Dengan menggunakan tangan kosong, tua-muda, hingga emak-emak berlomba untuk menangkap ikan lele di kolam berukuran 20 x 50 meter. Meski terlihat sulit, para warga tak menyerah. Sebagian mencoba menggunakan baju daster yang sedang dipakainya untuk menangkap ikan lele tersebut.
Salah satunya dilakukan Romlah. Warga Desa Tanjunganom ini terpaksa menggunakan daster yang dipakainya untuk menangkap ikan lele itu.
"Susah kalau pakai tangan, ini sudah lama tapi belum berhasil. Jadi pakai baju daster aja. Ini sudah dapat 5 ekor ikan lele," ujarnya di sela-sela acara parak iwak di Desa Tanjunganom, Selasa (8/7/2025).
Ikan lele yang didapat rencananya akan langsung digoreng setibanya di rumah. Ia berharap tradisi ini rutin dilakukan lantaran bisa menambah keakraban sesama warga.
"Ini nanti mau langsung dimasak, mau digoreng. Semoga ini terus diadakan karena jadi tambah akrab sesama warga," kata dia.
![]() |
Kepala Desa Tanjunganom Suwahyo menyebut ada setengah ton ikan lele yang ditabur di 2 kolam sebelum diperebutkan. Dua kolam tersebut diperuntukkan untuk warga laki-laki dan perempuan.
"Jenis ikan yang ditabur itu ikan lele sebanyak setengah ton. Ada 2 kolam, satu untuk bapak-bapak, satunya untuk ibu-ibu," jelasnya.
Ia mengatakan, parak iwak atau menangkap ikan dengan tangan kosong ini merupakan bagian dari kegiatan ruwat bumi. Harapannya, warga semakin menyukai ikan sebagai lauk setiap harinya.
"Jadi ini merupakan rangkaian dari kegiatan ruwat bumi. Dengan adanya tradisi ini harapannya masyarakat jadi suka makan ikan. Apalagi di sini banyak warga yang pekerjaannya adalah budidaya ikan dengan berbagai jenis," tambahnya.
(afn/ahr)