ikan. Hasil tangkapan tersebut selanjutnya dihitung untuk menentukan siapa peserta yang paling banyak dapat ikan. Selain itu hasil tangkapan juga boleh dibawa pulang.
![]() |
Pengelola Dadap Sumilir, Awang, mengatakan festival ini merupakan agenda tahunan yang digelar setiap momen liburan. Tahun ini jadi tahun ketiga penyelenggaraan acara dengan jumlah peserta mencapai 100 orang dan jumlah ikan yang ditebar menembus 600-an ekor.
"Festival Gogoh Iwak kali ini merupakan event yang ketiga, kali ini pesertanya lebih banyak mencapai 100-an anak dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu jumlah ikan yang ditebar mencapai 600-an ekor, jenis ikan lele," ucapnya saat ditemui di sela-sela acara, Sabtu (28/6/2025).
Awang mengatakan Gogoh Iwak dipilih untuk mengedukasi anak-anak tentang tradisi menangkap ikan menggunakan tangan kosong. Lewat kegiatan ini pula, pihaknya ingin agar anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan alam, alih-alih menghabiskan liburan hanya dengan bermain gawai.
"Karena anak sekarang itu kan lebih ke gadget ya. Nah mumpung lagi liburan sekolah, kita bikin event ini supaya anak-anak bisa berinteraksi lagi dengan alam, main lumpur-lumpuran," jelasnya.
Awang mengatakan biaya untuk ikut dalam acara ini dipatok sebesar Rp 30.000. Nantinya peserta dapat snack, dan bisa membawa pulang ikan yang sebelumnya telah mereka tangkap.
"Selain itu Ini juga dilombakan, jadi ada 3 kategori di usia 4-6 tahun, usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun. Yang dinyatakan menang yang paling banyak dapat ikan. Kemudian seberapa jerih payahnya mereka untuk menangkap ikan," ucapnya.
Salah satu peserta, Dirga Raya Pradipta (7) asal Purworejo, Jawa Tengah mengaku senang bisa ikut dalam festival ini. Meski diakuinya cukup sulit menangkap ikan dengan tangan kosong, Dirga tetap bisa memperoleh sebanyak 31 ekor ikan.
"Seneng banget, meski agak sulit. Tapi akhirnya bisa dapat tadi, totalnya 31 ekor," ujarnya.
Sementara itu salah satu orang tua peserta, Ari Wibowo menyebut kegiatan ini punya nilai positif di mana anak-anak bisa belajar tentang perjuangan dan sifat pantang menyerah.
"Yang jelas sangat bagus ya, jadinya anak-anak itu tahu tentang perjuangan mencari ikan dengan tangan kosong. Terus nanti bisa menumbuhkan sifat pantang menyerah," ucapnya.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas